|| 06 ||

503 86 1
                                    

Kuharap
kamu bisa Kupercaya

🌻H A P P Y_R E A D I N G

____-'-_-'-
 

Aqilla menoleh ke arah pintu, menatap orang yang baru saja memanggil namanya tapi, netralnya tertuju, ia pada laki-laki yang berdiri disamping umi Aisyah.

Bingung dan tidak percaya, itu yang saat ini Aqilla rasakan. Tapi inilah kenyataan yang harus diterima. Ia segera menghampiri Aqilla yang masih terdiam ditempatnya.

Aqilla beranjak dari duduknya, ia mencoba menghindari Gus Ilham yang akan mendekat ke arahnya, lalu iya memundurkan langkahnya dan berlari masuk ke dalam kamar mandi yang ada dia kamar tamu.

"Aqilla,!" Gus Ilham mencoba untuk
mengejar Aqilla, Tapi, umi Aisyah menahan tangannya.

"Umi saja yang bicara pada Aqilla ya nak." Pinta umi Aisyah dan diangguki oleh putranya .

Umi Aisyah mengetuk pintu kamar mandi, lalu ia mencoba membukanya dan berharap pintu tidak dikunci oleh Aqilla. Baru saja ia akan menyentuh knop pintu, Aqilla ia sudah lebih dulu keluar dari kamar mandi.

"Nak, dengarkan penjelasan umi, ya?!" Ucap umi Aisyah sambil meraih tangan Aqilla.

"Aku ingin bicara dengan Gus Ilham, dan hanya berdua saja," pinta Aqilla, tanpa menghiraukan ucapan umi Aisyah.

Semua orang yang ada dikamar menatap Aqilla dengan tatapan tidak percaya. Entah apa yang saat ini ada didalam pikirannya,hingga dia bisa mengatakan itu.

"Aqilla! Apa-apan kamu, nak." Sarkas Bunda sarah, lalu ia menghampiri putrinya yang masih berdiri didepan pintu kamar mandi.

"nak, kamu dan Ilham belum mahrom, tidak baik jika hanyalah berdua saja Apalagi, didalam kamar." papar umi Aisyah, "umi temani, ya,?" Tambahnya dengan suara yang lembut berharap Aqilla akan mendengarkan ucapannya

Gus Ilham menatap ke arah Aqilla , ia tahu kalau gadis di depannya sedang marah dan kesal padanya.

"Tidak apa-apa umi, Hanya sebentar saja." Gus Ilham menghampiri uminya yang masih berdiri di samping Aqilla

"Tapi nak, Kamu belum me--" ucapan bunda sarah terpotong oleh Umi Aisyah.

"mereka butuh bicara, sarah." Timpal umi Aisyah, lalu ia mengajak bunda sarah keluar dari kamar

Setelah Umi Aisyah dan bunda sarah pergi, Baik Aqilla maupun Gus Ilham tidak ada satu punyang membuka suara dan sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Setelah dirasa waktunya tepat, barulah Gus Ilham mulai membuka suaranya.

"Sebaiknya, kita bicara sambil duduk agar lebih nyaman," saran Gus Ilham.

Sebenarnya, Gus ilham merasa gugup dihadapi dengan situasi seperti ini. Tapi, ia mencoba untuk tetap terlihat baik baik saja agar Aqilla merasa nyaman beradabdi dekatnya. Begitu juga dengan Aqilla, ia sama gugupnya karena berada di dalam satu ruangan yang sama dengan laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

"Tidak perlu duduk, kita bicara disini aja." tolak Aqilla sembari menetralkan detak jantungnya yang berdetak kencang

"baiklah, kalau itu mau mu." putus Gus Ilham, "jadi apa yang ingin kamu tanyakan kepadaku?" Tambah Gus Ilham dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

Aqilla terdiam sejenak memikirkan apa yang akan ia tanyakan pada laki-laki yang ada di depannya, Tadi, ketika Umi Aisyah dan bunda sarah masih ada di sini banyak, pertanyaan di kepalanya yang ingin ia tanyakan. Kenapa sekarang, Ia merasa bingung harus bicara apa.

"Aqilla Hey!?, kenapa malah melamun," Ujar Gus Ilham menjentikkan jarinya agar Qilla tersadar dari lamunannya

Aqilla sedikit tersetak, lalu ia mengalihkan pemandangan ke yang akan ia katakan pada Gus Ilham.

"kenapa Gus Ilham membohongiku dengan menggunakan nama Faizz???" Tanya Aqilla sembari menoleh pada Gus Ilham.

