•31•

1.2K 154 9
                                    

_____

"Papa ayo.. Ikut abi!!" Pinta abigail dengan terus menarik tangan papanya agar mau mengikutinya

"Papa lagi kerja abi.. Nanti aja ya" Ucap adel dengan masih fokus pada laptop

"Gak mau!! Abi mau sekalang,papa ikut abi.. "

"Tapi papa harus kerja dan papa gak bisa di ganggu untuk saat ini.. " Ucap adel dengan mencoba bersabar

"Papa ayo!! Ikut abi.. " Ucap abigail lagi

Namun adel tak menggubris nya,adel justru mengabaikan keinginan abigail.

"Papa ayo.. "

Namun masih tetap sama adel tak merespon sama sekali.

Abigail yg mulai kesal akan papanya yg tak merespon pun langsung menyenggol dengan sengaja gelas berisikan teh panas yg sampai mengenai berkas yg sudah adel kerjakan dari semalam

Prang..

"Hiks...huaaa sakit mama" Jerit abigail saat cipratan teh panas mengenai tanganya

Mata adel membola kaget saat melihat berkas yg berisikan hal-hal penting itu tersiram air teh

"ABIGAIL!! " bentak adel secara refleks

Bukannya menenangkan abigail, adel justru lebih mementingkan berkas-berkas nya.

"Hiks.. Sakit, tangan Abi sakit papa.." Ucap abigail dengan terisak

"Kamu ini apa-apaan sih hah? Papa udah bilang jangan ganggu papa!! Liat sekarang berkas yg papa kerjain dari kamarin basah karna kamu" Sentak adel yg membuat abigail semakin menangis

"Maaf papa.. Hiks" Lirih abigail

Namun adel tak menaggapinya, ia justru pergi meninggalkan anaknya yg kesakitan

"Hiks.. Papa jahat, papa ndak sayang abi lagi hiks.. " Lirih abigail

"Ya ampun abi.. " Ucap chika yg tiba-tiba saja datang dan melihat anaknya menangis kesakitan

Dengan cepat chika mendekati abigail dan mencoba menenangkannya.

"Hiks.. Sakit ma.. " Isak abigail dengan menunjukan tanganya

Chika langsung melihatnya dan membelalak kaget saat melihat tangan putranya merah dan sedikit luka

"Sttt.. Udah jangan nangis ya, mama obatin ya yang sakitnya" Ucap chika dengan meniup-niup luka putranya

Abigail mengangguk

"Ya udah abi tunggu disini dulu, biar mama ambil obatnya ya" Ucap chika dengan langsung beranjak pergi mengambil kotak p3k

"Sini mana yg sakitnya.. Biar mama olesin salep ya" Ucap chika dengan nada bergetar menahan tangis

Chika tak kuat jika harus melihat putranya menangis kesakitan seperti saat ini, jika bisa biar chika saja yg merasakannya jangan putranya.

Dengan telaten chika mengobati luka panas di tangan putranya, dan dengan telaten juga chika meniup-niup luka putranya

"Kenapa tangan abi sampai bisa kaya gini?" Tanya chika dengan memeluk putranya

Because You All Change [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang