"Salah liat pasti," cerocos Sada begitu melihat wajah Aya pucat karena takut Michelle bertanya yang tidak-tidak.
"Eh enggak ya. Gue inget banget auranya, kayak beda aja gitu."
"Aura apa?" Tanya Jihan kepo.
"Aura orang pekerja keras. Gue juga inget bajunya, seragam kurir. Ngapain ya kira-kira sugdad Aya di sini."
"Taruhan Sada udah berakhir, jadi jangan sangkut pautin gue ke masa lalu!"
"Sorry."
"Nggak papa. Jangan diulang lagi, itu aja mau gue."
Michelle mengangguk. Lantas berjalan menuju bangkunya.
🌷
Guru baru saja keluar saat bel pulang sekolah berbunyi. Aya menoleh ke belakang begitu Michelle memanggil namanya.
"Yup?"
"Jalan yuk, udah lama kita nggak jalan bareng."
Aya berpikir keras. Tawaran yang bagus, tapi ia tidak mungkin menyuruh Pasha yang sudah menjemputnya untuk pulang.
"Kayaknya nggak bisa deh, udah dijemput."
"Sama, gue ada janji juga," kata Jihan yang membuat Michelle menghela napas.
Kemudian gadis yang duduk di belakang Aya itu mengusulkan hari esok yang langsung disetujui Jihan tapi tidak dengan Aya.
"Nggak bisa juga?"
"Liat nanti deh," jawab Aya lalu memasukkan alat tulisnya ke dalam tas.
Saat kaki Aya menuruni tangga, ia merasakan sebuah tangan menepuk pundaknya, ia pikir itu Jihan, tapi ternyata Michelle.
Aya mendengus pelan. Untuk apa Michelle menyusul? Bagaimana jika gadis itu melihat Pasha lagi.
Detak jantung Aya berdebar lebih cepat dari biasanya saat dirinya dan Michelle sampai di depan pos satpam.
Di seberang sana, Aya melihat suaminya duduk di atas motor berwarna hitam dengan es potong di tangannya. Tangannya melambai, meminta Aya mendekat.
Aya ingin menyeberang dan meledek Pasha yang sudah tua tapi masih doyan makan es, tapi satu makhluk di sampingnya belum juga menjauh dari tempatnya berdiri.
Ini ngapa Paksu bawa motor? Nggak tahu apa ni sekolah banyak spy-spy. Micellar juga ngapa deh masih di sini? Batin Aya.
"Nggak bawa motor?"
Michelle menggeleng. Untungnya gadis itu tidak melihat Pasha karena sedang fokus bermain ponsel.
"Terus pulang pake apa dong?"
"Nyokap jemput, tapi sampai sekarang belum dateng, padahal tadi pas lagi belajar ngirim chat otw."
"Macet kali," kata Aya dengan pandangan tak lepas menatap Pasha yang terlihat kesal karena Aya tidak kunjung mendekat.
"Macet darimana? Orang ini bukan Jakarta," jawab Michelle yang masih fokus dengan ponselnya.
Sekarang Aya mulai frustasi membaca chat yang baru masuk.
Om Pasha😘
Knp msih di situ?
Mau ak tinggalin? Aku lgi bnyk kerjaan!!!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The game
Teen FictionGara-gara permainan Jihan saat jamkos di sekolah, membuat Aya harus menjerat hati seorang lelaki di bawah Omnya satu tahun