🔥

3 0 0
                                    

Selesai dari kedai makan. Rasta lalu mengantar Santi pulang. meski sudah makan dan dibungkus kan beberapa camilan ringan serta berat. Nyatanya kala sampai di rumah, gadis itu masih menunjukkan raut sedih pun cemas.

Rasta : ada apa? Apa kau takut pada ibu mu?

Santi : mereka menyalakan ku atas kecerobohan ku, dan akhirnya aku tak dipedulikan sama sekali oleh mereka.

Perhatian yang ditunjukkan Rasta. Membuat Santi sedikit nyaman menceritakan sedikit masalah pribadinya.

Rasta : kau menangis karena hal itu?

Santi mengangguk.

Rasta : mereka tak dengar penjelasan mu?

Santi : pendapat ku tidak berguna. Mereka selalu mengambil sisi negatif dariku.

Rasta : bukankah fungsi keluarga adalah sebagai pendengar dan pemberi pendapat. Kenapa mereka tak melakukan itu?

Melihat perangai Santi. Rasta mudah menyimpulkan bahwa gadis ini selalu dipandang sebelah mata oleh keluarganya.

Santi : setiap keluarga pasti punya cara tersendiri dalam mengatur anggota keluarga. Begitu pun dengan keluarga ku.

Rasta : benar sih, jika keluarga mu punya karakter seperti itu, kau harus perbanyak sabar dan jangan putus asa. Kau masih percaya kan, keadilan Tuhan? Tuhan akan membalas perbuatan makhluk-Nya.

Sekali lagi Santi dibuat kagum dengan sikap Rasta. Cowok yang dulunya begitu menakutkan, kini menjelma bak malaikat dalam hidupnya.

Rasta : jika ada apa-apa, jangan ragu minta bantuan, ok. Aku akan selalu mendukungmu.

Hati Santi tersentuh. Selain Nicky, masih ada orang baik di sekitarnya.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Nicky memandang cukup lama dari balik jendela kamar. Seperti kejutan tak diinginkan, ia malah melihat pemandangan Santi yang diantar oleh cowok. Kerinduan serta cinta terpendam pada gadis itu perlahan terbakar cemburu.

Keinginan untuk memiliki Santi seutuhnya kian kuat berhembus. Ia tak ingin orang lain dekat-dekat dengan wanitanya.

Nicky : Santi, aku mencintaimu. Kau tak boleh bersama pria lain.

Bergumam. Pandangannya masih tertuju pada gambaran Santi dan Rasta di bawah sana.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Santi masuk rumah dan langsung di sambut omelan Bu Lulu yang kebetulan memergoki Santi sama Rasta tadi.

Bu Lulu : dasar tak tau diri. Sendirinya diam-diam suka main ama cowok, pake sebarin aib adik sendiri di sekolah. Harusnya yang mereka tau tuh soal tabiat buruk mu, yang muka sok alim tapi kelakuan bejat.

Tubuh Santi membeku. Ia terkejut sekaligus sakit hati lantaran omongan sang ibu yang gak bener. Ia nyaris menjatuhkan kantong plastiknya.

Bu Lulu : apa tubuhmu dihargai Snack dalam kantong itu? Dasar rendahan.

Mata Santi sudah berair. Sudah tak dikasih makan, sekarang malah menuduh yang bukan-bukan. Sungguh keterlaluan.

Melihat hal ini, Santi jadi ingat kata Rasta tadi, soal keadilan Tuhan. Dalam hati ia sangat berharap keadilan segera datang.

Bu Lulu : tapi, aku senang sih. Jangan khawatir aku tidak akan memarahimu. Teruskan saja bakat terpendam mu ini hingga hamil. Aku sangat berharap kau hamil diluar nikah dan tak tau bapaknya siapa. Hal itu menyenangkan buatku.

Pelupuk Santi sudah basah. Dalam hati ia tak habis pikir akan keinginan sang ibu yang sangat ingin ia hidup sengsara.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Plis, Hargai Aku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang