Minimal vote lah, jimplang mulu perasaan votenya, gak ada perkembangan sama sekali, heran.
200 vote dan 50 komen, ayo!
JANGAN SIDER!
💉Happy Reading💉
Ada satu hari dimana Syaka terus dilanda kegusaran dan kekhawatiran, yaitu hari dimana bulan purnama muncul, bulan purnama adalah saat sakral bagi para makhluk Imortal.
Termasuk bagi Tricia sendiri, jadi saat bulan purnama muncul, Tricia akan pergi meninggalkan rumah, dia pergi berburu untuk melepaskan hasrat membunuhnya yang menguat saat purnama tiba.
"Kak Ici, kakak mau kemana?" Syaka menahan tangan Tricia saat melihat gadis cantik itu hendak pergi di tengah malam.
Syaka memakai baju tidur gambar babi hitam dan juga menggenggam boneka babi hitam kesayangannya.
Tricia melepas pelan genggaman Syaka dipergelangan tangannya.
"Kau kan tau ini bulan purnama, jadi aku harus pergi berburu," jawab Tricia tenang.
"Harus banget ya kak? Caka enggak mau sendirian di rumah," melas Syaka.
"Rumah ini kan sudah aku pagari agar aman, tak akan ada vampir atau makhluk imortal yang masuk kesini selain aku."
"Tapi Kak Ici, Caka beneran takut kak," lirih Syaka dengan nada bergetar.
Firasat Syaka sangat buruk.
Hela napas kasar Tricia berikan "Syaka, kau kan sudah 13 tahun, sudah cukup besar untuk aku tinggalkan selama satu malam ini, tidak akan ada masalah," tekan Tricia.
Syaka menatap Tricia penuh melas, sangat memelas malahan.
"Kak Ici, Caka enggak mau sendirian, walau Caka udah 13 tahun, tapi kan Caka enggak bisa ngelindungin diri Caka sendiri, gimana kalau ada vampir masuk terus darah Caka diisep? Mati dong Caka nanti jadinya."
Rengekan dan ocehan Syaka agak lucu, tapi tetap saja Tricia harus pergi.
"Semua akan baik-baik saja, kalau ada sesuatu yang datang, kau pergi saja ke kolam renang dan bersembunyi di dalam kolam," ujar Tricia tegas.
Syaka bingung, kenapa harus kolam? Apa hubungannya?
"Tapi, kalau Caka di dalam kolam, yang ada mati kehabisan napas dong."
"Enggak akan, sudah ya, aku harus pergi-"
"Cium Caka dulu ih!" Rengek Syaka seraya menahan dan memeluk pinggang Tricia erat.
Hela napas kasar Tricia berikan, dia mencium pipi, dahi dan hidung Caka baru setelahnya pergi dari rumah.
Caka hanya merengut pelan, dia menatap kearah Tricia yang pergi dari rumah.
"Duh, kok gerah banget sih," keluh Syaka seraya mengikat rambut sepunggungnya dengan kunciran, hampir seluruh rambut Syaka itu berwarna biru.
Dengan jari lentik, kulit putih dan bulu mata lentik, serta bibir mungil yang kenyal dan merah alami.
Syaka terkadang insecure, sebab dia tumbuh berbeda, bukan seperti anak laki-laki kebanyakan.
Syaka justru menjadi lebih pemalu dan lembut, berbeda dengan ke 3 temannya, Seyan, Senan dan Sion yang cenderung begitu bar-bar dan keras.
Tapi, Syaka juga tak mau terlalu insecure, sebab kata Tricia, Caka itu cantik, indah dan sempurna.
Karena Tricia berkata begitu, jadi Syaka agak senang, karena Tricia menyukai fisiknya, bukan malah merasa aneh.
Lagipula, Syaka itu indah.
Hal natural bagi para mermaid, adalah keindahan fisik yang mampu memikat siapapun.
Dan Syaka sendiri tak menyadari hal itu, keindahan fisiknyalah yang membuat banyak makhluk imortal tertarik dan ingin membawanya pergi.
Tapi untungnya, Tricia bukan vampir sembarangan, dia bisa memastikan Syaka aman.
Yah, tapi tidak untuk malam ini.
💉Bersambung💉
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant Vampire [End]
Vampire"TRICIA! KAN UDAH AKU BILANG JANGAN MINUM DARAH SEMBARANGAN!" "Ya kenapa? Mau kuminum darahmu saja?" "ENGGAK! AWAS AJA! JAUHKAN TARINGMU ITU!" Tricia Rachelia, seorang Vampire yang hidup lebih dari 500 tahun itu, tak menyangka akan memiliki mate man...