Kegelisahan Vanissa

0 0 0
                                    

Setelah insiden tak menyenangkan yang dilakukan Airlangga pada Sasti di lapangan basket siang ini, aku udah sepakat dengan Sasti untuk nggak memberitahukannya pada Vanissa yang ternyata terpaksa harus ijin tidak masuk sekolah karena tiba-tiba saja perutnya sakit pagi ini. Sepertinya kemarin malam dia salah makan sehingga jadi mencret-mencret terus. Karena tidak ingin membuat Vanissa cemas dan jadi tak enak hati, aku berusaha menutup rapat mulutku dari kejadian tadi siang saat menjenguk  ke rumahnya sore ini. Jadinya, tadi aku pulang duluan bareng Sasti yang batal ikutan ekskul basket hari ini.
Walaupun sedang sakit, Vanissa masih terlihat ceria dan lincah seperti biasanya. Bahkan, dia dengan antusiasnya malah terbuka curhat tentang seorang cowok yang katanya lagi berusaha deketin dia di sekolah belakangan ini. Betapa kagetnya aku waktu denger nama Airlangga disebut dalam cerita pengakuannya itu. Ternyata diam-diam Airlangga emang lagi melancarkan aksi gencarnya mendekati Vanissa. Pantas aja tadi dia usil terus nanyain keberadaan Vanissa pada Sasti yang justru sengaja mengacuhkannya sehingga membuatnya makin ngotot banget nungguin jawaban dari Sasti yang malah berujung pertikaian sengit di antara mereka. Namun, dengan sekuat tenaga aku tetap pasang aksi tutup mulut sepanjang Vanissa bercerita tentang serangan PDKT Airlangga yang terkesan agak mengganggu dan cenderung memaksanya untuk janjian ketemuan atau sekedar ngobrol berdua aja hampir setiap harinya. Mungkin karena itu juga Airlangga terlihat sewot banget hari ini karena belum juga ketemu atau setidaknya mendapat kabar tentang Vanissa kali ya.
Tapi yang pasti sih Vanissa emang nggak mungkin bisa jatuh hati pada cowok yang namanya Airlangga itu. Dari awal  sebenarnya sudah terlihat jelas kalo dia nggak terlalu menyukainya. Aku bisa merasakannya dari tatapan Vanissa yang agak risih sekaligus tak nyaman setiap kali berada di sekitar Airlangga. Sebagai sepupu yang sudah cukup kenal dekat dengannya, setahuku sih  cowok bengal dan agresif seperti Airlangga itu justru yang sangat dihindarinya selama ini. Untungnya, dia bukan tipe cowok yang disukai Vanissa. Setelah selesai mengutarakan saran dan pendapatku pada Vanissa supaya mulai jaga jarak dan nggak usah pusing apalagi repot-repot merespon ajakan atau lebih tepatnya aksi serangan Airlangga kalau emang beneran nggak suka padanya, aku segera pamit pulang malam itu. Syukurlah, Vanissa malah bilang jadi merasa lebih lega dan makin mantap melangkah untuk segera menjauhinya pasca mendengar masukan dariku tadi.

FRIENDSHIPWhere stories live. Discover now