16. Alkana CnH2n+2

41 2 1
                                    

Hai
Assalamu'alaikum

Selamat membaca..

.
.

"Rumus kimia Alkana itu CnH2n+2, kalau kamu rumusnya C1n+4= Cinta."
_GENIUS CIRCLE

.
.

"Ngapain kesini Ghan? Emang ngga Sekolah?" Akara menghampiri Ghani yang tiba-tiba datang ke lokasi, pasalnya mereka masih sibuk membongkar dekorasi yang sudah selesai digunakan acara nikahan.

"Selesai ujian banyak ngga belajar Bang, jadi libur aja." Sahutnya santai. "Hubungan sama Ayra gimana? Aman?"

Akara menganggukkan kepalanya. Memang selama ia di lokasi acara hubungannya dengan Ayra aman-aman saja, mungkin karna Akara sibuk jadi tidak terlalu memikirkan bagaimana Ayra disana. Tapi tetap saja, jika menyangkut antara Ayra dan Danu jelas Akara cemburu. Mau bagaimana pun Ayra adalah pacarnya, mereka sudah bertahun-tahun menjalin hubungan dan Akara tidak mau hubungannya berakhir hanya karna anak lahiran 2007. "Aman. Gimana, lo ada informasi kedekatan mereka berdua?"

"Ada. Gue dengar dari temen di Sekolah, kalau Danu beneran suka ke Ayra. Bahkan dia mau lebih dekat sama Ayra lebih dari sekedar teman." Memang Ghani suka sekali mengompori, padahal ia adalah siswa baru di Bakti Bangsa. Entah punya dendam dengan Danu atau bagaimana, yang jelas Ghani ingin membuat Danu dan Akara bertengkar.

"Shit! Bocah ingusan, berani-beraninya." Umpat Akara.

Ghani tersenyum licik, sepertinya usahanya tidak sia-sia. Sama seperti Alkana suku rendah yang mudah terbakar, gue juga bakal buat Akara terbakar api emosi untuk hancurin Danu. Dan Ayra yang ngga suka keributan secara ngga langsung akan benci ke Akara. Kalau gue ngga bisa dapatin Ayra, yang lain juga ngga bisa. Batin Ghani.

***

"Ini lama banget si Arif datangnya." Syakila sudah ngomel-ngomel tidak jelas karna Arif telat datang ke kantin padahal mereka sudah menunggu sejak 10 menit yang lalu.

"Positif thinking aja, tuh anak mungkin ngerokok dulu di belakang sekolah." Sambung Nila yang memang sering memergoki Arif yang merokok di gudang belakang Sekolah.

"Demi apa woy? Berani banget tuh anak ngerokok di lingkungan sekolah." Ucap Nurmala tidak percaya.

Baru juga menjadi bahan pembicaraan, Arif sudah datang dengan seragam acak-acakan. Dasi yang sengaja di longgarkan, dua kancing seragam atas nya dibiarkan terlepas, Almamater yang di sampirkan di bahu. Sangat tidak seperti siswa Bakti Bangsa yang lainnya.

Cowok itu mengambil duduk di tengah-tengah antara Tedy dan Danu. Tidak lupa kebiasaan, yaitu mengambil minuman orang. Iya, kali ini Arif mengambil minuman milik Tedy, meminumnya hingga tersisa setengah gelas. Tidak lupa mengambil gorengan pesanan teman-temannya.

"Enak gorengannya." Ucapnya menikmati gorengan yang dimakannya.

"Jelas enak, orang lo ngga ikut bayar." Zira menyahut langsung.

Arif mengangguk-anggukkan kepalanya. "Makanan gratis memang enak, kalau lo lupa."

"Rif, lo dari mana aja? Lama banget, di tungguin dari tadi juga." Syakila memancing Arif, apakah cowok itu mau jujur.

"Biasa, ngerokok nomor satu." Sahutnya enteng sambil menaik turunkan alisnya. Mulutnya asik mengunyah gorengan gratis.

"Rif, kita mau lo jujur." Danu, selaku ketua kelas yang tingkat percaya dirinya sangat tinggi itu tanda banyak bicara langsung menyampaikan niatnya memanggil Arif ke kantin Sekolah.

GENIUS CIRCLE [TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang