|15| Fear of Losing

23 4 0
                                    

Mungkin kita akan menjadi jauh
Tidak apa-apa untuk terluka seperti hari itu
Tapi tetaplah di sisiku

-HYOLYN-

=====

"Yang pincang tapi gak mau dibantu."

Juan mencibir keras-keras Jizan yang tampak kesulitan berjalan di lorong sekolah sebab harus menggunakan tongkat. Juan bersedikap dada. Sementara Jizan menghela napasnya melihat kelakuan sang adik.

Keduanya sekarang sudah masuk sekolah lagi walau agaknya Jizan masih harus memakai tongkat serta Juan yang masih agak demam.

"Makanya jangan sok cool lo," cerca Juan lagi. Ia mengekori Jizan, melihat bagaimana kakaknya itu bisa sampai kelas dengan selamat.

"Ya ampun Jizan, kamu kenapa?!" Zoe datang dengan wajah pura-pura khawatirnya. Di belakangnya ada Zara dan Emma.

Emma nampak terkejut sementara Zara menatap Zoe tak senang. Jizan nampak tersenyum kecil kemudian masuk kelas tanpa menghiraukan Zoe.

"Sok perduli banget sih lo." Marko yang kebetulan hendak masuk kelaspun berkomentar.

"Gak usah ikut campur dah lo makhluk astral." Zoe tak terima. Marko melotot. "Elo kali yang makhluk astral, gue tampan begini dibilang makhluk astral. Lo gak ngaca tuh muka lo gimana hari ini? Udah menor, bedak kayak tepung. Situ pocong atau manusia?"

Zara serta Emma tak bisa menahan tawanya begitu mendengar ucapan Marko.

Marko sendiri langsung masuk kelas setelah mengatakan itu. Membiarkan Zoe yang berteriak-teriak kesetanan.

"Lucu ya Marko," komentar Juan sekaligus menyindir Emma yang masih asik tertawa.

"Iya lucu," jawab Zara tak begitu perduli. "Marko kemarin sempet nanyain lo Emma," ucap Zara tak peka akan tatapan Juan.

Emma melotot. "Ngapain tuh bocah?"

"Katanya sih suka." Sekarang ganti Juan melotot. "Suka suka, ngapain suka sama cewek bar-bar kayak Emma?!"

"Wush, gak boleh gitu Juan. Emma tuh gitu-gitu populer loh pas SMP. Dia aja bahkan pernah ditembak guru," ucap Zara bocor. Emma memijat keningnya pusing sebelum akhirnya membekap mulut gadis itu.

"Zara... Itu kan gak penting hehe, ngapain lo cerita-cerita ke Juan?"

"Lah, gak papa dong. Kan Juan calon pacar lo," celetuk Zara tanpa berdosa. Emma rasanya sekarang ingin menendang Zara sampai Mars, bisa-bisanya gadis itu..

"Kata siapa?" tanya Juan menahan tawanya. Wajah Emma sudah memerah sebab malu, ia tak tahu harus ngapain lagi. Sementara Zara mengernyitkan dahinya bingung.

"Bukan calon pacar kok," balas Juan memasukkan kedua tangannya di kantong.

Seketika Emma yang mendengar itu ingin meleburkan diri ke sungai.

"Tapi calon istri."

Coba tolong cek keadaan Emma sekarang, apakah ia masih menapak?

=====

"Lah, ngapain coba?"

Marko tak habis pikir mendengar ucapan Jizan barusan. Sementara temannya itu memasang wajah datar.

Kalbu Kelabu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang