3A Special Ramadan

83 46 15
                                    

"Astagfirullah, Anin, Izaz, Shindu." Yunita masih tidak habis pikir dengan ketiga anaknya itu. Dari pagi hingga siang tiba, mereka masih menghabiskan waktu di taman belakang sambil menikmati makanan ringan.

Padahal Yunita dan Baskara sudah mengingatkan agar mereka menyiapkan hal-hal apa yang harus dipersiapkan.

Dengan membawa sapu di tangannya, Yunita menghampiri ketiga anaknya. "Shindu, Izaz, dan Anin mana, ya?" panggilnya dengan nada rendah.

Panggilan itu lantas membuat ketiga anaknya menoleh ke belakang, hampir saja Yunita terkejut karena mendapati ketiga anaknya itu sedang memakai masker wajah.

Ia mengusap dadanya pelan sambil berkali-kali mengucap istighfar. "Untung Ibu gak ada penyakit lho, Nak. Kalian kenapa sih? Akhir-akhir ini random banget gak kaya biasanya."

"Gak kenapa-kenapa kok, Bu," jawab Shindu pelan.

"Terus ini kalian ngapain maskeran jam tiga sore?" tanya Yunita memijat pelipisnya.

"Oh, ini persiapan buat lebaran. Nanti waktu lebaran pada bingung kalau kita lagi kumpul keluarga," ujar Izaz dengan nada bicara kurang jelas. Dia ingin masker yang ada di wajahnya tidak retak, jadi ia tidak begitu peduli kalau ucapannya tidak terlalu jelas.

Yunita hanya mengangguk pelan. "Ya udah lah, terserah kalian aja."

"Ada apa, Bu?" tanya Anin ingin mengetahui maksud Yunita datang menghampiri mereka.

"Habis bilas masker, kalian beresin ini semua. Habis itu siap-siap, nanti ke makam." Usai mengatakan hal tersebut Yunita langsung pergi untuk melanjutkan pekerjaan rumah yang masih belum selesai.

Izaz bingung dengan ucapan Ibu yang nanti mereka akan pergi ke makam. "Emangnya kita ke makam mau ngapain?"

Pertanyaan yang dilontarkan Izaz membuat pukulan mendarat di lengannya dengan keras. Hal itu membuatnya merintih kesakitan lalu melihat ke arah pelaku yang sudah memukulnya.

"Ziarah, Kak. Ya kali ke makam, mau anterin lo ke tempat peristirahatan terakhir." Pelaku itu mengangkat bicara. Anin sempat berdecak, entah kenapa Kakaknya itu lebih menyebalkan berkali-kali lipat.

"Ya maaf, lupa gue."

"Dari kemarin lupa-lupa mulu, curiga kalau lo amnesia, Jir."

***

Setelah selesai mengunjungi makam, akhirnya mobil Baskara sampai di halaman rumah. Yunita melihat ke arah belakang mendapatkan ketiga anaknya itu masih tertidur pulas.

Ia sempat tertawa kecil melihat Anin menyenderkan kepalanya pada Izaz. Mungkin, jika mereka tahu itu akan terjadi adu mulut antar Izaz dan Anin.

Tidak mau mensia-siakan momen itu lantas Yunita mengambil ponsel lalu memotretnya. Sekitar ada lima foto yang sudah di ambil, lalu menggeser slide foto itu.

"Kalau kaya gini keliatan banget kaya Kakak Adik, biasanya malah kaya musuh, berantem terus." Baskara mengulas senyum menatap ke arah mereka.

"Iya, tenang banget."

Sekitar setengah jam Baskara dan Yunita asik melihat ketiga anaknya yang sedang tertidur itu. Karena, menurut Baskara. Ketenangan itu pasti akan bertahan beberapa jam saja, jadi mereka harus melihat momen itu sebelum terjadinya perdebatan antar saudara.

"Jangan lihatin mulu, Mas. Mendingan kita bangunin aja keburu sore," ujar Yunita.

Baskara mengangguk lantas memegang ponsel, mencari sound yang cocok untuk membangunkan anak-anaknya itu. Tidak membutuhkan waktu lama untuk mencarinya, Baskara pun memutar sound yang sudah ia cari.

Baskara memutar musik milik Opick yang berjudul Bila Waktu Tlah Berakhir. Tidak lupa juga ia mengeraskan volume ponselnya.

Sedangkan Yunita terkekeh mendengar intro lagu tersebut. Sesekali ia menggeleng dengan tingkah suaminya yang hendak membangunkan anak-anaknya itu.

Ini adalah definisi buah tidak jauh jatuh dari pohonnya.

Musik milik Opick itu mulai memenuhi seisi mobil lantas membuat ketiga anaknya membuka matanya kaget saat mendengar musik itu berputar.

"Astaghfirullah!" ucap Anin dan Izaz bersama setelah membuka matanya.

Wajah mereka begitu panik terlebih lagi Anin dan Izaz. Baskara dan Yunita kini sudah tidak mampu menahan tawa akhirnya tawa mereka keluar begitu saja. Membuat mereka melihat ke arah orang tuanya.

"Astaga, Izaz kira ada konser Opick. Ternyata Ayah yang muter lagunya," ujar Izaz lantas menutup matanya lagi, tetapi hal itu langsung di larang oleh sang Ibu.

"Mau ngapain kamu? Mau tidur lagi? Enggak, enggak, sekarang kalian turun langsung mandi," jawabnya. "Nanti Ibu cek kamar kalian, gak ada yang tidur lagi, paham?"

"Paham, Bu." Setelah menjawab itu dengan kompak lantas mereka turun dari mobil memasuki rumah.

***

author note :
Harusnya special chapter udah aku upload hari Kamis kemarin, cuma waktunya belum pas. Aku juga lumayan sibuk ditambah lagi kurang enak badan. Jangan lupa jaga kesehatan!!

Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan (bagi yang menjalankan).

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang