Dissapointed

148 17 3
                                    

plaakk


" Phayu apa yang kau lakukan!!" teriak bubu melihat putranya yang kini menatap tangannya juga istrinya secara bergantian

" Maafkan aku baby.. Aku tak sengaja, kau harus tenang dulu Rain." Phayu menatap Rain yang masih diam tanpa pergerakan sedikitpun setelah dirinya tak sengaja melayangkan sebuah tamparan di pipi istrinya

" Rain.." lirih Phayu memanggil kembali sang istri yang masih terdiam tanpa ada suara

Rain menolehkan kepalanya menatap sang suami yang juga menatapnya, ada perasaan terkejut juga bersalah disana, tapi Rain masih tetap terdiam beberapa saat. Dirinya masih terlalu syok menerima tamparan dari suaminya, tamparan itu seakan menyadarkannya akan suatu hal. Ini bukan saatnya dia berteriak histeris hanya karena kenyataan suaminya kembali memberikan kejutan yang menyakitkan untuknya.

" Phi Nui!!" teriak Rain yang justru memanggil sang asisten rumah tangganya

" Ya nong Rain, " Nui ikut takut mendekat, pasalnya dia tadi bisa mendengar dengan jelas pertengkaran yang terjadi akibat kedatangan tamu yang tak diundang

" Siapkan kamar tamu untuk tamu suamiku, dan juga panggil phi Top karena tamu suamiku sedang sakit." Nui mengangguk dan segera beranjak pergi, dirinya tak ingin berlama-lama berada di suasana yang menurutnya lebih menegangkan daripada menonton film aksi

" Bubu.. Daddy.. maafkan Rain, Rain ingin masuk ke kamar terlebih dulu. Badan Rain sedikit lelah, kalau bubu tak keberatan menginaplah.." Rain beralih menatap bubu juga daddy Phayu bergantian, dan meninggalkan Phayu yang masih mematung belum bisa mencerna perubahan sikap Rain menjadi setenang itu

" Lagi-lagi kau melukainya nak, secara tak sadar kau juga melukai bubu. Bubu kecewa padamu." Pete pergi menuju kamar yang biasa dia gunakan saat menginap di rumah Phayu

" Daddy tak bisa membantumu boy!" Vegas menepuk pundak putranya dan berjalan menyusul Pete

" Maafkan aku Phayu.." Ple berkata dengan nada bersalah dan hampir menangis

" Sudahlah, menginaplah dan tunggu dokter. Aku akan berbicara dengan Rain." Phayu meninggalkan Ple dan menyusul Rain naik ke kamarnya


klek

klek

kleekk


Berulang kali Phayu mencoba, tapi pintu kamarnya tak mau terbuka. Rain menguncinya dan membawa juga kunci cadangannya. Menutup jalur akses Phayu.

" Baby.. Aku mohon dengarkan penjelasanku. Aku tahu kau mendengarku.." Phayu beringsut duduk di depan pintu kamarnya dan mulai menceritakan apa yang terjadi padanya hari itu

" Kau tahu Rain, setelah kau pergi awalnya aku hanya minum-minum tak jelas.. tapi setelah tahu ternyata perpisahan kita adalah ulah daddy, aku juga hancur disana Rain. Aku bahkan mendiamkan daddy, aku juga membuat perhitungan pada seluruh temanmu. Lalu hari itu, hari dimana hari yang sama dengan saat kepergianmu, aku meminum lebih banyak dari biasanya. Begitu aku terbangun, disampingku sudah ada seorang wanita yang sedang menangis. Aku memperkosa Ple secara tidak sadar Rain.." Phayu menjeda kalimatnya, ada sedikit penyesalan mengingat masa-masa itu

" Lalu Ple dinyatakan hamil, Ple awalnya ingin menggugurkan kandungannya tapi aku tahu bahwa bayi itu tak bersalah Rain. Aku memaksa Ple untuk melahirkan bayi itu dan aku akan bertanggung jawab merawatnya, saat Nana akhirnya lahir Ple tak ingin menyerahkannya dan ingin merawat Nana sendiri. Aku menghargai keputusan Ple, aku juga tetap membiayai seluruh kebutuhan Nana. Melihat Nana tumbuh membuatku setidaknya lupa sakitnya kau tak berada disisiku. Aku ingin ketika kau kembali nanti, kita bisa merawat Nana bersama-sama. Maafkan aku Rain.. karena kebodohanku, aku kembali menyakitimu.. hiks.. hiks..." Phayu menangis tertahan dibalik pintu begitu juga dengan Rain

Rain memukul-mukul dadanya yang terasa sesak karena tangisannya yang tak kunjung berhenti, perutnya semakin terasa sakit juga mual seperti mengaduk-aduk perutnya.

" Maafkan papa sayang.. untuk kali ini papa akan egois bersamamu.. hiks.. hikss.. hiiikkss.."



Setelah kejadian malam itu Rain benar- benar mengurung dirinya di dalam kamar, hanya phi Nui yang dia ijinkan masuk mengantar makanan bahkan Rain tak mengijinkan bubu melihat keadaannya. Dan hari ini saat semua sedang berkumpul dengan suasana canggung yang entah bagaimana mengungkapkannya, suara langkah kaki terdengar menuruni anak tangga.

" Baby.. kau mau kemana?" Rain melihat Phayu sekilas, tak ada ekspresi apapun disana, yang Phayu lihat hanya dingin

" Bubu.. Daddy.. Maaf Rain ingin keluar dengan phi Sky dulu. Bye na.." Rain mengacuhkan Phayu dan keluar membawa mobilnya sendiri tanpa sopir




" Phi Sky.. Aku akan berlibur selama satu minggu dengan phi Phayu, setelahnya aku juga ingin mengunjungi Papa dan Daddy. Jadi kau bisa mengelola cafe sendiri bukan.." Rain mengaduk-aduk minumannya saat dirinya berbicara dengan Sky yang mendadak meminta bertemu

" Kau suka sekali berlibur Rain.. Yasudah tapi pastikan kau pulang dengan wajah lebih ceria.. aku lihat kau nampak selalu lesu dan pucat. Kau sudah memeriksakan dirimu bukan?" Sky menatap khawatir sahabatnya yang masih nampak sama dengan beberapa hari lalu

" Pasti phi.. aku akan pulang dengan bahagia. Phi juga harus bahagia, oke?" Sky tersenyum dan menggenggam erat tangan Rain yang terasa sedikit dingin

Rain mulai memasukkan semua perlengkapan yang akan dia butuhkan juga suaminya untuk mereka berlibur. Rain sudah memesan tiket juga reservasi hotel selama mereka disana nantinya. Phayu yang mendengar rencana liburan bersama Rain tentu saja senang, dirinya berfikir mungkin Rain ingin menjernihkan sejenak pikiriannya saat mereka berlibur. Bubu juga mendukung sekali liburan Rain kali ini, bubu berharap Rain mau memaafkan Phayu dan menyelesaikan masalah kali ini dengan pikiran yang dingin.

Selama satu minggu hanya tawa yang terdengar dari mulut Rain juga Phayu, seolah mereka melupakan persoalan yang mengganggu mereka terakhir kali. Phayu yakin Rain bisa mengambil keputusan yang bijak dalam menyelesaikan masalah mereka.

" Phi.. aku ingin mengunjungi papa setelah kita pulang liburan." Rain mengungkapkan keinginannya kepada Phayu, saat ini keduanya sedang bergelung di bawah selimut yang sama setelah sesi bercinta mereka

" Ya.. aku akan ikut denganmu baby." Phayu mengeratkan pelukannya pada Rain

" Tidak.. phi harus disini, aku hanya ingin menikmati waktu dengan papa juga daddy sambil berfikir tentang keputusanku."

" Baby.. tapi aku,"

" Aku akan tetap pergi dengan atau tanpa ijinmu phi. Beri aku sedikit waktu untuk bersama papa juga daddy, aku ingin menjernihkan pikiranku phi.."

" Haahh.. baiklah, hubungi aku nanti jika kau sudah selesai dan ingin kembali." Phayu mengalah, dia memberikan Rain sedikit waktu lagi

" Terima kasih.. aku mencintaimu phi.. sangat mencintaimu.." Rain mengecup kening, pipi, mata, juga bibir suaminya

" Aku juga mencintaimu baby.." Phayu membalas ciuman istrinya




" Hati-hati disana baby.. hubungi aku kalau kau ingin pulang. Aku pasti akan merindukanmu.. cup cup cup..." Phayu mengantar kepergian sang istri dengan pelukan juga kecupan

" Jaga diri phi baik-baik.. Aku pergi phi," Phayu melepas pelukan yang ada pada Rain, entah kenapa saat ini Rain nampak lain dengan senyum manis mengembang dibibirnya

Lambaian tangan Rain menghilang dibalik kerumunan orang, Phayu tak lagi bisa melihat sosok manis yang selama beberapa bulan ini selalu berada di dalam jangkauannya. Ini pertama kalinya Rain pergi jauh tanpa dirinya, belum genap satu hari ditinggalkan rasanya Phayu sudah rindu sosok istrinya itu. Phayu hanya berharap semoga Rain bisa segera menjernihkan pikirannya dan kembali kepada dirinya.








tbc...

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang