Malang tak bisa ditolak. Hidup Santi benar-benar menderita.
Niat hati ingin minta pertanggung jawaban David atas kehamilan Silvia. Ia malah berakhir disalahkan oleh keluarga sendiri. Sambil mengayuh sepeda ia terus menangis. Tak ada tempat untuknya mengadu atau berlindung. ia benar-benar sendirian.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Di sekolah Santi tak mengikuti mata pelajaran yang sedang berlangsung. Ia memilih meratapi nasib dengan meringkuk memeluk lutut di belakang bangunan sekolah. Matanya jadi sembab akibat banyak menangis.
Rasta yang sejak kemarin mengkhawatirkan keadaan Santi segera menemukan dimana cewek itu berada. Melihat Santi makin terpuruk ia turut iba.
Rasta : apa tidak ada jalan keluar lagi?
Santi makin menenggelamkan kepalanya.
Rasta : jika kau terus seperti ini, kau sendiri yang bakal sakit. Tolong berhenti menangis dan coba jalani dengan pandangan terbuka.
Santi menggeleng lemah. Ia tak bisa berpikir lain selain masalahnya ini. Keadaan sudah diluar kendali, berita yang terlanjur jadi perbincangan tak ayal menyudutkan dirinya dihadapan ibu serta Silvia. Sekencang apapun Santi mengelak tak akan ada yang mau dengar, mereka terlampau percaya dengan apa yang telah diterima.
Rasta : mau sampai kapan begini terus? Apa kau tidak lelah, hah, pasang muka sedih kek gitu?
Santi : aku mau sendiri.
Rasta : jika kau tidak mengubah pola pikirmu dalam menghadapi masalah. Selama apapun kau sendiri, kau tetap tidak akan menemukan jalan keluar dari masalah mu.
Santi : lalu menurutmu, aku harus apa?
Rasta : kau harus bangkit dan hadapi semuanya walau pahit.
Santi : ngomong memang mudah, tapi mempraktekkan nya yang sulit.
Rasta : kalo beneran ingin terbebas dari masalah, aku yakin kau tidak akan kesulitan dalam melakukan proses tersebut.
Santi mengangkat wajah. Ada secercah harapan begitu dengar omongan Rasta barusan.
Santi : apa kau yakin aku bisa melewati semua ini?
Rasta : kau itu gadis pemberani, jika bisa menjinakkan aku, kenapa tidak dengan mengatasi masalah mu?
Santi : kau benar. Jika badai telah ku lalui, pasti bisa melewati gerimis.
Rasta : iya, kau pasti bisa. Semangat.
Santi lalu menoleh ke arah Rasta.
Santi : trims.
Rasta : it's okay.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Karena berita yang telah meluas di sekolah tentang dirinya yang mengandung. Silvia malu bersekolah, ia setiap harinya termenung di rumah sambil memikirkan David yang tega melakukan ini padanya.
Lama tak bertemu dan banyak pertanyaan dibenak yang harus dijawab oleh cowok itu, Membulatkan tekadnya untuk menemui David.
Silvia memutuskan sepulang jam sekolah. Ia akan menemui pacarnya itu di rumah.
Dan disinilah dia berada. Didepan gerbang rumah David yang menjulang. Kenangan kala ia masih bersama cowok itu kembali menguar.
Tak terasa pipinya basah sebab masa-masa manis itu telah hilang entah kemana. Langkah kaki bergerak mendekati pintu gerbang. Bel yang menempel di tembok sisi pagar tak kunjung ditekan.
Silvia ragu, sebab keadaan yang saat ini ditanggungnya. Namun, tekad untuk sebuah jawaban lebih mendesak daripada keraguannya.
Jarinya menekan bel beberapa kali. Berharap ada seseorang yang dengar dan segera membuka pintu gerbang. Terlebih orang itu adalah David, Silvia pasti sangat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plis, Hargai Aku (TAMAT)
Teen FictionSanti gak sengaja menyinggung cowok paling trouble maker di sekolah. Akibatnya dia selalu di bully cowok itu. Namun, suatu ketika Santi menyelamatkan cowok itu dan mulai mengubah cara berpikir si cowok. Disamping itu hadir juga cowok yang yang butuh...