Hai, kembali lagi
Jangan lupa vote and komen
See youu, cantik
Selamat membacaSaat melangkah kaki tiba-tiba ada orang yg menarik penggelangan tangan Zira, langkah Zira terhenti lalu ia berbalik badan melihat siapa yg menarik tangannya.
Zira terkejut saat melihat sosok yg ia kenal itu.
"Gara"lirih Zira melihat Gara yg sudah menunggu penjelasan dari nya.
"Ngapain disini?"tanya Gara dengan sedikit membentak.
"itu ad- " Belum sempat menyelesaikan ucapannya Gara lebih dulu berbicara.
"jelasin ini dirumah"sela Gara dengan tegas yg membuat Zira tak bisa membantahnya.
Beberapa menit diperjalanan mereka pun sampai di mansion kediaman ALEXSANDER.
Gara membawa Zira ke Ruangan kerjanya,Ia ingin mendengar penjelasan yg tepat, kenapa Zira keluar tanpa izinnya?
"Ngapain lo keluar?" Tanya gara to the point.
Zira pun terdiam mencari akal untuk ia berbohong.
Setelah Zira terdiam sejenak ia kembali membuka suara sambil menatap Gara.
"Oh, itu aku bosan banget dirumah" Ucap Zira menatap tulus Sagara, berharap agar Gara mempercayai nya."Lo sangat keras kepala" Bentak Gara menatap tajam ke arah Zira.
"Gak kayak bianca penurut" Sambung Gara.
Deg...
hati Zira terasa ditusuk. mendengar ucapan Gara yg membanding-bandingkannya dengan bianca padahal mereka jelas beda.Padahal Zira keluar rumah untuk menghilangkan sedikit stress di pikirannya tentang isi surat itu, nyatanya pikiran itu akan kembali lagi,jika kita masih pulang kerumah penuh kenangan masalalu.
"GUE SAMA BIANCA JELAS BEDA" ucap Zira menekankan semua perkataan nya itu.
"BIANCA DICINTAI DENGAN TULUS CINTA, SEDANGKAN GUE HANYA PELAMPIASAN" Tegas Zira bangkit dari duduknya, lalu melangkah kaki.
Dengan singgap Gara menarik pergelangan tangannya membuat langkah Zira terhenti.
"Lo bentak gue, berani?"ucap Gara mengancam Zira.
"Pelampiasan apa maksud lo" Sambung Gara lagi sambil menaikkan satu alisnya.
Zira pun tersenyum tak tau diartikan, ia berbalik badan menatap mata elang Gara, Dan kembali membuka suara.
"Gara, Gara permainan kamu seru" Balas Zira yg masih tersenyum tak tau arti itu.
Gara dibuat binggung oleh ucapan Zira.
Zira keluar dari ruangan itu tanpa disuruh oleh Gara, muak rasanya berlama-lama di situ, ditambah bersama Gara yg hanya ingin kepentingan diri sendiri, tanpa memikirkan perasaan orang lain.
Aku masuk kekamar lalu berjalan ke arah ranjang untuk merebahkan diri sejenak, aku pun kembali di bawa kepikiran-pikiran overthinking itu.
Kembali teringat kepada dua insan yang sangat mirip dengan orang tuanya, gerak-gerik mereka pun sama.
"Aaaaaaaass, aku gak tahan tinggal dirumah ini"monolog Zira dengan tangan mengempal memukul kasur.
Zira memutuskan untuk kabur dari rumah Gara tanpa sepengetahuan nya, ia tak mau terus menerus jatuh kejurang berwarna hitam yg tak pernah adanya warna-warni.
Intinya ia tak mau terus-terusan dikekang, ia juga mau kebebesan dan kebahagiaan seperti Orang-orang lain pada umumnya.
"Turun lewat jendela or pintu" Monolog nya lagi menunjuk ke arah jendela dan pintu dengan bersama'an.
Lalu Zira kembali menuju kearah pintu,gak mungkin dia keluar lewat jendela, karena kamar yg diberikan Gara itu terletak di lantai atas.
Kini pukul 11 malam, Zira kembali melakukan aksinya, ia tak membawa apa-apa, hanya membawa beberapa keperluannya saja.
aku pun berjalan kearah pintu kamar,mencoba membuka pintu itu dengan pelan-pelan agar tidak bersuara.
Langkah pertama berhasil,lalu aku kembali berjalan dengan mengenggap-enggap seperti maling, akhirnya sampai didepan gerbang.
Langkah kedua ku juga berhasil."Oke, ini langkah terakhir" Ucapku yang berusaha membawa tangga ke pagar.
Aku pun menaiki tangga itu dengan hati-hati, langkah terakhir lolos,rencanaku berhasil"ucap Zira dalam hati sambil menyematkan tangan lalu berucap "yes".
Beberapa jam kemudian tibalah Zira dirumah nya.
Ia turun dari taksi online itu, lalu mengeluarkan beberapa lebar uang, ia pun memberikan uang itu kepada taksi yg ia pesan tadi.
Aku berdiri tegak didepan pagar, melihat sekeliling rumah, masih sama ternyata dengan dulu tidak ada bedanya.
Seisi rumah pun terang dengan lampu,Zira semakin yakin jika sebenarnya orang tua nya tak kemana-mana, tetapi mereka membohongi nya karena ancaman Gara.
Aku pun melangkah memasuki perkarangan rumah itu, sampai tibalah didepan pintu yg berwarna putih.
Tok... Tok.... Tokk..
Aku pun mengetok pintu beberapa kali, merasa tak ada respon apapun, aku mencoba menekan bell
Klingklong~~~~
Anggap saja suara Bell [author]
Suara orang membuka kunci pun berbunyi,membuat Zira berhenti menekan tombol Bell itu.
Seorang wanita paru baya itu terkejut melihat siapa yg mengetok pintu.
Lalu Zira langsung melangkah masuk kedalam tanpa berniat sekalipun untuk berkangen-kangenan dengan orang tuanya.
Mama yara pun kembali menutup pintu, lalu menyusul anaknya yang keliatan marah dan butuh perjelasan itu.
***
~Zira
~ buka pintu dulu sayang
~mama mau ngomong.Begitulah kira-kira bujukan mama yara kepada Zira, tapi nihil Zira tak mau membuka pintu.
[Author]
Assalamu'alaikum semua.
Disini saya ingin memberi tau bahwa cerita SAGARA punya grup whatsapp baru dibuat beberapa hari lalu.
Yuk, kalian semua join ke grup whatsapp SAGARA.Link dibawah ini👇🏻
https://chat.whatsapp.com/CQGgfWux21rHrafmUyehdk
YUK JOIN RAME'IN BIAR SAGARA CEPET TERBITNYA.
🦊🦊🦊
𝗛𝗶𝗶👋🏻
𝗚𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗽𝗮𝗿𝘁 𝗶𝗻𝗶?
𝗞𝗮𝗹𝗼 𝗮𝗱𝗮 𝘁𝘆𝗽𝗼 𝘁𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴 𝗱𝗶𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮𝗶𝗻 𝘆𝗮!!
𝗠𝗮𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗯𝗮𝗻𝗴𝗲𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘂𝗱𝗮𝗵 𝘀𝘂𝗽𝗼𝗿𝘁 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗮𝗸𝘂.
𝗧𝗲𝗿𝘂𝘀 𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗶𝗻𝗶 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗲𝗻𝗱.
𝗔𝗸𝘂 𝗯𝗮𝗸𝗮𝗹𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴 𝘂𝗽 𝗸𝗮𝗹𝗼 𝘁𝗮𝗿𝗴𝗲𝘁 𝘁𝗲𝗿𝗽𝗲𝗻𝘂𝗵𝗶
𝟮𝗸 𝘃𝗼𝘁𝗲 +𝟯𝗸 𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻𝗦𝗲𝘂 𝗻𝗲𝘅𝘁 𝗰𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿!!
𝘀𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗸𝗲𝗻𝗮𝗹 𝗽𝗮𝗰𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗷𝗮𝘆
𝗙𝗼𝗹𝗹𝗼𝘄 𝗮𝗸𝘂𝗻 𝗶𝗻𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗮𝗸𝘂𝗻 𝗶𝗴 𝗮𝗸𝘂
@𝘆𝗼𝘂𝗿𝗴𝗳_.𝘆𝗹𝗮 𝗮𝗻𝗱 @𝗼𝗳𝗰_𝘄𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱.
@𝗼𝗰𝗲𝗮𝗻𝗮_𝗰𝗮𝗻𝘁𝗶𝗸𝗮/𝗥𝘂𝗺𝗽𝘂𝘁_𝗹𝗮𝘂𝘁𝟬
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA
Teen Fiction[Sebelum baca wajib follow] KOMEN DAN VOTE, KARENA KOMEN+ VOTE KALIAN SEMANGAT KU