"Aku gak pernah membohongi mu Qilla, Nama yang kau sebut itu nama yang lebih tepatnya samaran." papar Gus Ilham Qilla menyerngitkan dahinya, merasa ragu dengan apa yang Gus Ilham katakan padanya.

"Tapi, kenapa harus menggunakan nama Faizz? Kenapa nggak langsung mengatakan kalau yang melamar ku itu Gus Ilham." Aqilla menatap Gus ilahm yang juga menatap nya.

"Apa kamu berharap aku yang melamarmu,??" Ustadz Ilham tersenyum sembari menarik turunkan alisnya.

"Enggak ya! Siapa yang berharap seperti itu." Tampik Aqilla mengalihkan pandangan nya ke arah lain

Gus ilham tersenyum melihat pipi Aqilla yang bersemu merah. Sepertinya , dia malu karena telah digoda calon suaminya.

"Jadi, kamu mau orang lain yang melamarmu?" Tanya Gus Ilham memastikan

"Ya enggaklah!, Siapa yang mau dilamar oleh orang yang tidak kita cin--" Aqilla menghentikan ucapannya ketika ia menyadari apa yang baru saja ia katakan

"Serius Qilla?!, Kamu cinta sama saya," Gus Ilham masih saja menggoda Qilla. Apalagi, ia baru saja mendengar gadis di depannya mengatakan kalau dia mencintainya Meskipun tidak secara langsung.

Aqilla tidak menjawab pertanyaan Gus Ilham dia, Benar-benar malu karena mengatakan hal yang seharus nya tidak ia katakan.

"Sudahlah, jangan membahas tentang itu lagi guss." pinta Killa menahan malu karena pertanyaan nya tadi, "ada satu lagi yang ingin aku katakan padamu," Tambahnya sembari menoleh sekilas pada ustadz Ilham.

"Biarkan aku melaksanakan ijab kabul dulu Qilla." Pinta ustadz Ilham
"Semua orang pasti sudah menunggu kita," tambahnya menoleh ke arah pintu kamar yang masih tertutup

Aqilla menatap tajam kearah Gus Ilham, ia benar benar kesal dan marah pada laki-laki didepannya, bisa-bisanya dia meminta hal itu padanya, baru saja Qilla akan menampiknya. Gus ilham sudah lebih dulu melanjutkan ucapannya.

"Setelah itu, kamu bebas bertanya apapun padaku,"papar Gus ilham, "aku mohon," Ia sangat berharap Qilla menyetujui permintaannya

Melihat kesungguhan Gus Ilham, membuat hati Qilla sedikit lulus. Apalagi, ia sudah pernah mengatakan bersedia untuk menikah secepatnya pada Ayah Malik.

Qilla menarik napas panjang sembari menyakinkan hatinya dan ia, Pun menatap Gus ilham dengan penuh ketulusan.

"Baiklah, ayok kita menikah." Putus Qilla, "tapi, ada satu permintaan ku yang harus kamu penuhi, dan bisa kah kamu memenuhinya???" Tambahnya.

"Asalkan tidak menyalahi aturan agama, in syaa Allah aku akan memenuhinya." Pungkas Gus Ilham

Aqilla tersenyum setelah ia mendengar Gus Ilham mengatakan itu padanya, tanpa ragu ia pun langsung mengatakan apa yang ia Ingin kan dan bergumam 'kuharap kamu bisa kupercaya Gus'

"aku ingin dijadikan istri satu-satunya Gus, qilla takut banyak orang yg seperti Gus yang paham agama tapi berpoligami," Ucap Aqilla

"memang banyak lelaki paham agama yang tidak cukup dengan satu perempuan, tapi insyaAllah saya Muhammad Ilham Al-Ghazali ingin menjadi seperti Ali bin Abi Thalib, yang cukup dengan 1 perempuan, dan saya akan menjadikan kamu sebagai Aisyah, yaitu perempuan yang sangat sangat dicintai oleh nabi Muhammad." Papar sang gus

Aqilla mengangguk dengan senyum yang mengembang diwajahnya.

"Baiklah, Aku akan turuti permintaan mu itu Tapi, aku juga ada satu permintaan yang harus kamu penuhi," ucap Gus Ilham sembari tersenyum menatap calon istrinya.

"Apa permintaan nya???" Tanya Aqilla.

••••

Berlanjut..

JANGAN LUPA UNTUK VOTE SEBELUM LANJUT KE -BAB SELANJUTNYA YA, SETIDAKNYA TOLONG HARGAI AUTHOR 🙏

👋👋

TAKDIR CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang