Dominant Vampire [End]

💉TriKa-12💉

Hmmm, selama puasa hasrat nulis tuh kaya berkurang, apa karena setan mesum di otakku dikurung ya? Jadi kaya gak ada gairah sama sekali😏

200 vote dan 50 komen, AYO!

💉Happy Reading💉

Tricia tak mengekang Syaka sama sekali, walau mereka tinggal di mansion tengah hutan, ada waktu dimana Syaka rindu perkotaan dan memelas pada Tricia untuk pergi ke kota.

"Aku mau beli wig baru," pinta Syaka seraya memeluk lengan Tricia mesra.

Syaka sudah mulai membiasakan diri pada tubuhnya yang kini berusia 19 tahun, Syaka sangat cantik untuk ukuran remaja laki-laki.

Ya wajar, kan dia keturunan mermaid, kecantikan para mermaid itu melebihi kecantikan manusia biasa.

Tricia mengelus wig hitam setengkuk yang Syaka pakai, lalu mengecup pipinya.

"Mau beli warna apa lagi? Kan sudah punya banyak," ujar Tricia tenang.

Rengut sebal Syaka berikan "Jadi gak boleh? Kamu takut uang kamu habis kalau beliin wig aku lagi? Gitu? Kamu gak sayang aku lagi kayanya, masa mau beli wig aja kamu gak mau-"

"Oke ayo beli, berhenti ngomel."

Senyum cerah penuh kebahagiaan Syaka berikan setelah mendengar ucapan Tricia, dia mencium pipi Tricia lalu mendusel lagi dibahunya.

"Makasih, Ici sayang~"

Senyum geli Tricia berikan "Sama-sama sayang." Kecupan ringan Trician berikan di kening Syaka.

Yah, Syaka sudah membiasakan diri pada semuanya, pada kenyataan baru, namun dia masih takut dan mual jika melihat darah, atau melihat Siren serta vampir selain Tricia.

Dan Syaka sendiri sedang belajar mengatur kekuatannya, kekuatan alami para keturunan mermaid ada hubungannya dengan air.

Jadi Syaka sesekali belajar mengendalikan kekuatannya saat dalam wujud mermaidnya.

Sejujurnya Syaka merindukan teman-temannya, pasti mereka saat ini sedang ujian kenaikan kelas, bukan seperti Syaka yang tau-tau sudah remaja.

Tapi, sudahlah, selagi masih ada Tricia, Syaka tak perduli yang lain.

...

Di mall, Tricia pasrah saja saat Syaka terus menariknya dari satu toko ke toko lainnya, bahkan tas belanjaan di tangan Tricia sudah banyak.

Walau uang Tricia tak akan habis, tapi lelah juga menemani Syaka berbelanja.

"Ini bagus banget, beli yuk, kamu satu, aku juga satu," usul Syaka sambil menunjukan 2 buah hodie berwarna biru muda dengan hiasan bulan dan matahari.

Tricia mengangguk "Ambil aja."

"Yeay~"

Tricia tetap merangkul pinggang Syaka untuk memastikannya aman, karena Tricia sadar sedari tadi ada beberapa vampire dan werewolf yang memantau Syaka.

Pasti kabar tentang mermaid berdarah manusia sudah tersebar sampai ke dunia imortal lainnya, walau Tricia yakin werewolf tak pernah mau mengusik makhluk lainnya.

Tapi untuk urusan Siren dan Vampire, Tricia yakin mereka masih mengincar Syaka.

"Udah selesai? Ayo pulang," ajak Tricia tenang.

Syaka mengerucutkan bibir pink alaminya "Caka masih mau belanja," ujarnya dengan nada imut dan mata berkedip manja.

Hela napas Tricia berikan, sulit sekali menang dari Syaka yang 19 tahun ini, karena Syaka mulai tau cara untuk membuat Tricia menuruti keinginan Syaka.

"Baiklah," putusnya sembari mengecup pelipis Syaka.

Dan tawa geli Syaka berikan, kan, benar dugaannya, Tricia tak akan bisa menolak keinginan Syaka.

Selain karena rasa bersalah Tricia pada Syaka, Tricia kan mencintai Mate kecilnya ini, jadi Tricia akan menuruti apapun kemauan Syaka.

Selama Syaka bahagia, maka Tricia akan menuruti apapun kemauannya.

"Makhluk persilangan itu, lebih baik dibunuh sebelum purnama merah datang,"

"Yah, tapi sulit, vampir disebelahnya terlalu kuat dan waspada, ingat kan minggu lalu? Semua Siren yang menyerang masuk ke rumahnya saja dia penggal dengan sekali tebasan, sulit."

Yah, sulit menjangkau Syaka selama Tricia ada.

Jadi, bagaimana jika mereka membuat Tricia membuang Syaka lalu mereka bisa membunuh Syaka?

Itu ide yang bagus, karena selama yang mereka tau, bangsa vampir adalah makhluk berdarah dingin, mereka tak punya perasaan selain perasaan ingin membunuh.

Pasti, Tricia juga sama, Tricia pasti akan membuang Syaka jika ada satu kesalahan fatal yang Syaka lakukan.

Pasti ada.

Mereka yakin.

💉Bersambung💉