New Story

253 31 15
                                    

" Sayang waktunya bangun.. Kau bisa terlambat nanti." ucap penuh kasih seorang pria paruh baya pada pemuda yang masih bergumul dengan selimutnya

" Euunngghh... Ya pa, Eul bangun ini." jawab pemuda yang mencoba membuka matanya dan tersenyum manis pada papanya itu

" Oke, papa tunggu di bawah dan cepat siap!"

Noeul atau yang dulu lebih dikenal dengan nama Rain, kini dirinya seperti mendapat kehidupan baru. Semenjak tanpa sengaja dirinya menolong seorang pria yang saat itu menjadi korban kecelakaan, Rain yang selama ini meyakini bahwa dia anak yatim piatu pun tak menyangka jika sebenarnya keluarganya masih ada.

Saat itu pria yang ditolong Rain membutuhkan donor darah secepatnya, tapi karena golongan darah yang langka membuat pihak rumah sakit kebingungan. Dan Rain yang merasa bahwa darahnya sama dengan pria itupun tanpa ragu mendonorkan darahnya.

" Apa kau yang menolong istriku?" tanya sosok pria paruh baya berwajah tampan dan tegas yang tengah memegang kedua lengan Rain dengan wajah panik

" Ah.. ya tuan, tadi saya lewat dan melihat mobil tuan itu menabrak pohon, Saya lihat ada orang didalamnya. Jadi saya menghubungi ambulans dan untungnya tuan di dalam bisa ditangani segera." jawab Rain menjelaskan kejadian yang baru saja dialaminya

" Terima kasih.. Aku sungguh berterima kasih padamu." Pria itu tak kuasa menahan tangis haru saat pemuda yang menolong istrinya itu menceritakan kejadian naas yang membuat jantungnya berpacu lebih cepat

" Ya tuan, karena tuan sudah disini kalau begitu saya pamit.." Rain beranjak pergi tapi tangannya ditahan, membuatnya menoleh kearah pria tadi

" Sebentar.." Pria itu menarik dompet dari sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalamnya lalu mengulurkannya pada Rain

" Maaf tuan..  tapi saya ikhlas membantu." tolak Rain halus dan tersenyum

" Kalau begitu, besok kau bisa kesini lagi.. Pasti istriku ingin bertemu dengan malaikat penolongnya." Rain ingin menolak, tapi wajah pria paruh baya yang baru saja bernafas lega itu entah bagaimana tak mampu membuatnya berkata tidak

" Ya tuan, besok saya akan kesini lagi." Rain beranjak pergi dari sana walaupun tubuhnya sedikit lemas karena diambil darahnya tadi tapi Rain tetap harus pergi bekerja

Hingga esoknya pasangan paruh baya itu seharian menunggu kedatangan Rain dengan cemas, seolah ingin memastikan sesuatu setelah mendengar penuturan dokter kemarin.

" Untunglah darah pria muda yang membawa tuan Type cocok dengannya jadi kami bisa segera memberikan pertolongan.."

" Apa maksud dokter? Golongan darah saya itu langka dok, Mustahil ada yang sama.." ucap Type heran

" Tapi memang benar seperti itu tuan, Bahkan sayapun juga heran. Apa mungkin dia masih kerabat anda?"

Ucapan sang dokter membuat tubuh Type dan juga Tharn suaminya menegang.

" Dok, Bisakah dokter tes kecocokan darahnya dan darah istri saya?" tanya Tharn yang sedikit berharap keajaiban

" Tentu saja. Saya akan kembali lagi nanti setelah hasilnya keluar."

Setelah menunggu hampir lima jam lamanya, akhirnya hasil yang ditunggu keluar dan dinyatakan 99.9% bahwa hubungan keduanya merupakan orang tua dan anak.

Type dan Tharn tak kuasa menahan tangis, setelah sekian puluhan tahun mencari keberadaan putranya yang hilang dicuri seseorang, akhirnya mereka bisa berkumpul kembali. Tak sia-sia kunjungan mereka kali ini ke Thailand.

Type juga Tharn tengah menunggu kedatangan seseorang yang merupakan bagian penting dalam hidup mereka yang telah lama menghilang, tapi setelah waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, sosok itu tak kunjung terlihat.

Mereka mulai pesimis jika sang malaikat penolong tadi akan kembali lagi, atau kemarin Rain hanya basa-basi mengiyakan ucapan Tharn.

Entahlah.. Yang pasti saat ini mereka terus berdoa supaya sosok itu menepati janjinya untuk datang kembali.

Tok

Tok

Tok


Suara ketukan pintu membuat sepasang suami istri menatap penuh harap pada pintu yang mulai bergeser terbuka, hingga munculah sosok yang selama ini ditunggu dengan wajah letih namun tetap menampilkan senyum manis menghiasinya.

" Salam tuan.. Maaf Rain mengganggu yaa, Rain hanya ingin menyapa sebentar setelah itu pulang." ucap pemuda berbadan kurus dengan wajah manis berambut coklat pendek itu

Type tiba-tiba menangis membuat Rain bingung, apa yang salah dengannya, apa dia sebegitu mengganggunya sampai Type kesal dan berujung menangis.

" Maaf tuan, kalau saya benar mengganggu.. Saya hanya ingin menepati janji saya kemarin, Saya akan segera pulang.. Permisi." Rain mengatupkan kedua tangannya dan ingin beranjak pergi dari tempat itu, tapi cekalan pada lengannya membuat Rain menoleh dan menatap sosok yang tadi ditolongnya

" Kau anakku.. kKau anakku.. Kau kembali sayang, Kau kembali.. Maaf.. Maaf papa terlambat menemukanmu.. Maaf.. Maafkan papa.." Type tak berhenti menangis dan meminta maaf

" Maaf tuan, Mungkin anda salah orang. Saya besar di panti, Saya yatim piatu tuan.." jelas Rain

" Kamu anakku.. Kamu putraku.. Aku yakin itu," Type menggeleng mendengar ucapan Rain, dirinya yakin Rain adalah putranya yang lima belas tahun lalu menghilang

" Benar Rain.. Kau putra kami, Putra kecil kami yang dulu hilang diculik.. Kami sudah mencocokan hasil tes darahmu dengan darah istriku dan hasilnya kamu 99.9% adalah putra kami yang hilang." Tharn ikut menjelaskan agar Rain percaya

" Tapi.. Kata pengurus panti, Orang tuaku sudah meninggal.. Makanya aku besar disana,"

" Kalau Rain tak percaya, Papa bisa memperlihatkan foto terakhir sebelum kamu menghilang." Type meminta dompet suaminya dan mengambil selembar foto kecil yang terdapat foto seorang anak berusia lima tahun tengah tersenyum manis duduk ditaman

" Iya.. ini seperti wajahku saat kecil, ja-jadi kalian.." Type langsung menarik Rain dalam pelukannya dan menangis bersama

Hari itu rintik hujan seolah menghiasi pertemuan haru satu keluarga yang setelah sekian lama akhirnya bisa membuat akhir bahagia.






"Bagaimana hubunganmu dengan Macau?" tanya seorang pria berperawakan tinggi gagah pada seorang pemuda manis yang menyandang status sebagai adiknya itu

" Memang harusnya bagaimana sih phi? Kan sudah kubilang, Aku masih ingin menikmati waktu dengan papa dan daddy.. Kalau phi ingin menikah, sana! Cepat nikahi phi Nanon sebelum dia disambar orang lain yang lebih tampan dan keren darimu! wleekk.." ejek Rain pada kakaknya yang selalu berakhir kejar-kejaran, dua orang yang bisa dikatakan dewasa tapi justru terlihat lebih kekanakan

" Sudah.. Sudah.. Ayo sarapan dulu, Nanti kalian telat," Panggil Type menghentikan aksi kejar-kejaran kedua putranya, kini dirinya lebih merasa bahagia setelah keluarganya kembali utuh

" Paa... Phi Pat merusak rambut Eul lagi!!" teriak Noeul yang tak terima sang kakak merusak tatanan rambutnya yang tadi sudah rapi

" Siapa suruh kamu cantik, Phi kan jadi gemas.. hehehe," Pawat tertawa gemas melihat wajah kesal Noeul yang mengadu pada papanya

" Kalian itu sehari aja nggak ribut kenapa sih, Heran daddy.. Daddy berasa punya dua anak bayi lagi." Tharn yang baru saja muncul ke ruang makan ikut geleng-geleng kepala mengingat kelakuan kedua putranya

" Phi pat dad!!"

" Eul dad!!"

" Phi Pat!"

" Eul!"

Dan suasana makan selalu dihiasi dengan perdebatan kecil dua orang bersaudara yang beda lima tahun itu, walaupun selalu berselisih tapi mereka menyayangi satu sama lain.

Terutama Pawat yang baru menemukan kembali adik mungilnya, dia selalu berjanji tak akan pernah lagi kehilangan adiknya dan akan menjaga keutuhan keluarganya.










tbc...

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang