Their Laughter

80 13 1
                                    

" Phi......" teriak suara nyaring yang menggema dari lantai dua sebuah rumah

" Ya baby.." sahut suara dari bawah yang segera berlari menghampiri suara yang tadi memanggilnya

" Ada apa heum?" tanya pria tampan yang menampilkan senyum tampannya pada seorang pemuda manis yang tengah duduk berjongkok melakukan sesuatu di depannya

" Phi selalu saja begitu, lihat ini! Semuanya jadi berantakan." omel si manis yang terlihat menggemaskan bagi pria tampan yang ada dibelakangnya

" Hehehe... kau kan tau kebiasaanku sayang, maaf na.." Phayu memeluk tubuh ramping istri cantiknya yang masih sibuk memunguti beberapa pakaiannya yang bertebaran di lantai karena kebiasaannya yang akan membuang sembarang bajunya ketika akan mandi

" Selalu saja begitu, dasar!!" si cantik nampaknya masih kesal dengan kebiasaan buruk suaminya yang satu ini

" Sini aku cium dulu, istri siapa sih bisa secantik ini.. cup, cup, cup.." Phayu mengecup wajah istrinya berkali-kali berharap kekesalannya berkurang

" Untung kau tampan phi, kalau tidak sudah aku tukar tambah sama jelly. huh," balas Rain yang kini ganti menggoda sang suami

" Enak saja, kalau kau mau aku bisa beli sekalian pabriknya untukmu baby." Protes Phayu tak terima

" Cih.. sombong sekali sih, suami siapa ini, heumm?"

" Suamimu tentunya baby." Phayu menggendong tubuh Rain ala bridal style dan membawanya menuju ruang tamu, mereka akan melakukan kegiatan rutin menonton bersama di akhir pekan

" Ya, suamiku yang tampan." Rain menyamankan tubuhnya memeluk tubuh Phayu yang tengah menggendongnya

Kehidupan pernikahan yang indah mulai menghiasi hari-hari Rain, Phayu meminta Rain untuk tak lagi bekerja, mungkin hanya sesekali jika Rain bosan dia akan pergi ke perusahaan milik daddynya yang kini sudah beralih menjadi miliknya untuk mengecek saja. Kedua orangtuanya sudah kembali ke Korea setelah kakak iparnya melahirkan seorang putra yang sangat lucu, Rain juga berharap dirinya bisa segera dipercaya akan memiliki Phayu junior yang pastinya akan menggemaskan.






" Selamat phi Sky juga phi Phai.. akhirnya kalian menyusulku." Rain mengucapkan selamat dan memeluk sahabatnya yang baru saja melangsungkan pernikahannya tiga bulan setelah pernikahan Rain-Phayu

" Makasih Rain.." Sky membalas pelukan sang sahabat dan tersenyum hangat

" Aku tak membawa apa-apa phi, tapi aku sudah menyiapkan penerbangan khusus untuk honeymoon kalian berdua. Nikmati waktu kalian berdua disana" Rain berbisik sambil mengerling nakal menggoda Sky yang kini wajahnya berubah memerah malu

" Jangan menggodaku ai Rain!!" teriak Sky kesal mendengar godaan sang sahabat yang hanya mendapat tawa renyah Rain sebagai balasan

" Ada apa baby?" tanya Phayu yang tak mengerti apa yang dua orang sahabat itu tengah bicarakan

" Hahaha.. tak ada phi, hanya saja sepertinya aku ingin pergi bulan madu kembali. Bagaimana kalau kita juga pergi bulan madu lagi, heemm?" Rain mengucapkan sebuah ide yang membuat Sky tersenyum lega melihat sahabatnya nampak bahagia dengan kehidupan pernikahannya kini

" Dasar, kau itu pengantin lama tak usah bulan madu lagi." Sky mencibir sahabatnya

" Biarkan, memang kenapa? ya kan phi.." Rain tak menanggapi cibiran Sky justru dirinya bergelanyut manja di lengan sang suami

" Tentu sayang, apapun untukmu." Phayu ikut tersenyum menatap Rain yang kian manja padanya

" Husshh.. minggir sana kalau kalian mau pamer kemesraan! Ini acaraku, tapi kalian yang jadi tontonan, dasar pengantin lama!" Usir Sky yang jengah melihat kelakuan sang sahabat dan suaminya itu yang justru menjadi tokoh utama di acara pestanya

" Hahaha..." Tawa Rain juga Phayu membuat banyak pasang mata memandang pasangan yang tertawa bahagia itu seakan iri dengan kemesraan keduanya





Hari- hari terus berlalu, Sky sudah pulang dari bulan madu yang diberikan oleh Rain sebagai hadiah pernikahannya. Rain juga sudah pergi bulan madu kembali sesuai keinginannya, bahkan Phayu menawarkan keliling Eropa tapi Rain menolaknya karena dirinya masih tak ingin berlibur terlalu lama. Rain saat ini tengah ikut sibuk mempersiapkan cafe yang dibukanya bersama Sky, awalnya Rain terus menolak karena memang Phayu yang tak mengijinkannya kembali bekerja tapi Sky beralasan hanya ingin Rain bisa sering keluar bersamanya jika ada alasan yang tepat, yaitu bisnis bersama.

" Rain kau tak apa? wajahmu tampak pucat, kau sakit?" Sky terlihat khawatir melihat kondisi Rain yang nampak pucat datang ke acara pembukaan cafe mereka

" Tak apa phi, sepertinya aku hanya salah makan saja kemarin." Rain memaksakan senyum agar sahabatnya tak lagi khawatir

" Apa phi Phayu tau kondisimu sekarang? bukankah dia masih ada di luar kota.." Sky mengingat suami sahabatnya yang masih berada diluar kota dan bersama suaminya juga

" Heemm, phi Phayu masih diluar kota mungkin lusa dia kembali. Jangan bilang padanya ya phi, aku tak ingin dia khawatir dan pulang terburu." Rain memasang wajah melas berharap Sky tak mengatakan keadaannya pada Phayu suaminya

" Hah.. baiklah, tapi kau pulang saja istirahat. Aku tak ingin kau tambah sakit, atau kau mau aku antar ke rumah sakit dulu?" tawar Sky

" Tak usah phi, aku tadi bawa sopir. Nanti saja aku ke rumah sakit sendiri na.. bye phi, maafkan aku na tak membantumu.." Rain berpamitan pada Sky dan pulang bersama sopirnya, semenjak menikah Phayu menyiapkan seorang sopir untuk Rain. Pria itu tak mau  kalau istri manisnya itu pergi sendirian

Entah apa yang tengah terjadi pada tubuhnya, Rain merasa akhir-akhir ini dia sering merasakan mual, pusing bahkan tak nafsu makan. Rain sempat berfikir kalau dirinya tengah mengandung karena tanda-tandanya sama seperti apa yang dia lihat di internet ketika seseorang mengalami kehamilan. Tapi Rain harus menelan kenyataan pahit saat dia mencoba mengetes sendiri dengan alat tes kehamilan dan berakhir negatif, makanya Rain hanya berfikir mungkin tubuhnya memang salah makan.







" Baby.." suara Phayu menggema mencari keberadaan istri manisnya yang tak terlihat di ruang tengah ataupun dapur, dirinya masih memanggil dan berjalan menuju lantai dua tempat kamarnya berada

" Ah phi.. kau sudah pulang? Maaf aku baru saja selesai mandi jadi tak tahu kau sudah pulang." Rain berjalan kearah suaminya yang merentangkan tangan tanda ingin sebuah pelukan

" Aku merindukanmu baby.." Phayu memeluk erat tubuh ramping istrinya dan membawanya ke ranjang, menyalurkan kerinduan setelah beberapa hari ini mereka terpisah karena alasan pekerjaan




" Phi apa phi Nan suka membawa si kecil Mix ke kantor?" Rain menyandarkan kepalanya di bahu sang suami setelah sesi bercinta mereka selesai

" Heum? memang kenapa?" tanya Phayu memeluk tubuh Rain yang masih polos tanpa benang sehelaipun

" Aku sering mencium bau parfum dan bedak bayi di kemejamu saat akan mencuci, bukankah hanya phi Nan yang baru saja memiliki bayi lucu." Rain mendongak menatap Phayu yang juga menatapnya

" Ya kadang si kecil Mix ikut ibunya sebentar, kau tau kan kalau suaminya juga terkadang sibuk. Aku juga tak masalah selama hal itu tak mengganggu pekerjaannya,"

" Heemm.. phi Nan memang wanita hebat. Aku iri padanya.." ujar Rain dengan nada sedih

" Apa yang membuatmu iri sayang?"

" Aku juga ingin punya bayi yang lucu phi.." Rain berkata dengan nada manja dan juga wajah sedih

" Aoo.. kalau begitu kita harus sering bekerja keras untuk membuatnya, bukan begitu baby.." Phayu menaik turunkan alisnya menggoda istrinya yang nampak malu

" Dasar mesum!! aaaa... apa yang kau lakukan phi?" Rain berteriak saat Phayu kembali mengungkungnya

" Tentu saja bekerja baby.. aku akan bekerja lebih keras karena seminggu ini kita sudah absen." Phayu mulai mencium lagi tubuh Rain yang beberapa jam lalu juga dicumbunya

" Yaaakkk phiihh... aaahhh," Protesan Rain hanya terdengar sesaat, setelahnya hanya desahan yang terdengar dari kamar kedua insan itu










tbc...

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang