Not Your Destiny

227 23 19
                                    

" Phi!!" Suara nyaring menggema di sebuah rumah dengan dua lantai bergaya modern klasik

" Ah kau sudah bangun Eul.." tanya pria tampan yang tersenyum dengan senyum mengembang diwajahnya, menatap pria manis yang baru saja berteriak sambil menuruni anak tangga

" Ya phi.. Aku ingin eskrim!" suara manja dari pemuda manis juga ramping dihadapannya ini membuatnya gemas dan menarik lembut pipi chubbynya

" Aoo phi sakit.." rengek si manis yang dituntun perlahan pria disampingnya

" Pelan-pelan na.."

" Siap phi Phayu!!" Noeul tersenyum manis menampilkan gigi kelincinya mengikuti langkah pelan pria tampan yang menggandeng tangannya

Phayu mendudukan Noeul perlahan di sofa yang tak begitu ramai ditempati orang, dan berjalan menuju dapur untuk mengambilkan eskrim sesuai permintaan si manis.

Saat ini rumah Noeul tengah ramai dengan para tamu undangan yang berisi kerabat, sahabat dan juga relasi penting saja dari keluarganya juga keluarga suaminya. Mereka berkumpul untuk merayakan kehamilan Noeul yang sudah mendekati hari persalinan.

" Ini makanlah.." Phayu menyerahkan satu mangkok eskrim rasa vanila juga cokelat pada Noeul

" Ahh.. senangnya, dimana phi Macau phi?" Noeul bertanya setelah menghabiskan eskrim dimangkoknya

" Dia disana dengan rekan bisnisnya." tunjuk Phayu pada seorang pria yang tengah berbincang santai dengan beberapa orang di depan kolam

" Tega sekali dia meninggalkanku selama hampir dua jam hanya untuk mengobrol. Awas saja!" Noeul bangkit dari duduknya dengan sedikit kesusahan dan berjalan memanggil sosok yang membuat dirinya tak henti harus menghela nafas disetiap aktifitas

" Phi!!!" Teriak Noeul membuat semua atensi mengalihkan pandangan pada pemuda manis yang nampak aura marah di wajahnya

" Aoo sayang.. Kau sudah bangun, siapa yang membantumu turun? kenapa tak menghubungi phi lewat telepon saja, heumm?" Macau mendekati Noeul, memeluk pinggang ramping dengan perut membuncit. Kelinci manisnya sudah bersiap menyemburkan larva panas penuh amarah membara

" Phi kan tau aku itu tidak bisa jauh terlalu lama darimu, dan phi justru meninggalkanku selama dua jam." Omel Noeul yang sudah sangat dihafal oleh Macau

" Iya sayang iya.. Maaf na.. jangan marah-marah terus, kasian debaynya kalo bunanya marah-marah terus." Macau mengecup singkat pipi sang istri yang tengah berbadan dua dan lebih sensitif dari hari ke hari

" Iya iya tapi diulangin lagi. Phi tak mau ya aku nempel-nempel terus?"

" Hei sayang, siapa yang bilang? memang kalau aku bilang tak mau, kau mau nempel siapa hemm?" Macau justru mengundang amarah pemuda hamil yang siap meledak tersebut

" Ooohh gitu ya.. Uncle sini! Eul mau cari suami lagi yang mau Eul tempelin terus." Noeul memanggil Tong yang berdiri tak jauh darinya

" Kenapa bayiku, apa Macau nakal lagi?" Noeul melepas pelukan Macau dan beralih pada Tong

" Ya phi Macau tak ingin lagi aku nempel-nempel dia, aku mau cari daddy baru buat Lee aja!" ucapan Noeul membut Macau terkejut dan Tong justru tertawa lebar karenanya

" Sayang.. mana bisa begitu, dia anakku lhoh," Macau ingin mengambil alih tubuh istrinya tapi Tong menghalangi

" Salahmu membuat orang hamil marah. Hahahaha... rasakan!" Tong justru seperti kompor meledak yang membuat Macau tak terima

" Phi Pat.. Phi Macau jahati Eul!!" teriak Noeul memanggil kakaknya yang segera berlari menghampirinya

" Tamat sudah riwayatku!" Macau berucap dengan menyembunyikan dirinya di balik tubuh Saifah yang tiba-tiba saja lewat

" Ada apa Eul sayang?" Pawat datang dan langsung bertanya pada adik kesayangannya

" Itu, phi Macau jahat. Dia ninggalin Eul terlalu lama phi.. Eul mau cari daddy baru aja buat Lee," Noeul mengadu dengan nada menggemaskan yang membuat semua mata memandangnya ingin menculik si manis dan mengurungnya dirumah

" Bukan phi.. Eul hanya salah paham.. Yakan sayang?"

" Tidak.. hajar saja dia phi, hahaha..." Noeul memberikan semangat pada kakaknya yang dia yakin mereka hanya tengah memainkan peran seperti sedang saling menerkam





" Jangan kau lihat seperti itu, dia kakak iparku kalau kau lupa." Praphai menepuk pundak Phayu yang masih memperhatikan keseruan Noeul-Macau-Pawat, atau lebih tepatnya memperhatikan tingkah lucu si manis

" Aku tahu.. Aku terlambat menemukannya lebih dulu daripada phi Macau. Andai aku yang menemukannya lebih cepat pasti dia jadi milikku." Phayu menatap sendu tubuh pemuda yang tertawa lepas melihat dua orang pria didepannya saling mengejar juga sedikit berakting saling memukul

" Kau tahu, entah kau memang terlambat atau bukan.. Tapi yang jelas dia memang bukan ditakdirkan untukmu kawan. Jadi terima saja dan cari jodoh yang lain." Praphai menasehati sepupunya yang juga sahabatnya itu untuk berhenti menatap kakak iparnya dengan perasaan kagum berlebihan

" Ya kau benar.." Phayu menatap Noeul yang kini juga menatapnya, pandangan mereka bertemu untuk sesaat






Di kehidupan ini aku melepasmu
Tapi tidak untuk selanjutnya..

Mari bertemu di kehidupan selanjutnya tanpa airmata dan juga luka..









anggep part ekstra kan yaa..

okay see you🤗🤗🤗

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang