Bab 10: Hidup Bersama

265 24 4
                                    

“Neng, karena Eneng udah jadi istri Akang, nanti Eneng tinggal sama Akang ya.” pinta Solar. “Tapi, nanti rumah ini gimana? Kosong gitu?” lirih Thorn sedih.

“Jangan khawatir atuh, Thorn. Mang Udin bakal nempatin rumah ini. Toh istrinya Mang Udin udah meninggal, anak-anak udah pada besar, tinggal di kontrakan. Jadi Mang Udin aja yang jagain rumah ini.” ujar Mang Udin nenangin Thorn.

“Kamu jangan sedih gitu, Thorn. Teteh juga awal nikah rasanya berat banget ninggalin rumah ini, apalagi rumah ini penuh kenangan sama almarhum Bapa dan Ema. Tapi, yang namanya kewajiban istri, ya harus nurut sama suami, selagi perintah suaminya nggak bertentangan dengan ajaran agama.” tutur Thea sambil mengusap-usap kepala Thorn.

“Nanti deh, kalau Akang libur kerja, kita boleh main kesini, ya? 2 Minggu sekali gitu.” tawar Solar. “Lah, kok cuma 2 Minggu sekali dalam satu bulan?” tanya Thorn. “2 Minggu nya lagi, Akang mau nengokin Bapak-Emak nya Akang juga atuh. Anggap aja ortunya Akang itu ortu kamu juga ya.” ucap Solar lembut sambil memeluk hangat Thorn.

“Ciee, pengantin baru pelukan! Kayak Teletubbies!” ledek Halilintar dan Ice. Solar langsung tersenyum kesal ke dua adek somplaknya itu, sedangkan Thorn berusaha menahan tawa.

“NTAR KALIAN NIKAH, GUA LEDEKIN JUGA LO PADA, GLEDEK, BERUANG KUTUB!” sinis Solar. Halilintar dan Ice seketika ngakak, puas kalau Solar berhasil terpancing emosi.

“Udah Kang. Nggak usah diambil hati.” ucap Thorn mengelus-elus kepala Solar. Rona merah di pipi Solar tambah parah, rasanya dia mau mimisan aja kalau ngeliat Thorn. Udah pendek, imut, polos, spek ABG lagi. Cocok banget buat Solar yang udah tua tapi seleranya loli. Waduh!

“Udah udah. Malah ngurusin Hali sama Ice. Sol, buruan pakein cincin nikahnya ke istri kamu!” perintah Hanum. “Iya Mak. Ini mau ngambil.” ucap Solar mengambil kotak cincin.

Thorn mengulurkan tangan ke Solar, dan Solar memasangkan sebuah cincin emas ke jari manis tangan kanan Thorn.

Semua orang menatap mereka sambil senyam-senyum nggak jelas, kecuali Halilintar yang ngeliatnya sambil ngelamun. Dia teringat momen pernikahannya dengan Mimi— almarhumah istrinya dulu. Seandainya dulu saat mereka kecelakaan mobil dan Mimi nggak ngelindungin Kenzo (anak mereka) dari pecahan kaca mobil, mungkin saat ini Mimi masih ada di sisinya.

“Mimi Putri Andini...” lirih Halilintar. Ice yang peka sama perasaannya Halilintar, langsung nepuk bahu Halilintar. “Bang, yang kuat ya? Lu masih punya Kenzo. Bahagiakan dia, jangan sia-siakan dia selama masih ada.”

Halilintar tersenyum tipis. “Pasti, Ice. Dia salah satu bukti kalau gua sama Mimi pernah bersama. Dan kami hidup bahagia.” lirih Halilintar.

Solar tersenyum menatap Thorn. Sedangkan Thorn diem aja, menikmati pesona Solar yang bluber-bluber.

“Oh ya, kita nggak cuma tinggal bersama, Neng. Kita hidup bersama.” ucap Solar. “Hah? Bedanya apa Kang?” tanya Thorn. “Kalau tinggal bersama, itu sebatas tinggal di tempat yang sama. Tapi, kalau hidup bersama, itu menjalani suka dukanya hidup bersama-sama.” ujar Solar lembut. “Jadi, kalau Eneng lagi ada masalah, bilang aja ke Akang, ya? Paling nggak, kalau Akang enggak ngebantuin Eneng, Akang masih ngedengerin ceritanya Eneng.”

“Hidup tanpa sosok orangtua itu pasti berat, jadi Akang mau ngeringanin bebannya Eneng. Tapi, Eneng harus jadi istri yang nurut sama Akang. Kecuali kalau Akang salah, Eneng ingetin Akang, ya?”

Hati Thorn seketika meleleh dengan ucapan Solar. Ya semoga aja ini bukan janji manis semata. “Iya, Kang. Mulai hari ini, kita pasangan hidup, jadi ayo kita jalani semuanya bersama.” kata Thorn.

“Gua jadi penasaran, gimana rasanya jatuh cinta.” kekeh Ice. “Cukup cinta aja, Ice. Jangan jatuh. Soalnya kalau jatuh itu sakit.” kekeh Halilintar.

Bersambung.....

.
.
.
.
.

Awoakwoakwokw sekali-kali galau lah ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Awoakwoakwokw sekali-kali galau lah ya. Nanti part Hali dan Ice ada novelnya sendiri.

Gara-Gara Keasinan: SOLTHORN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang