Kalau jimplang langsung aku unpub, malas melanjutkan lapak jimplang.
JANGAN SIDER! Minimal vote kalau gak bisa dan gak mampu komen.
200 vote dan 50 komen, ayo!
💉Happy Reading💉
Sejak Syaka tinggal bersama Trici, Syaka sudah diberitahu kalau Trici adalah vampire serta makhluk abadi, dan Syaka tak tampak takut.
Dia justru semakin menempel, walau Syaka masih berusia 5 tahun, tapi Syaka bisa dikatakan anak yang pintar.
Syaka terkadang menyapu lantai yang kotor karena Trici suka sekali berburu ke hutan lalu kembali dengan kaki kotor penuh tanah.
Syaka yang akan membersihkan bekas tanah lalu mengepelnya, di mansion Trici selalu ada para Ghoster yang membersihkan semuanya.
Ghoster disini sebutan untuk pembantu dari dimensi lain, mereka kasta terendah yang ada di dunia Imortal.
Kalau untuk urusan makanan, Trici selalu membelikan Syaka makanan dari luar, Trici mana bisa masak, kalau lapar dia tinggal minum darah hewan atau darah manusia.
"Kak Ici, Caka boleh main di taman gak? Caka bosen."
Caka adalah panggilan yang Syaka beri untuk dirinya sendiri, karena Caka merasa nama Syaka tak cocok untuknya, Caka lebih cocok, lebih imut.
Syaka menggoyang pelan bahu Trici, gadis berusia 500 tahun itu tampak berleha-leha di sofa, pengangguran, tapi uang di ATM nya sangat membludak.
"Kau mau main? Yasudah sana main, tapi kalau sore harus pulang, banyak vampir gila diluar sana," pesan Trici seraya mengusak pelan kepala Syaka.
Syaka mengangguk patuh, dia mencium pipi Trici singkat dan penuh malu-malu, pipi bulatnya memerah seperti buah apel matang.
"Baik, Kak Ici, Caka pulang sebelum sore," ujarnya seraya berlari riang sambil memeluk boneka babi hitam kesayangannya.
Trici hanya memandang punggung mungil mate kecilnya, lalu dia menghembuskan napas panjang.
Trici sudah mengurus berkas untuk Syaka nantinya, seperti akta lahir, kartu keluarga, sebab nantinya saat masuk sekolah, Syaka memerlukan semua berkas itu.
"Apa aku harus menjelma menjadi seusia dia nantinya? Jadi aku bisa terus mengawasinya," gumam Trici.
Yah, itu bukan ide buruk, tapi nanti saja dipikirkan, toh Syaka masih 5 tahun, masih 1 tahun lagi Syaka masuk sekolah.
"Lilith, pergi dan awasi Syaka." Lilith adalah sebutan itu burung kenari kecil yang merupakan peliharaan Trici.
Lilith segera terbang keluar guna mengikuti Syaka, Lilith bisa berubah wujud, tapi bukan sebagai wujud perempuan, melainkan wujudnya laki-laki.
Lilith sebenarnya adalah kenari jantan, tapi Trici terlalu malas mencari nama untuk burung jantan, jadi yasudah namanya Lilith saja.
....
Jam 10 malam, Syaka berlari riang menuju kamar Trici, walau baru seminggu Syaka tinggal bersama Trici, tapi ikatan batin mereka seolah sudah terjalin.
Seolah mereka sudah ditakdirkan bersama.
"Kak Ici, Caka mau bobok sama Kak Ici," rengek Syaka seraya memanjat naik ke kasur Trici.
Trici yang sudah setengah tidur seketika terbangun, dia mengenakan piyama berlengan panjang dan bercelana selutut.
"Kau harus belajar tidur sendiri," tegur Trici.
Rengut lucu Syaka berikan "Ndak mau, Caka mau bobok sama Kak Ici.."
"Yaudah sini."
Syaka dengan senang hati merangkak mendekati Trici kemudian mendusel masuk ke pelukannya.
Dulu, saat tinggal bersama bunda, bunda selalu menyiksa Syaka dan memaksa Syaka mengerjakan pekerjaan rumah sementara bunda sibuk kerja jadi lonte.
Syaka tak pernah melawan, dia ditekan agar menjadi anak yang penurut dan tak membantah, keinginan Syaka tak pernah terpenuhi, namun tekanan selalu Syaka terima.
Dan akhirnya, Syaka dibuang ke hutan setelah bunda menemukan pengganti ayah, ayah Syaka dulu meninggal di hari Syaka lahir, itulah alasan kenapa bunda benci sama Syaka.
Tapi sekarang Syaka sudah punya Trici, walau Syaka tau Trici itu makhluk imortal, Syaka tak takut.
Karena bersama Trici, justru Syaka bisa bebas sekali mengekspresikan keinginannya, dan Trici selalu menuruti permintaannya.
"Kak Ici, Caka berterima kasih karena Kak Ici mau nampung Caka," bisik Syaka seraya menepuk pipi Trici dengan tangan mungilnya.
Trici mengelus pucuk kepala Syaka.
"Kau kan milikku, jadi tentu saja aku akan menampungmu," balas Trici seraya mencium dahi Syaka.
Tawa lembut Syaka berikan, dia memejamkan matanya dan tertidur lelap.
Tubuh Trici itu dingin karena dia adalah vampir, tapi tubuh Syaka yang hangat begitu menenangkan.
Trici hanya merasa sayang dan akan mengasuh Syaka, tapi perasaan alami antar mate tentu sudah terhubung, hanya saja, bukan cinta, nanti, setelah Syaka dewasa maka cinta akan hadir.
"Kau ini, mungil sekali," gumam Trici seraya mengusap pipi gembul Syaka yang kemerahan.
Mate kecil Trici, sangat pintar, sangat rajin juga membersihkan rumah walau hanya bagian kamar dan ruang bermainnya saja.
Tapi dia sangat lucu, membuat hidup Trici mulai berwarna.
💉Bersambung💉
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant Vampire [End]
Vampire"TRICIA! KAN UDAH AKU BILANG JANGAN MINUM DARAH SEMBARANGAN!" "Ya kenapa? Mau kuminum darahmu saja?" "ENGGAK! AWAS AJA! JAUHKAN TARINGMU ITU!" Tricia Rachelia, seorang Vampire yang hidup lebih dari 500 tahun itu, tak menyangka akan memiliki mate man...