Return

97 20 1
                                    

Mile membuktikan ucapannya, Perceraian Phayu juga Rain(Noeul) terjadi dengan cepat tanpa adanya embel-embel mediasi. Macau tahu apa yang dilakukan Mile untuk membuat dirinya juga Phayu bersaing secara adil dan terbuka, tapi di satu sisi entah kenapa hatinya seperti merasakan Noeulnya masih menyimpan rasa untuk Phayu.

Noeul memang tak pernah mengatakan apapun, tapi setiap kali Macau mengatakan kalimat cinta, Noeul hanya akan menjawab "Aku tahu phi.. aku juga menyayangimu.."

Bukan sayang yang Macau inginkan, bukankah sayang dan cinta dalam artian yang berbeda. Macau ingin mendapatkan hati Noeul seutuhnya.

" Sayang.. Apa kau tak ingin kembali ke Korea?" pertanyaan Macau membuat Noeul memaksa tubuhnya untuk duduk, padahal tadi dirinya sedang menikmati waktu menonton santai sambil rebahan di paha Macau

" Kau ingin aku kembali phi?" Noeul balas bertanya seperti tak mengerti maksud ucapan sang kekasih tadi

" Ah.. kau kan sudah lama disini sayang, bagaimana pekerjaanmu disana, heemm..?" jelas Macau yang sebenarnya menginginkan Noeul kembali ke Korea karena takut jika terlalu lama disini bisa saja kesempatan Phayu merebut Noeul akan semakin besar

" Benar apa yang dikatakan Macau sayang, sebaiknya kau kembali ke Korea secepatnya. Kasian kakakmu kalau harus menghandle semua sendirian." Pa Type datang membawa camilan dari dapur dan ikut bergabung bersama anak juga kekasih anaknya

" Baiklah, mungkin lusa aku akan kembali." Noeul kembali menyamankan kepalanya di paha sang kekasih

" Aku akan sering-sering mengunjungimu nanti,ok.." Macau tersenyum senang, rencananya untuk menjauhkan Noeul dari Phayu bisa segera terlaksana





" Jadi besuk kau akan kembali?" Sky memandang sahabatnya yang kini tengah menikmati makan siang di sebuah cafe dekat kantor Macau

" Ya phi, ini sudah terlalu lama aku meninggalkan pekerjaanku disana." Noeul menjawab sambil memesan desert kesukaannya

" Ah.. padahal kita baru saja bertemu lagi dan kau sudah ingin pergi lagi!" Sky memasang wajah sendu mengingat dirinya akan ditinggalkan sahabatnya lagi

" Siapa yang pergi lagi?" belum sempat Noeul menjawab, sebuah suara dari arah belakang menginterupsi keduanya

" Salam phi Phai/ oh hai.." Jawab Noeul juga Sky bersamaan

" Kau mengenal phi Phai, phi Sky?" tanya Noeul saat mendengar sapaan dari sahabatnya untuk seseorang yang berjalan kearah Sky

" Dia kekasihku." Bukan Sky yang menjawab melainkan Praphai

" Waaooww... Kau tak mengatakannya padaku kalau sekarang dirimu memiliki kekasih phi Sky.. Keterlaluan!" Noeul menatap penuh selidik pada sahabatnya dan Sky justru memalingkan wajahnya kearah lain menghindari tatapan Noeul

" Kau mau kemana?" suara lain menyahut diikuti langkahnya mendudukan diri disamping Noeul

" Bukan urusanmu phi! Eeemm phi, aku harus ke kantor phi Macau dulu.. bye na," Noeul beranjak secepat mungkin sebelum Phayu mulai berulah kembali, setelah berpamitan pada Sky

" Mau kemana dia?" Phayu beralih pada Sky

" Benar apa yang Noeul ucapkan, itu bukan urusanmu phi. Jangan mengganggu temanku lagi.." Sky berusaha acuh pada Phayu mengingat siapa lelaki yang sudah menyakiti sahabatnya di masa lalu

" Kau tau Sky, Rain hanya milikku dan aku akan mendapatkannya kembali apapun yang terjadi." wajah Phayu mengeras menahan amarah, dirinya ingin bertanya kemana Rainnya akan pergi tapi sepertinya Sky tak ingin memberitahunya

" Phi.. tak bisakah kau katakan pada sepupumu untuk tak mengganggu sahabatku lagi?" Sky menatap Praphai setelah kepergian Phayu

" Sayang, aku sudah menasehatinya.. Lagipula aku tak ingin ikut campur terlalu dalam, Phayu juga Phi Macau sama pentingnya untukku dan aku tak bisa memihak salah satunya." Sky tahu apa yang dikatakan Praphai memang benar, tapi dirinya masih tidak ingin sahabatnya kembali tersakiti






***


" Dia tak percaya padaku phi Sky, dia memintaku meninggalkannya, hiks.. hikss.. hiikkss.." Rain menangis dengan tubuh basah kuyup saat tiba dirumah Sky

" Apa maksudmu Rain? Bicara pelan-pelan.." Sky membawa tubuh sahabatnya masuk kedalam rumah agar tidak kedinginan

"Phi.. phi Phayu.. hiks.. hiks.. Dia meninggalkanku," Tangis pilu Rain membuat Sky tak kuasa ikut menangis

Rain akhirnya menceritakan bagaimana ayah mertuanya membuat dirinya seolah tengah berselingkuh dan kini pernikahannya bahkan telah berakhir.

" Dia meninggalkanku phi.. Aku hanya memilikinya dan dia meninggalkanku.. huhuhu.. Dia meninggalkanku, hiks.. hiks.." Selama dua hari Rain terus menangis dan mengulang-ulang kalimatnya, Sky menatap iba sahabatnya

Pasalnya bagi mereka berdua yang memang besar di panti asuhan, impian memiliki keluarga yang utuh adalah impian yang selalu mereka inginkan dari kecil. Kehilangan anggota keluarga dan ditinggalkan seolah menjadi ketakutan terbesar yang selalu menghantui perjalanan hidup mereka.

Sky ada disana ketika Phayu mengucap janji akan mencintai dan menjaga Rain dalam suka maupun duka, tapi apa ini.. bahkan usia pernikahan mereka baru seumur jagung dan Phayu sudah mengingkari janjinya. Ingin rasanya Sky memaki Phayu dan mengatakan bahwa ayahnyalah yang bermasalah tapi Rain selalu mencegahnya dan mengatakan dirinya tak ingin Phayu membenci orangtuanya.

Sebesar itu cinta Rain dan Phayu masih tak bisa melihatnya, kini setelah Rain menemukan dan mencoba membuka hatinya kembali untuk orang lain, Phayu justru ingin mendapatkan Rain kembali. Walaupun Phayu tak sepenuhnya bersalah tetap saja bagi Sky, Phayu merupakan sosok yang bersalah karena meninggalkan sahabatnya begitu saja.




***






" Jaga dirimu baik-baik disana sayang, jangan lupa untuk terus mengabariku atau aku akan rindu dan terbang ketempatmu." Macau memeluk erat tubuh kekasihnya yang akan siap terbang meninggalkan Thailand kembali ke Korea

" Iya phi iya.. phi juga, jangan terlalu bekerja keras dan banyak lembur." Noeul tersenyum melihat tingkah lucu kekasihnya, dirinya yang meminta Noeul pulang tapi sekarang tak ingin ditinggalkan, memang aneh kekasihnya ini

" Ah.. Aku tak ingin melepaskanmu tapi kau sudah harus masuk ya," Macau memasang wajah memelas menatap sang kekasih yang justru terkekeh melihatnya

" Hahaha.. aku sudah harus terbang ini phi, jadi bye na.. cup," Noeul berlari setelah mengecup pipi sang kekasih

"Dasar.. Suka sekali membuatku gemas, bye sayang..."Macau berteriak sambil melambaikan tangannya pada Noeul yang tersenyum kearahnya


Noeul menyamankan duduknya setelah menemukan kursi penumpangnya, matanya hampir terpejam sebelum sebuah suara membuat matanya kembali terbuka lebar.

" Kenapa kau disini phi?" Tanya Noeul yang tak percaya pada penglihatannya

" Aku hanya pergi dinas ke luar negeri," jawab si pria tampan dengan memamerkan senyum yang menambah pesona tampannya

" Terserah, jangan ganggu aku. Aku ingin tidur." Noeul kembali menutup mata, dirinya tak ingin ambil pusing kenapa mantan suaminya itu kini berada tepat di sebelahnya, rasanya perjalanan pulang kali ini akan terasa lebih panjang dan melelahkan











tbc...

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang