13. Revealed

410 61 2
                                    

"Azizi mana? Nggak dateng?" Ara bertanya entah ke siapa setelah melirik kursi Azizi yang kosong.

Adel menaikkan bahunya. "Nggak tau tuh. Iya kali."

Tidak puas dengan jawaban temannya, Ara merogoh sakunya. Cari keberadaan ponselnya terus buru buru buka roomchatnya sama Azizi.

|Ga datang Zi?
07.45

Guru bahasa Indonesia, bu Shania. Masuk bertepatan Ara selesai mengetik. Ara langsung mematikan ponselnya terus simpan benda gepeng itu di laci.

Saat bel pergantian jam pelajaran berbunyi, kelas kembali riuh karena bu Shania udah pergi.

Ara langsung buka ponselnya, cek apa Azizi udah bales chatnya atau belum. Helaan nafas kecewa lah yang terdengar. Karena apa? Iya karena Azizi ternyata belum balas chatnya.

Jari Ara menggulir beberapa roomchat kebawah. Meng-klik roomchatnya dengan Chika yang pesannya belum dia baca.

|Ara jangan lupa makan rotinya yaa
07.02
|Kamu harus makan, kann buatan aku
07.02

Ara tersenyum kala membaca isi chat dari pacarnya. Setelah itu Ara langsung meraih sebuah kotak bekal berwarna biru yang tadi sengaja Chika bawakan untuknya, lalu membukanya.

|Iya ini aku makan
08.19
|Send a photo
08.19

"Apa tuh? Bagi dong." Pinta Adel melirik roti yang dimakan Ara.

Ara langsung meluk kotak bekalnya, menolak buat berbagi makanan sama temennya itu. "Nggak boleh."

"Dih, kenapa? Kan dua itu." Ujar Adel.

"Gue laper banget." Bohong Ara.

"Pelit!"

"Biarin, ndak peduli gue." Balas Ara cuek, nyandar di kursinya terus lanjutin makan roti buatan kesayangannya.

Perhatian keduanya sama sama tersita pas ponsel Ara ngeluarin suara notifikasi. Buru buru lah si Ara ngidupin ponselnya, berharap itu notifikasi dari Azizi.

|Bukan urusan lo.
08.22

"Dih!? Kenapa dia!?" Heboh Adel yang ikutan ngeliat balasan chatnya Azizi.

"Berisik, Del."

"Biarin, ndak peduli gue." Balas Adel meniru kata kata dan aksen Ara tadi sambil memeletkan lidahnya mengejek.

"Berantem kalian ya?" Tanya Adel.

"Hah, enggak."

"Hillih, boong lu. Pantat lu noh, kelap kelip."

"Paansi, emang enggak ye. Lagian apa juga yang mau di berantemin." Ara melipat tangannya, mikirin kenapa Azizi kayak gitu.

Adel menghela nafasnya. Menepuk pundak Ara sambil kusukin tipis tipis. "Kalo masih suka, bilang aja kali."

"Enggak." Sanggah Ara. "Gue udah punya pacar, btw."

"Hah serius!?"

Ara mengangguk.

"Siapa woi?"

"Chika. Kenapa?"

GOLDEN HOUR - CHIKARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang