8.SAGARA[PUTUS]

231 12 0
                                    

Vote dan komen

Setelah mengobati zira kedua terdiam, hening.
Gara fokus mata kedepan melihat arah jalanan, sedangkan zira memandang pohon-pohon luar jalan.

"Turun" Ucap gara.

Membuat perempuan itu celegak- celeguk belum sadar jika ia telah tiba dirumah.

"Hah" Balas nya.
"Udah sampai" Sambungnya lagi.

"Lo buta" Ucap gara memaki. Mendengar makian itu,zira memandang wajah gara, dan menatap sinis kepada cowok itu.

"Kalo gw buta kenapa, masalah buat LO? " Tanya zira penuh dengan penekan.

"Justru itu, karena lo pacar gw" Balasnya, memandang zira dari samping.

"Yaudah, kita putus" Teriak zira.

Setelah mengatakan itu, zira berlari masuk ke dalam rumah meninggalkan gara yg sedang menahan emosinya, mendengar ucapan zira.

"Sialan" Decus gara,menendang batu didepan yg ada didepan nya.

"Aduh sakit" Aduh nya sendiri,



Zira yg sudah rebahan di atas sofa kamarnya, jadi kepikiran ucapan nya tapi,"apakah gara akan marah, dan membunuh nya"pikir zira,sendari melamun.

Aku pun kepikiran setengah mati,sangat takut jika bener saja gara marah dan membunuhnya.

Ia terus belum juga sadar dari lamunannya sambil memandang langit-langit kamar.

~Ting
~ting

Suara notif dari handphone nya berbunyi, membuat diri nya sadar dari lamunan. Sudah bisa ditebak notif itu.

Aku pun membuka handphone, menampilkan layar kunci, yg terpapar notif whatsapp, bernama "gara".

" Buka gak ya"bingung nya, penasaran dengan isi chat iya, takut juga iya, harus bagaimana dirinya."batinnya".

Aku pun memutuskan membuka pesan whatsapp dari cowok itu.

Gara
| keluar, ulang ucapan lo tadi.
Gara
| gw tau lo dikamar.
Gara
| keluar, atau gw yg masuk kekamar lo?.

Begitulah pesan dari cowo itu.yg membuat zira bergetar ketakutan.

Mana orang dirumah hanya aku sendirian, bibi lagi belanja bahan dapur, ibu mungkin arisan,papa dikantor. Kalo gara masuk gimana?"batinnya penuh tanya"

Zira berniat bersembunyi dibelakang rumah, saat dirinya melangkah kaki menuju pintu kamar, ia sudah memengang gagang pintu itu lalu...mem

Brakk

Pintu itu terbuka dengan kencang, buka zira pelaku nya, tapi tak disangka cowo itu bener² tidak main-main dengan ucapan nya.

Zira yg tergeletak dilantai,mengaduh kesakitan.

"Ass.. Sakit tau gak" Kata nya mengembus tangan nya yg tergores oleh gagang pintu itu.

"Bangun" Singkat, padat, dan jelas.

Ia pun bangun, berhadapan dengan cowo itu.

Gara yg menatap manik mata zira, perlahan maju agar lebih dekat dengan zira, begitupun dengan zira ia mundur saat langkah gara maju, terus menerus tak henti sampai langkah mundur zira terhenti oleh dinding kamar nya itu.

"Ekhem" Dehem gara.

"Ulangin, ucapan lo tadi diluar" Menahan zira dengan tangannya yg memengang dinding di samping tubuh zira.

Zira yg diperlakukan seperti itu sudah gemetaran takut.padahal seharusnya ia marah karena dikatain buta oleh gara,pacarnya itu, bukan gara yg harus marah.

"Cepet" Bentak gara menatap manik mata hazel itu.

"Kamu yg mulai duluan" Kata zira yg menunduk, tak berani menatap mata lawan bicaranya.

"Trus" Ketus nya.

Menarik dagu zira agar menatap mata nya.

"Trus, apa? " Tanya zira, dengan mata berair-air.

"Ck, gw gak suka ucapan lo tadi diluar" Kata gara,menghapus air mata yg mengalir dipipi zira.

"Gausah nangis" Sahut nya lagi.

"Iya, maafin gw" Kata zira.

"Gw juga minta maaf udah ngatain lo." Ucap gara, cuma dibalas anggukan oleh zira.

"Gw pulang, lo besok sekolah bareng gw" Ucap nya pergi, belum sempat zira menjawabnya.

🪸🪸🪸
𝗛𝗮𝗶👋

𝗚𝗶𝗺𝗻𝗮 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗽𝗮𝗿𝘁 𝗶𝗻𝗶?

𝗞𝗮𝗹𝗼 𝗮𝗱𝗮 𝘁𝘆𝗽𝗼, 𝘁𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴 𝗱𝗶𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮𝗶𝗻 𝘆𝗮!!

𝗧𝗲𝗿𝗶𝗺𝗮𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗹𝘂𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻 𝘄𝗮𝗸𝘁𝘂 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗦𝗮𝗴𝗮𝗿𝗮.

𝗧𝗲𝗿𝘂𝘀 𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗶𝗻𝗶, 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗲𝗻𝗱.
𝗩𝗼𝘁𝗲 𝗱𝗮𝗻 𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸-𝗯𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮

𝗦𝗲𝘂 𝗻𝗲𝘅𝘁 𝗰𝗽𝗮𝗽𝘁!!
🪸🪸🪸

𝗙𝗼𝗹𝗹𝗼𝘄 𝗮𝗸𝘂𝗻 𝗶𝗻𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗮𝗸𝘂𝗻 𝗶𝗴 𝗮𝗸𝘂!!
@yourgf_.yla

SAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang