Di sungai Jennie terperanjat kala melihat segerombolan ikan di dalam sungai, buru² pria itu menombak beberapa dari mereka menggunakan sebilah bambu runcing yang berada tidak jauh di pinggir sungai.Untung dia selalu membawa pisau kecil sebagai jaga² sapa tau bertemu babi hutan di jalan menuju sungai, dan ya ternyata feelingnya benar.
Tak'
Tombak bambunya mengenai ikan besar, jennie segera mengambilnya dengan perasaan bahagia.
Lalu, ia pun bergegas pulang di jalan ia bertemu beberapa bibi desa yang juga mau menyuci di sungai.
" pagi bibi" sapanya ramah, meski muka para bibi menatapnya enggan tapi jennie mencoba tersenyum ramah.
" hn"
Sapa para bibi ketus.
" saya permisi dulu yaa, sampai jumpa" ramahnya dan melenggang pergi.
Para bibi menatap punggung Jennie dengan heran.
" tumben sekali pria pemalas itu menyapa, biasanya dia selalu menatap kita angkuh" sinis bibi Liu keheranan.
" mungkin dia baru saja di beri pencerahan sama tuhan makanya kelakuannya berubah" balas bibi Tao.
" ya semoga saja, kasihan wanita Yuan jika pria itu masih bertingkah tengil dan menyebalkan" sahut bibi Tian.
" sudah, ayo pergi nanti kita kesiangan" ujar bibi Haoli.
Para bibi segera pergi ke sungai sambil mengobrol.
Sementara itu jennie tiba di rumahnya, ia segera menjemur pakaian mereka bertiga dengan semangat.
Saat asik menjemur, tiba² ada sesosok bayi kecil tengah menggosok² kepalanya di kakinya.
Jennie menoleh dan terdiam sejenak karna itu adalah putrinya.
" baby " sapa Jennie lembut, bayi itu mendongkak dan tersenyum polos.
" Didi" panggilnya dengan suara bayi yang lucu, tatapan polosnya membuat jennie gemas bukan main.
Jennie mengangkat tubuh mungil itu ke pelukannya dan serta mengusap kepala putrinya penuh cinta.
" dimana mommy kamu hum, kenapa anak didi ada disini hum" bayi itu menggeleng tidak tau.
" au..cama titakaaaa buamba caa huhu" celotehnya malah menambah rasa gemas di hati Jennie.
Lucu sekali anaknya ini.
" udah makan?" Kepala bayi itu menggeleng.
" kenapa belum makan?" Herannya padahal ia sudah masak loh.
" tatapapaaa aaaatap"
Melasnya menepuk perutnya, seolah² bilang bahwa ia sedang lapar.
Jennie terkekeh pelan.
" ayo makan kalau begitu" bayi itu mengangguk sambil memegang kuping besar milik daddynya. Didi itu adalah panggilan daddy untuk jennie sedangkan Rose ommi, bayi gemoy itu hanya bisa mengucapkan kalimat itu sedangkan yang lain dia belum bisa.
Sebenarnya bukan telinga jennie yang besar tapi tangan bayi itu saja yang kecil, makanya setiap apapun yang ia pegang tampak sangat besar ukurannya.
Jennie dan baby Lili masuk kedalam rumah, bisa Pria itu lihat jika saat ini istrinya tengah memanaskan sarapan mereka yang terlanjut dingin.
" istriku, kamu masak apa?" Jennie mendekat bersama baby lili yang tampak ngiler mencium bau harum makanan di atas wajan.
Rose berbalik tapi dengan cepat memalingkan mukanya. Pipi dan telinga wanita itu memerah mungkin dia malu, dan itu tertangkap jelas di mata Jennie.
" sebaiknya kalian ke meja, makanannya sudah selesai di panaskan." Ujarnya pelan.
Jennie tidak ingin membuat istrinya malu segera membawa putrinya ke meja makan yang terbuat dari kayu.
Rose menghidangkan makanan itu kemeja makan dan mereka bertiga segera makan dengan dengan pelan apalagi bayi kecil itu tampak sangat lahap memakan bubur bayinya.
Beberapa saat mereka selesai makan siang.
" istriku aku akan ke gunung untuk berburu, aku titip putri kita padamu. Satu lagi, jangan keladang mulai hari ini karna aku sudah bilang pada kepala desa bahwa aku yang akan turun keladang mulai esok."
" ya, pergilah" Rose membuang muka, dia malu dan belum terbiasa berinteraksi pada suaminya. Apalagi pria itu tiba² berubah membuat rose belum bisa beradaptasi dengan tingkah laku pria itu.
Mendengar jawaban istrinya jennie tersenyum tipis.
Jennie mengeluarkan sebuah buku dan juga uang mungkin bernilai 5000 yuan pada istrinya.
" ini tabungan keluarga, kamu yang mulai mengelolanya" di dorongnya benda itu kedepan istrinya.
Rose terdiam sejenak dan tidak tau harus berbuat apa, di era ini uang sebanyak itu sangat besar bagi mereka sebagai penduduk desa.
Rose menatap suaminya curiga, darimana pria itu mendapatkan uang sebanyak ini padahal pria itu tidak bekerja.
Kerjaannya hanya meminta uang padanya dan mengambil poin kerjanya untuk membeli alkohol di kota.
Jennie yang tau isi otak istrinya segera bersuara.
" jangan takut, uang ini aku dapat dari hasil bekerja 1 minggu yang lalu sebelum aku kembali ke sini di kota, saat itu aku bekerja di rumah saudara kaya sebagai pembangun rumah. Aku juga memiliki pikiran untuk menjual putri kita waktu dikarenakan aku terhasut oleh teman bahwa ada saudagar kaya yang mencari seorang anak karna istrinya tidak bisa hamil..maaf saat itu aku bodoh" jujurnya berkaca kaca menyesali perbuatannya..
Rose menghela nafas mendengar cerita suaminya, dia antara percaya dan tidak tapi Rose akan berusaha untuk mempercayainya kali ini.
" baiklah, aku menerimanya." Seketika jennie tersenyum tipis. Dia optimis bahwa pelan² istrinya akan menerimanya dan memaafkannya.
" Ya sudah, aku pergi sekarang" ujarnya.
" hati² " ujar Rose malu, bukan karna khawatir tapi hanya sekedar formalitas saja. Gayamu mbak Rose :)
" baby, kamu sama mommy saja dulu ya,, didi mau bekerja" bayi itu mengangguk patuh dan meminta omminya menggendongnya.
" baiklah, sini putri ommi" rose membawa bayinya ke pangkuannya sedangkan Jennie bersiap membawa keranjang naik keatas gunung untuk berburu.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Ke Tahun 2000 an✅️ ( Jenrose ft baby Lisa)
Fanfiction( SHORT STORY)✅️ Jentop bot Rose baby lisa " Family shipper" tentang Seorang pria kembali kemasa lalu untuk mengubah masa depan keluarganya, dosa besar yang ia lakukan membuat istri dan anaknya merenggang nyawa.