Dinda membuka kedua mata nya yang melihat keseliling ruangan yang tercium bau bau obat obatan di dalam nya
Ia memengangi kepala nya yang sangat pusing" Lo gak papa kan dinda? " Ucap zayyan yang mukanya tersirat khawatiran terhadap dinda ia pas dengar dinda masuk kedalam UKS ia cepat cepat menemuinya tanpa masuk kedalam kelasnya padahal baru saja dirinya datang
" Gak papa " Ucap dinda dengan tersenyum tipis
" Alhamdulillah kalo lo gak papa, pasti lo gak sarapan sampai masuk kedalam UKS "
Dinda tiba tiba inget ia memengang baju nya tapi ia tidak merasakan baju basah dan bukan hanya itu dinda kaget bukan main saat tubuhnya sudah memakai baju olah raga siapa yang menganti baju nya? Seingat dia saat mau berdiri ingin menganti seragam dia sudah tidak ingat apa apa lagi
" Lo kenapa? " Tanya zayyan
" Lo tau siapa yang bawa gue ke UKS? "
" Gue gak tau siapa yang bawa lo kesini gue aja baru denger lo dibawa keuks langsung gue kesini "
" Yaudah gue mau ke lapangan " Ucap dinda duduk di atas brankar dan dirinya berdiri tapi dihalang oleh zayyan
" Gak boleh lo harus disini, kalo lo pingsan lagi gimana hah!!! "
" Gue udah gak papa zayyan " Ucap dinda yang melangkah kaki dengan tubuh yang sangat lemas tapi ia paksa biar dirinya tidak ketinggalan pelajaran di kelas
" Ni anak di bilangin keras kepala banget " Ucap zayyan yang berjalan dibelakang dinda ia sudah pasrah yang dibilang dinda kalo dinda udah bilang a ya a tidak bisa diganti percuma saja kalo zayyan ngomong sampai berbusa pun kalo dinda mau ke lapangan ya harus kelapangan
Zayyan memapah dinda dengan pelan pelan jarak antara lapangan dan UKS lumayan jauh kebetulan juga jam olah raga zayyan sama dengan jam olahraga dinda jadi dia bisa menjaga dinda tanpa perlu membolos kalo dirinya membolos bisa bisa kanjeng peri akan memarahinya
dinda dan zayyan berjalan di lapangan yang ditengah nya terdapat rumput rumput hijau disana sudah ada banyak siswa siswi dan juga sudah ada pak alif disana dan disaat itu mereka berpapasan dengan Rafan yang sedang berlari sendiri dan memakai seragam hari selasa
Dinda yang melihat itu merasa bersalah tanpa perlu dikasih tau pun dinda sudah tau penyebab Rafan lari lapangan itu gara gara dirinya memakai baju olah raga milik Rafan yang seharusnya hukuman itu adalah hukuman buat dirinya yang digantikan oleh Rafan
Dinda mendudukkan tubuhnya di rerumputan lapangan dan matanya tidak lepas memandangi Rafan berlari lapangan yang cukup luas seperti lapangan stadiun sepak bola pada umumnya
" Itu kenapa anak baru nya disuruh lari? " Tanya zayyan
" Gak bawa baju olahraga dia, masih baru udah buat masalah aja " Ucap pak alif dengan nada yang kesal
" Dinda,gimana keadaan kamu?tadi pak alif denger kamu masuk ke UKS " Ucap pak alif beralih ke arah dinda pak alif sudah tau dinda masuk ke UKS dari murid nya
Dinda yang mendengar itu langsung tersadarkan dan beralih ke arah pak alif " Alhamdulillah udah gak Papa pak"
" Alhamdulillah kalo begitu, anak anak sekarang kalian ganti baju sebentar lagi akan berganti jam pelajaran yang lain " Ucap pak alif yang membuat semua orang membubarkan diri masing-masing menuju ke kelas masing-masing kekantin kekamar mandi untuk menganti pakaian
" Lo gak balik ke kelas? " Tanya zayyan yang bingung melihat dinda yang masih dilapangan padahal sudah banyak orang yang sudah membubarkan diri
" Nanti gue ke kelas, kalo lo mau ke kelas dulu gak papa kok "
" Din lo kan baru aja selesai pingsan mendingan sekarang lo nurut sekali aja sama gue lo balik ke kelas nya, gue anterin " Ucap zayyan dengan nada sangat lembut ia tidak pernah berbicara kepada dinda dengan nada yang tinggi dan juga ia tidak Habis fikir kalo dengan sahabat
nya satu ini dinda malah menyuruh zayyan untuk ke kelas duluan padahal tidak mungkin kalo zayyan akan melakukan hal tersebut karena ia tidak mungkin meninggalkan sahabatnya sendiri disini yang padahal saja tubuh sahabat nya belum sepenuhnya sehat
" Zayyan kamu ikut bapak nya " Ucap pak alif berjalan kearah mereka berdua dan mereka berdua serentak melihat kearah pak alif
" Ta-tapi pak saya mau nganterin dia ke kelas " Ucap zayyan serontak dinda langsung mengarahkan pandangan itu ke afian
" Habis selesai urusan ini kamu bisa kesini lagi nanti bapak nyuruh dinda untuk mempantau Rafan "
Zayyan yang mendengar itu langsung menoleh kearah dinda dan perempuan itu hanya tersenyum tipis dan menganggukan sebagai jawabannya " Ya pak "
" Tinggal berapa putaran kamu? " Tanya pak alif kepada Rafan yang menghentikan larian nya
" Tinggal 3 putaran lagi " Ucap Rafan ia saja baru 7 putaran saja udah capek banget apalagi lapangan nya sangat luas sekali
" Terusin, dinda kamu pantau Rafan kalo dia udah lari sepuluh putaran lapor ke bapak " Ucap pak alif yang beralih menatap dinda yang ada dibelakang nya
" Iy-iya pak " Ucap dinda menatap Rafan ia tidak tega Rafan saja baru lari 7 putaran aja tubuh nya sudah sangat lemas apalagi pernafasan nya yang narik turun dan keringat nya juga sudah banyak yang bercucuran membasahi seragamnya
Pak alif dan zayyan meninggalkan mereka berdua saat langkah pak alif dan zayyan sudah sangat jauh dinda menghadang Rafan yang ingin melanjutkan larian nya " Jangan diterusin larinya "
" Saya tidak mau curang, sekarang mendingan kamu istirahat saja, saya tidak mau lihat kamu pingsan lagi " Ucap Rafan melanjutkan larian nya
Dinda meninggalkan Rafan yang sedang berlari dilapangan ia melangkah kaki kesuatu tempat yang disana sangat ramai sekali siswi dan siswa yang selesai istirahat mereka mengisi perutnya
" Bu Rahma beli air putih satu " Ucap dinda kepada perempuan paruh baya itu
" Yang dingin apa gak nak dinda? " Tanya wanita paruh baya itu
" Gak usah dingin bu " Ucap dinda ia tau kalo habis lari tidak boleh minum yang dingin gak baik buat kesehatan tubuh
Dinda memberikan uang nya " Kembalinya buat ibu aja " Ucap dinda yang berlarian di lorong sekolah nya jujur jarak kantin dengan lapangan sepak bola itu sangat jauh sekali
Rasanya dinda ingin naik motor untuk nyampai kelapangan sepak bola

KAMU SEDANG MEMBACA
Pecinta Langit
RandomMenceritakan tentang seorang anak perempuan yang tidak seberuntung anak yang lain #jangan lupa follow akun author