00. Extra part terakhir.

870 92 3
                                    


Di tahun 2020.

Ketukkan sepatu menggema di lantai Lima sebuah perusahaan mewah di Kota Wuxing.

" Lili, sebaiknya hari ini kamu pulang, tadi paman Yuan meminta kamu untuk pulang soalnya ada yang ingin di bicarakan oleh beliau" seorang pemuda menghentikan laju gerak seorang gadis cantik.

Dia adalah Lalisa Yuan, gadis kecil dari pasangan Chaenie yang kini telah tumbuh menjadi wanita dewasa yang mempesona.

" apakah itu penting" suara gadis itu tampak sangat dingin, dia adalah gadis perfeksionis yang tidak suka membuang² waktu dengan hal kecil.

" tentu saja, paman memintamu pulang atas perintah onty Rose" kali ini, sang gadis tidak lagi bersuara.

Dia berbalik dan bergegas meninggalkan pemuda tampan itu.

" hei lili tunggu aku dong" si pemuda yang menjadi asisten pribadi Lalisa, mengoceh karna di tinggal begitu saja oleh gadis itu.

Gadis itu tidak mengambil pusing dengan ocehan asisten pribadinya dan malah memasukan permen kesukaanya kedalam mulutnya.

" lain kali, jangan lelet Lay!" Sentaknya acuh masuk kedalam mobil tanpa rasa bersalah.

Pemuda bernama lengkap Zhang Lay, medengus kesal. Dia dan lalisa telah berteman cukup lama jadi dia tau bagaimana tabiat gadis itu.

" salahkan saja kakimu yang bergerak terlalu cepat membuatku kewalahan saat mengejarmu" dengus Lay.

Lalisa hanya mengedik bahu acuh.

Baginya, Lay ini terlalu mendramatis keadaan.

15 menit berkendara akhirnya mereka tiba di mansion besar menuasan eropa, kali ini kaki gadis itu memelan ketika melihat banyak sekali mobil di halaman rumahnya.

" siapa yang datang?!"

Lay mengedik bahu.

" mana ku tau, aku kan selalu bersama denganmu sepanjang hari" balasnya.

" cih, dasar tidak berguna" cibir Lili kesal.

Lay hanya mendengus sebagai jawaban.

Dia sudah terbiasa di gitukan oleh lalisa.

Di ruang tamu, gadis itu menghampiri kedua orang tuanya dan juga ada beberapa tamu di sana.

" ommi, Didi, ada apa menyuruhku pulang?"

Tanpa aba aba lalisa duduk di pangkaun Didinya, dia bahkan tidak menanggapi keberadaan tamu yang saat ini menatapnya penasaran.

Rose tersenyum maklum atas kelakuan putrinya.

" sayang ada tamu, gak sopan loh kayak begitu. Ayo sapa tamunya." Rose menyuruh anaknya dengan gaya elegant.

" oh, halo, saya Lili" setelah itu dia bersandar di dada Didinya, bodoh amat dengan tamu itu.

" Halo juga Lili, perkenalkan, kami dari kekuarga Kim." Seorang wanita menyapa, lalisa hanya mengangguk saja.

" jadi, bagaimana dengan pembahasan kita tadi" wanita itu membuka obrolan yang sempat tertunda.

Rose menatap wajah suaminya yang tiba² suram.

" maafkan saya nyonya Kim, kami sebagai orang tua dari Lili tidak ingin ikut campur untuk masalah seperti ini, semua kami serahkan pada putri kami, Lili. Jika dia setuju maka kami tidak akan melarangnya." Rose mengambil jalan tengah, dia tidak ingin berdebat dengan suaminya jika membuat ke putusan sepihak.

Semua orang menatap lalisa yang saat ini bergelayut manja pada Didinya.

" baiklah, kami mengerti dengan keputusan anda Nyonya Yuan." Jawab wanita itu tersenyum.

" Lili, bibi datang kemari ingin melamarmu untuk putra bibi, apa kamu bersedia nak??"

Lalisa berbalik, dia menatap keluarga kim sejenak hingga tatapannya jatuh pada pria yang hampir mirip dengan Didinya.

Tatapan lalisa menjadi bengis sekilas tapi dengan cepat berubah menjadi datar.

" tidak!"

Empat huruf itu keluar dari dalam mulut lalisa, membuat ruang tamu hening seketika.

Kring

Kring

Suara jam gantung berbunyi nyaring saking heningnya.

Pria muda yang baru saja di tolak mendelik, baru kali ini dia di tolak oleh seorang gadis. Biasanya, para gadis yang melihatnya akan bertingkah malu² dan elegant. Tapi, gadis itu malah berbeda, tampak sekali di kedua mata indah itu tak ada sedikit pun rasa tertarik untuknya yang di tunjukkan, malah sebaliknya hanya tatapan dingin dan enggan.

" ke..kenapa??" Keluarga Kim tergagap, mereka baru pertama kali berada disituasi menegangkan seperti sekarang.

" tidak ada alasan signifikan bagi saya, namun, saya memang tidak ingin menikah di umur muda, saya hanya akan menikah jika saya sudah umur 50 tahun, apakah anda bersedia menunggu selama itu?!" Seringai Lili acuh.

Ruangan itu kembali hening, yang benar saja masa mereka harus menunggu 29 tahun lagi sih. Ini mah gak masuk akal, keburu mereka meninggal dong kalau begitu.

Jennie terkekeh dalam hati, dia akhirnya tenang karna putri kesayangannya tidak jadi di ambil dari sisinya.

Rose bahkan tidak bisa berkata² mendengar jawaban putrinya yang lumayan sarkas. Astaga, sejak kapan putrinya menjadi seperti ini.

" maaf nak, keburu kami meninggal jika begitu dan lagi pula putra kami kemburu impoten jika menunggu selama 29 tahun lagi" tuan Kim berucap canggung.

Tiba² putranya mendelik, bisa²nya ayahnya ini menyumpahinya impoten.

" ya sudah, cari saja wanita lain tuan dan Nyonya, keputusan saya sudah bulat. Saya hanya tidak ingin menikah itu saja" acuh lalisa.

Terlihat tidak sopan memang tapi mau bagaimana lagi, dia lalisa bukan gadis lain.

Keluarga Kim menghela nafas, awalnya jika itu orang lain mereka akan menunjukkan dominan mereka. Tapi ini keluarga Yuan, yang dimana sama² memiliki dominan sendiri.

" biarkan kami merundingkannya dahulu kalau begitu" putus Nyonya Kim. Mereka juga tidak ingin memaksa, karna resikonya besar. Tuan Yuan saat ini adalah wakil presiden, tentu saja pria tua itu memiliki power kuat di belakangnya.

Byeee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kembali Ke Tahun 2000 an✅️ ( Jenrose ft baby Lisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang