Dinda yang melihat boneka kuromi itu matanya melebar dengan perasaan senang ia mendatangi sang ayah ingin menyalimi punggung tangan sang ayah ia sudah mengulurkan tangannya tapi sang ayah malah melewatinya begitu aja seolah olah tidak ada orang di depan nya
Dinda yang melihat itu hanya menghela nafas dan tersenyum kecut melihat punggung sang ayah yang sudah masuk kedalam rumah " Bodoh banget sih lo dinda, ayah kan gak suka sama lo ngapain lo berharap boneka kuromi itu buat lo yang pasti nya dikasih sama kak
Rachel "Kemudian ia juga ikut masuk kedalam rumahnya betapa irinya saat baru masuk rumah sudah di kasih yang membuat dinda benar benar iri ingin rasa dinda di posisi kak Rachel yang selalu dimanja di sayang diperlakukan seperti layak nya putri
Dinda melewati mereka dan melangkah kaki menuju kearah kamarnya tapi saat ia mau menaiki salah satu tangga yang menuju ke kamar nya kaki nya terhenti saat seseorang laki-laki dengan suara berat berbicara dengan nya
" Ngapain kekamar? " Tanya anton dengan wajah datarnya dan suara yang begitu dingin
" Dinda mau istirahat yah "
" Nanti kamu istirahat setelah kamu selesai membersihkan rumah ini "
Dinda membelak mata nya sempurna ia tidak salah dengar apa yang di ucapkan eh sang ayah " Kok dinda yang bersih bersih rumah bukan nya udah ada bi jum
Yah "" Biar kamu jadi anak yang rajin buat apa ada anak kalo anak nya gak bisa digunain dan gak bisa dibagain malas malas terus di kamar kerjaan nya " Ucap anton yang pergi meninggalkan dinda yang berdiri terdiam disitu
" Syukurin,yang bersih nya " Ucap Rachel yang tersenyum bahagia saat dinda mendapatkan sesuatu yang buruk dari anton dan pergi meninggalkan dinda menuju ke kamar nya
Dinda melangkah kaki menuju bi jum membantunya bersih bersih ia langsung mengambil sebuah sapu berwarna putih dan bawahnya berwarna hitam yang tergantung rapi di gantungan dapur
" Non mau ngapain bawa sapu? " Tanya bi jum yang melihat dinda sudah membawa sapu ditangan nya
" Mau bantuin bibi boleh kan? "
" Gak usah Non, mendingan Non ke kamar aja pasti capek habis kerja kelompok sama temenya "
" Gak papa bi " Setelah mengucapkan kata itu dinda pergi meninggalkan bi jum ia mulai menyapu dari depan kolam renang sampai matahari terbenam akhirnya selesai juga dinda menyapu dari ujung rumah nya sampai ke pintu rumah nya
Dinda menghela nafas pelan pelan dan mengelap keringat yang tadi membasahi keningnya " Akhirnya selesai juga perkerjaan, gue baru pertama kali nyapu dari ujung sampai ujung udah capek kayaknya mau pingsan gimana sama bi jum yang setiap hari bersih bersih rumah "
Dinda melangkah kaki tiba tiba ia tidak sengaja ekor matanya melihat kearah sebuah buku seperti buku novel di atas meja yang tadi dibuat kerja kelompok ia membolak balik novel untuk memastikan kalo ini bukan punya nya " Buku siapa? Perasaan gue gak punya novel kayak gini? "
Ia mencari nama seseorang didalam novel tersebut ternyata terdapat nama seseorang yang bernama Muhammad Adam rafan al faiz ia membulatkan mata nya sempurna saat melihat nama itu " Rafan tadi datang kesini? Apa tadi yang nyambut rafan itu zara atau malah naya? "
Dinda memiliki penyakit mental bernama kepribadian ganda, kepribadian ganda adalah Suatu gangguan yang ditandai dengan adanya dua atau lebih status kepribadian yang berbeda.
.............
Bel istirahat berbunyi dinda mengambil sebuah buku novel yang tadi belum sempat dinda balikin ke Rafan ia melangkah kaki ke Rafan yang kebetulan ia tidak kekantin melainkan membaca alquran
Dinda melihat itu ia pengen ngembaliin novel nya tapi ia takut menganggu Rafan yang sedang membaca alquran setelah Rafan selesai membaca alquran ia langsung berjalan kearah bangku Rafan
" Kemarin buku lo ketinggalan dirumah gue " Ucap dinda yang mengembalikan novel nya dibangku Rafan
" Makasih nya udah ngembaliin novel nya maaf udah ngerepotin kamu " Ucap Rafan yang menundukkan Kepala dan dengan nada yang sangat lembut yang membuat dinda ingin terus mendengar ucapan itu
" Emmm, gue boleh gak minjem novel lo? Kayaknya alurnya bagus " Ucap dinda yang pengen membaca novel itu ia semalem lihat novelnya emang bagus alurnya
Karena tidak ada jawaban dari rafan " Kalo gak boleh gak papa kok " Ucap dinda melangkah kaki ke bangkunya tapi langkah nya terhenti saat suara lembut masuk diindra pendengaran nya " Boleh "
" Beneran? " Ucap dinda membalikkan tubuhnya dengan perasaan senang seperti anak kecil yang gak percaya akan dibelikan mainan rafan mengganguk sebagai jawaban
" Makasih " Ucap dinda mengambil buku nya dan melangkah kaki nya ke bangku nya
Rafan yang melihat itu hanya tersenyum tipis melihat tingkah dinda seperti anak kecil yang dituruti kemauannya " Lucu " Rafan tersandar dengan ucapan nya " Astaghfirullahalazim "

KAMU SEDANG MEMBACA
Pecinta Langit
AcakMenceritakan tentang seorang anak perempuan yang tidak seberuntung anak yang lain #jangan lupa follow akun author