💓

5 0 0
                                    

Teriakan Santi tadi berhasil didengar salah satu warga. Dalam waktu singkat orang-orang berdatangan, membuat aksi tawuran berhasil dibubarkan.

Santi yang diklaim mengenal Rasta di suruh membawa cowok itu ke klinik. Dan di sinilah ia sekarang, menunggu Rasta yang dalam perawatan. Lukanya begitu parah hingga suster memutuskan mengambil langkah operasi.

Suster Eli : dek, tolong hubungi orang tua korban.

Santi : aku tidak punya nomer keluarganya sus.

Suster Eli : kalo begitu teman dekatnya.

Santi : aku juga gak tau.

Suster Eli : lalu adek ini siapa?

Santi : aku cuma kenal dia saja, tidak berteman.

Suster Eli : ini keadaan darurat, dek. Korban perlu dioperasi.

Santi : apa dia akan mati sus?

Suster Eli : jika tidak segera dioperasi dia bisa meregang nyawa. Dia banyak kehilangan darah.

Mengingat soal kehilangan nyawa. Santi bisa saja membiarkan Rasta meninggal malam ini, sebagai balasan atas perbuatan Rasta padanya kemarin malam. Namun, rasa kemanusiaan yang muncul dalam hatinya membuat Santi enggan melakukan hal kejam seperti itu. Ia percaya Tuhan akan membalas semua perbuatan manusia secara adil.

Santi : segera lakukan operasi sus. Aku akan mencari informasi keluarganya.

Suster Eli : lebih cepat lebih baik, dek.

Santi : saya boleh pulang, sus.

Suster Eli : tolong tanda tangan dulu, dek. Dan tulis nama juga.

Santi : baik.

Setelah tanda tangan dan menulis namanya. Santi baru bisa keluar dari klinik. Katanya untuk menjalani operasi. Rasta akan dipindah ke rumah sakit yang lebih besar di tengah kota.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Pukul sembilan malam. Santi baru sampai di rumah. Ibunya sudah tidur dan ia bisa masuk karena punya kunci cadangan. Saat melewati kamar Silvia. Tak sengaja dia dengar obrolan adiknya dengan cowok di telepon. Dari omongan yang ditangkap, si cowok mengajak Silvia bolos sekolah guna pergi bersama.

Santi tahu apa yang minta cowok itu tidak baik buat kehidupan Silvia. Namun, ia juga sadar bahwa pendapatnya tidak akan didengar. Tapi, demi kebaikan Silvia, didengar atau tidak, Santi punya kewajiban memberi tahu.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Esoknya saat selesai sarapan dan masing-masing hendak berangkat sekolah.

Santi : siapa cowok itu? Apakah David?

Silvia menoleh cepat. Kaget.

Silvia : jangan ikut campur.

Santi : aku berhak ikut campur. Kau itu adikku. Aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu.

Silvia : kau jangan sok jadi kakak yang peduli. Hanya ibu yang berhak peduli padaku.

Santi : tinggalkan David, dia itu playboy.

Silvia : jangan seenaknya menyuruh dan mengatai orang lain, kak. Mau aku sama David atau cowok lain, itu bukan urusan kakak.

Santi : kemana nanti kau akan pergi?

Silvia : dari mana kakak tau.. jangan-jangan kakak nguping pembicaraan ku semalam ya.

Santi : jauhi dia Silvia. Dia membawa pengaruh buruk buatmu.

Silvia : udah deh, kak. Jangan sok memberitahu masalah cowok sama aku. Aku paling tahu siapa David sebenarnya.

Plis, Hargai Aku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang