Bel pulang sekolah pun sudah berbunyi banyak siswa dan siswi membereskan buku dan alat tulis yang tadi mereka keluarkan kemudian para siswa dan siswi berdoa sesuai kenyakinan mereka masing-masing dan berjalan kearah parkiran untuk mengambil motor mereka dan pulang ke rumah masing-masing dan juga ada yang dijemput menggunakan mobil
" Dinda "
Saat dinda mau melangkah kan kakinya menuju pintu keluar ia menghentikan langkah nya saat gendang telinga mendengar namanya terpanggil ia membalikkan tubuhnya sudah ada tubuh seorang laki laki berdiri di depan nya dan dinda mengangkat satu alisnya seperti menanyakan kata kenapa
" Lo udah dapat kelompok belum? " Tanya Barat
" Belum " Ucap dinda dengan muka datar nya padahal didalam hatinya ia bingung tercampur senang karena ini pertama kalinya dia ditanyain sudah dapat kelompok apa belum? Biasanya teman temannya tidak peduli ia dapat kelompok apa gak dan dinda selalu dimasukkan kelompok yang ada oleh guru guru nya
" Lo mau gak kelompok an sama gue? "
" Ya gue mau, udahkan kalo gitu gue pamit dulu " Ucap dinda berjalan kearah parkiran meninggalkan barat yang berdiri di belakang nya ia memakai helm nya dan menjalankan motor keluar dari gerbang sma angkasa
..........
Dinda yang barusan bangun tidur dengan nyawa yang belum terkumpul semua ia berjalan kearah tangga dan menuruni setiap anak tangga yang ada di rumahnya
Setelah nyampai ditempat tujuan dinda mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi di dapur
Dan ia bisa melihat bi jum masak di sana ya ini kerjaan nya dinda saat hari minggu karena ia jarang sekali untuk keluar rumah dan pastinya kalo dirinya keluar rumah harus meminta izin terlebih dahulu kepada sang ayah kalo dirinya tidak izin bisa bisa sang ayah tidak tinggal
diem untuk main fisik dinda sangat iri dengan kehidupan sang kakak yang bebas Rachel diperbolehkan pergi sesuka hati tanpa meminta izin kepada ayah dan bukan hanya itu doang Rachel pernah pulang sampai jam 1 malam anton yang tahu itu tidak memarahinya apalagi
tentang pelajaran sampai Rachel peringkat 2 dari belakang pun anton tidak memarahinya sedang kan dirinya yang awalnya peringkat 1 turun menjadi peringkat 2 pun ayahnya tidak segan segan untuk memukul nya
" Non udah bangun? " Tanya bi jum yang baru sadar ada dinda yang duduk dibelakang
" Udah bi "
" Non mau bibi masakin apa? " Tanya bi jum
" Bibi dinda boleh minta tolong sama bibi gak? "
" Mau minta tolong apa Non? "
" Bi temen temen dinda mau kerja kelompok disini boleh gak bibi masak agak sedikit banyak tapi jangan banyak banyak takutnya mubazir ya sekitar 2 orang bi " Ucap dinda ia baru inget temen temen nya mau datang kerumah nya untuk mengerjakan tugas bahasa Indonesia
" Siap non nanti bibi masakin yang enak buat temen Non "
" Makasih bi, maaf ngerepotin " Ucap dinda dengan mengukir senyuman tipis di wajah nya
" Gak, bibi gak merasa direpotkan,ini juga tugas bibi Non "
.............
" Non temen nya sudah datang "
Saat ia mau turun dirinya sudah dicegat oleh bi sum dibawah tangga ia berjalan kearah pintu rumah nya dan membuka pintu itu yang memperlihatkan seorang lelaki laki yang memakai baju omblong dan dilapisi oleh kemeja kotak kotak tidak lupa dengan memakai celana berwarna hitam
" Cowok ini siapa? Apa teman si pengecut itu?" Ia mengerutkan kening saat melihat seorang laki-laki yang melangkah kaki nya kearahnya
" Assalamu'alaikum " Ucapkan salam dari Rafan itu dan tidak lupa menundukkan kepalanya
" Waalaikumsalam, nama lo pasti barat kan? "
" Barat? Bukan nama saya Rafan,kamu gak denger saya perkenalan?" Tanya Rafan yang mengerutkan keningnya kenapa dinda malah mengenal nya dengan barat padahal saja muka mereka tidak mirip ia nyakin kalo dinda tidak mendengar kan dirinya sewaktu perkenalan
" Ooya rafan, gue de-denger kok lo perkenalan maklum gue orang nya pelupa "
" Barat udah datang belum? " Tanya Rafan
" Belum, soalnya lo yang datang pertama dirumah gue, ayok masuk kita nungguin barat didalam aja "
KAMU SEDANG MEMBACA
Pecinta Langit
RandomMenceritakan tentang seorang anak perempuan yang tidak seberuntung anak yang lain #jangan lupa follow akun author