3 0 0
                                    

Di ruang dapur, malamnya.

Bu Jia : si Silvia itu sepertinya menyukaimu?

Nicky yang mengunyah makanan menghentikan sementara.

Nicky : aku tau, Bu.

Bu Jia : lucu sekali bukan. Kakaknya yang kamu sukai, malah adiknya yang terang-terangan menunjukkan rasa cintanya.

Nicky : Silvia ku anggap bagai adik, Bu. Tingkahnya masih kekanak-kanakan.

Bu Jia : jadi, Santi masih tetap di hati?

Nicky : aku ingin sehat juga karena dia, Bu. Dia yang membuatku rajin minum obat dan mengikuti anjuran Yuli. Aku ingin selalu sehat agar bisa bersamanya lebih lama.

Mendengar harapan sang putra. Bu Jia digerogoti rasa menyesal karena telah menyarankan Santi menjauhi Nicky. Ini diluar perkiraan.

Hanya berjarak satu meter dari tempat keluarga itu berbincang. Di luar jendela dapur. Silvia tampak menangis meratapi nasib cinta yang tak kunjung mendapat kebahagiaan. Ia dengar semua yang dibicarakan Nicky dan ibunya.

Kue mangga yang baru saja keluar dari oven sudah berserakan di rumput.

Sakit hatinya tak terbendung sebab kali ini sang kakak benar-benar berkaitan.

Karena tak tahan. Silvia pun segera berlari keluar dari pekarangan rumah Nicky. Hatinya kembali patah. Harapannya musnah.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Santi membuka pintu dan langsung kena lemparan vas bunga hiasan meja.

Vas itu mengenai dada Santi.

Silvia : pergi dari sini! Kau benar-benar merusak hidupku!

Kembali melempar hiasan kaca lainnya. Hingga gaduh.

Santi yang tak mengerti hanya menghindar saja.

Silvia : Nick adalah harapan ku untuk masa depan. Gara-gara kau, aku tak lagi punya harapan. Pergi, kau memang saudara pembawa sial!

Santi : Silvia, apa yang kau maksud? Aku tidak mengerti.

Bu Lulu : ada apa ini, sayang? Ada apa?

Silvia : ibu..

Berlari kearah Bu Lulu lalu memeluk.

Silvia : Nick, Bu. Nick menyukai dia..

Menunjuk Santi.

Bu Lulu : apa kamu bilang? Tidak mungkin, nak.

Silvia : tadi aku dengar percakapan Nick dengan ibunya. Ternyata selama ini Nick menyukai dia..

Santi tercengang dengar kabar barusan. Bukannya itu bagus sebab cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Tapi, keadaan rumit begini, hal yang harusnya indah bisa berubah buruk.

Bu Lulu : benarkah?

Silvia : iya Bu, aku sakit hati Bu. Masa depanku hancur gara-gara dia, Bu. Aku tak ingin melihatnya di sini. Jika aku tak bisa mendapatkan Nick, dia juga tidak boleh mendapatkannya.

Jleb, ngilu sekali permintaan Silvia barusan. Tapi, jika Santi memilih mengikuti perasaannya maka hancurlah sudah hubungan keluarga ini. Jika ada salah satu yang bisa dipertahankan, Santi memilih keluarganya.

Bu Lulu : kau benar, sayang. Ibu akan membuat Nick membuang perasaan itu padanya. Ibu akan melakukan apapun agar Santi tak bisa bersama Nick.

Silvia : sakit Bu...

Menangis kejer.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Di kamar. Santi duduk termenung. Sapu tangan yang barusan diperas segera diletakkan dadanya. Mengompres bagian terkena lemparan vas dari Silvia tadi.

Plis, Hargai Aku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang