Jam sekolah selesai dan semua murid berbondong-bondong keluar gedung.
Eno : tau gak, kau jadi bahan gosipan seluruh sekolah loh.
Santi : ya, aku sudah menduga. Mereka pasti kaget dengan kejadian tadi pagi.
Eno : kau ini memang diam-diam menghanyutkan ya. Sumpah sampai detik ini aku masih gak nyangka kau bisa jalan bareng ama cowok.
Santi : sebenarnya aku tidak ingin berada di posisi ini, No.
Gelisah.
Eno : kenapa? Lagian cowok itu ganteng loh.
Santi : iya sih, tapi...
Bingung karena hatinya terbagi dua antara Nicky dan Rasta.
Eno : tapi apa? Jangan bilang kau tak menyukainya?
Santi : bukan begitu, dia cowok baik dan selalu ada disaat aku butuh.
Eno : terus?
Santi : aku bingung harus bilang apa kalo dia menyatakan perasaannya padaku.
Eno : ya elah, Santi. Itu sih gampang, kalo kau juga suka ama dia, kau tinggal bilang hal yang sama. Kalo kau tak suka, bilang maaf dan alasan kenapa kau tak suka ama dia. Gitu aja bingung.
Santi : ini pertama kalinya bagiku.
Eno : iya, aku paham sih.
Santi : trims, No. Udah kasih solusi.
Eno : it's ok. Pulang bareng gak?
Santi : enggak, kau duluan aja.
Eno : beneran?
Santi : beneran.
Eno : pasti mau dijemput sang pangeran.
Santi tersipu.
Eno : yasudah, semoga lancar. Aku pulang duluan ya.
Santi mengangguk.
Eno menjauh. Sementara Santi mematung dengan wajah gelisah lagi.
Lama dalam keadaan begitu. Ia akhirnya memutuskan menunggu Nicky di depan gerbang sekolah. Ia berdiri kadang duduk kalo capek.
Setengah jam berlalu dan area sekolah sudah tampak sepi. Santi masih setia menunggu kedatangan Nicky. Hatinya risau dan penuh tanya akan keterlambatan ini.
Matahari kian terik, peluh serta rasa haus kian nyata dirasa. Ia putus asa. Pikiran negatif coba ditangkal. Dan kala kelelahan dalam menunggu membuncah. Ia pun mengakhiri pendirian.
Santi baru melangkahkan kaki, saat suara motor dari belakang mendekat dan berhenti di samping.
Rasta : kenapa dia ingkar janji?
Tegas.
Santi : eh..
Terkejut.
Rasta : kau disuruh nunggu, sementara dia gak datang. Cowok model apa dia.
Santi : dia mungkin sibuk.
Rasta : kalo sibuk, kenapa suruh kau menunggu. Buang-buang waktu.
Santi diam. Memang benar.
Rasta : ayo, naik. Aku antar pulang.
Tanpa berkata-kata lagi, Santi segera naik motor Rasta.
Santi : terimakasih.
Suara lirih.
Rasta : bekalnya udah dimakan, kan?
Santi : udah, makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plis, Hargai Aku (TAMAT)
Teen FictionSanti gak sengaja menyinggung cowok paling trouble maker di sekolah. Akibatnya dia selalu di bully cowok itu. Namun, suatu ketika Santi menyelamatkan cowok itu dan mulai mengubah cara berpikir si cowok. Disamping itu hadir juga cowok yang yang butuh...