Dinda menaruh botol minuman yang tadi ia beli dikantin dan ikut menyusul Rafan lari lapangan
" Ngapain kamu ikut lari juga? " Tanya Rafan yang kaget saat dinda berlari di samping nya dengan jarak yang tidak begitu berdekatan
" Ini seharusnya hukuman buat gue,jadi gue harus tanggung jawab dan juga gue gak mau kalo ada orang sakit gara gara ngebantuin gue "
Rafan yang mendengar itu hanya menghela nafas dinda ini terlalu keras Kepala sekali jadi ia menuruti apa kata dinda aja mereka berdua lari lari mengelilingi lapangan yang disitu sangat ramai sekali orang bermain sepak bola yang berada di tengah lapangan nya
" Gila ni baru setengahnya lapangan gue udah ngos ngosan apalagi lari 10 kali mengelilingi lapangan bisa jadi gue gepeng seketika gue udah kurus di kasih buat kurus lagi gila pak alif ngasih hukuman gak main main " Ucap
dinda yang mulutnya terus komat kamit yang terus mengeluh ini aja dinda baru mengelilingi setengah lapangan udah ngos ngosan dan capek banget apalagi mengelilingi 10 lapangan
" Kalo kamu capek istirahat aja biar saya aja yang lari " Ucap Rafan yang takut karena dinda aja baru selesai pingsan ia juga tidak mau kejadian tadi terulang lagi
" Egak siapa yang bilang capek, gue masih kuat nya kalo bisa selesain larian nanti ditraktir sama yang kalah " Ucap dinda yang berlari dengan semangat 45
Rafan yang melihat hanya tersenyum melihat tingkah dinda dan hanya menggeleng kan Kepala nya ia juga ikut menyusul larian dinda
" Yey gue menang " Ucap dinda yang berhasil
menyelesaikan larian nya ia menetralkan pernafasan nya terlebih dahulusambil menunggu Rafan setelah beberapa detik akhirnya yang ditunggu datang juga dinda menyodorkan botol minuman yang tadi ia beli dikantin " Ni minum dulu "
" Gak usah ,makasih, Buat kamu aja " Ucap Rafan yang sudah tahu kalo dinda belum minum apapun habis lari dan dia mengasih botol minum buat dirinya
" Gak ini buat lo sebagai tanda terimakasih karena lo udah nolongin gue" Ucap dinda menyodorkan kembali botol minumnya
" Oya gue boleh nanya sesuatu gak sama lo? "
" Mau tanya apa? "
" Kok bisa seragam gue jadi seragam olah raga siapa yang ganti? " Tanya yang dari tadi terpenuhi oleh kejadian itu yang tiba-tiba dirinya sudah memakai baju olah raga
" Yang makein kamu baju olah raga itu 2 anak PMR
perempuan bukan saya, Oya gimana keadaan kamu? "" Alhamdulillah baik gue "
" Dinda " Panggil laki-laki yang berjalan kearah dinda dengan pakaian basket nya dinda dan Rafan beralih kearah laki laki itu
" Kamu anak baru itu namanya Siapa? " Tanya laki laki itu yang menatap dari atas sampai bawah tubuh rafan
" Oya kenalin ini Rafan dia yang tadi bantuin gue ke UKS " Ucap dinda memperkenalkan rafan
Zayyan mengulurkan tangannya dan di Terima dengan tangan Rafan " Gue zayyan "
" Saya Rafan "
" Makasih lo udah mau nolongin sahabat gue "
" Sama-sama sebagai manusia juga kita harus saling tolong menolong antara sesama manusia "
" Lo mau latihan Basket?? " Tanya dinda yang melihat kalo zayyan sudah memakai baju basket yang menandakan kalo zayyan akan latihan
" Nanti gue latihan nya sekarang gue anterin lo ke kelas dulu "
" Yaudah kalo gitu gue sama dinda duluannya " Ucap zayyan yang mengandeng tangan milik dinda dinda yang digandeng tiba tiba sama zayyan entah kenapa dirinya sangat tidak enak dengan rafan sedangkan rafan yang melihat itu hatinya sakit
..........
" Akhirnya Cucu omma sudah datang, gimana kabar kamu sayang?, omma kangen banget sama kamu " Ucap wanita paruh baya yang tiba tiba memeluk dinda
" Alhamdulillah sehat omma, omma kapan datang nya? " Tanya dinda mencium punggung tangan wanita paruh baya itu
" Barusan omma datang, omma mau ngomong sesuatu sama kamu sayang " Ucap omma najwa-nenek dari ayah dinda
" Mau ngomong apa omma " Ucap dinda yang bingung dan penasaran omma datang kesini mau ngomong sesuatu dengan dirinya tentang masalah apa?
Omma menarik tangan dinda menuju ke ruang tamu dan dinda yang tangannya ditarik hanya pasrah dan mereka berdua mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamu belum ada yang membuka pembicaraan yang membuat ruangan ini hening sementara
Omma menarik nafas lalu menghembuskan nya dengan perlahan lahan " Dinda kamu udah punya pacar belum? "
" Dinda gak pernah pacaran omma " Ucap dinda emang dari lahir sampai sekarang dinda belum pernah pacaran sekali saja dia belum pernah ngerasain
" Alhamdulillah, omma boleh cerita sesuatu sama kamu? "
Dinda menganggukkan Kepala dan tersenyum tipis kearah omma " Boleh omma omma mau cerita apa? "" Jadi dulu kondisi ekonomi nya ayah mu sangat turun drastis perusahaan ayah bangkrut,omma ayah dan bunda mu tinggal di sebuah kontrakan yang sederhana dan disaat itu omma juga lagi sakit sakitan terpaksa ayahmu membawa omma kerumah sakit pada saat itu omma menolak takutnya saat membayar rumah sakit uang nya kurang dan benar saja saat omma udah sehat ayahmu tidak bisa membayar rumah sakit jadi omma harus di
" tahan dirumah sakit ada keluarga yang baik mau menolong omma keluarga itu membayar kan semua pembayaran pengobatan itu, kemarin omma juga sudah datang menemui keluarga yang udah nolong omma omma mau ngembalikan uang yang mereka bayar untuk pengobatan omma tapi mereka menolak nya dan mereka hanya ingin salah satu cucu dari omma menikah dengan salah satu cucu dari keluarga itu "
" Kamu mau kan sayang menikah dengan salah satu cucu keluarga itu? "
Deg..
Seperti tersambar petir di siang bolong menikah? Dinda saja belum sampai kepikiran ingin menikah apalagi dinda ingin dinikahkan dengan laki laki yang belum dinda kenal laki laki itu apalagi keluarga nya
" Omma boleh gak kasih waktu buat dinda menjawab pertanyaan ini "
" Boleh tapi jangan lama lama ngejawab nya sayang "
Dinda menganggukkan Kepala " Kalo gitu dinda kekamar dulu omma " Ucap dinda mendirikan tubuhnya dan melangkah kaki menuju kamar nya

KAMU SEDANG MEMBACA
Pecinta Langit
NezařaditelnéMenceritakan tentang seorang anak perempuan yang tidak seberuntung anak yang lain #jangan lupa follow akun author