pecinta langit

3 1 0
                                    

Rafan mencari keberadaan seseorang ia mencari keseliling sekolah ia yakin kalo seseorang itu berada di roftoop sekolah dan benar saja seseorang yang ia cari ada di roftoop sekolah itu

" Dinda " Panggil rafan

Dinda yang mendengar panggilan itu ia mendongakkan Kepala nya dan terdapat rafan berdiri tidak jauh darinya

" Ngapain lo kesini? Pasti lo mau ngejek gue kan kayak siswa siswi disini " Teriak dinda dengan air mata yang terus mengalir deras

" Istighfar dinda, jangan kayak gini saya kesini bukan mau ngejek kamu saya kesini khawatir dengan mu " Ucap Rafan yang tidak suka dengan sikap dinda yang membuat hatinya semakin teriris

" NGAPAIN LO KHAWATIR SAMA GUE HAH!!, orang tua gue aja gak pernah sekalipun khawatir sama gue sampai gue sakit pun mereka gak akan pernah khawatir sama gue mereka hanya khawatir sama kak Rachel " Ucap

dinda tubuhnya terasa sangat lemas sekali bukan hanya itu doang hatinya sudah sakit luka yang ia dapat juga sudah sangat lebar ia duduk di paving yang membuat lutut nya mengeluarkan darah segar karena lutut nya bertemu dengan paving itu

" Dinda pasti setiap orang tua itu selalu khawatir dengan anak mereka tapi cara khawatir mereka itu berbeda beda ada yang ditunjukin secara langsung dan ada yang ditunjukin tanpa kamu sadari " Ucap Rafan yang mensejajarkan tinggi nya dengan tinggi dinda

" Ayok kita ke UKS obati lutut kamu " Ajak Rafan yang melihat paving itu sudah berlumur Darah

Bukannya dinda mengikuti Rafan malah dia masih diem disitu Rafan sama sekali tidak mendengar langkah kaki ia membalikkan tubuhnya benar dugaan nya kalo dinda tidak ikut " Ayok dinda kita obati luka kamu biar luka kamu gak infeksi "

" Ngapain luka nya diobati kalo luka nya terus datang biarin aja luka itu biar dia yang sembuh sendiri tanpa ada bantuan orang lain untuk menyembuhkan nya "

" Dinda kamu jangan kayak gini din saya gak suka lihat kamu kayak gini ayok berdiri kita obati luka kamu " Ucap rafan ia benar-benar hatinya teriris melihat sikap dinda Yang tidak seperti biasanya ia selalu tersenyum untuk menutupi semua luka dan sekarang Rafan melihat sisi lemahnya dinda

" Dinda saya mohon kamu jangan kayak gini, kalo kamu ada masalah kamu bisa cerita dengan saya, saya siap menjadi pendengar yang baik untuk mu saya gak suka lihat kamu kayak gini din " Ucap Rafan yang

membuat dinda menurutinya menuju ke UKS yang diantar oleh Rafan yang berada di belakang nya saat dinda jalan seperti biasa seperti tidak ada luka yang ada di lutut nya ia tidak merasakan sakit sama sekali seperti sudah terbiasa dengan luka

saat mereka berdua berjalan sangat sepi sekali para siswa dan siswi sudah masuk kedalam kelas nya masing masing  Rafan dan dinda sudah meninggalkan pelajaran jam ke 1 dan yang mengajar di pelajaran itu adalah wali kelas mereka

Akhirnya mereka berdua nyampe di UKS yang di jaga oleh 2 anak perempuan dan 2 anak laki laki yang memakai almater berwarna putih dan dibelakang nya terdapat tulisan PMR SMA ANGKASA

Dinda duduk di atas brankar dengan segera 2 anak perempuan itu mengobati lutut nya dan dinda tidak meringis kesakitan padahal luka nya lebar yang biasanya semua orang aja kesakitan saat diobati

" Kamu terlalu bersahabat dengan luka sampai kamu tidak merasakan apa itu sakit " Batin Rafan

Setelah selesai diobati Rafan mendekati dinda yang matanya sudah sangat sebam " Kamu istirahat di sini tenangin pikiran kamu dan selalu berdzikir kepada Allah kalo gitu saya ke kelas dulu kalo kamu butuh sesuatu bisa telepon saya "

" Makasih " Ucap dinda pelan tapi bisa di dengar oleh gendang telinga milik dinda

Rafan tersenyum tipis " Assalamu'alaikum " Ucap Rafan yang berjalan kearah luar UKS menuju ke kelasnya

" Waalaikumsalam "

.........

" Lo habis dari mana fan? Sampai lo bolos jam pertama? "
Ucap barat yang melihat rafan baru saja balik ke kelas

" Habis nganterin dinda ke UKS " Ucap Rafan yang mengambil buku di tasnya untuk menulis yang ada di papan

" Hah ngapain lo nganterin dinda ke UKS " Ucap nya kaget saat mendengar ucapan nya Rafan ia lebih memilih membolos untuk mengantarkan dinda ke UKS

" Apa jangan jangan kalian berdua pacaran " Tebak barat yang melihat gerak gerik dan sikap nya Rafan yang seperti orang peduli ke dinda seperti orang peduli kepada pacarnya

" Astaghfirullahalazim emang kalo kita menolong seseorang yang bukan mahram kita dibilang pacaran? Kita sesama manusia itu harus saling tolong menolong tanpa ada yang membedakan walaupun seseorang itu bukan mahram kita asal kan kita tau cara menolong seseorang yang bukan mahram kita di dalam agama Islam "

" Saya mau nanya sama kamu rat ,gunanya pacaran apa sih? " Tanya rafan

" Pacaran itu kita bisa saling kenal sifat antrara satu sama lain dan juga pacaran itu dua insan yang saling mencintai enak kalo pacaran jadi kita bisa mencintai seseorang itu sampai ke jenjang yang lebih serius "

Rafan yang mendengar itu hanya terseyum " Kalo bisa versi halal kenapa harus ngelakuin yang versi haram nya yang jelas jelas dilarang oleh Allah "

"Jika kamu benar-benar mencintai nya jangan ajak dia dijalan yang sesat  (pacaran) ajaklah dia dijalan yang sudah diridhoi oleh allah "

" Emang jalan yang di ridhoi oleh Allah apa? " Tanya barat

" NIKAH "

Pecinta LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang