|17| Sebuah Alasan

18 2 0
                                    

Tolong selamatkan aku
Aku tidak bisa lagi tinggal sendirian di sini
Aku akan menemukanmu

—CACTUS, BY TWICE—

=====

Lo selalu mengecewakan gue.

Lo selalu mengecewakan gue.

Juan terus memikirkan apa yang sudah ia ucapkan pada Kak Jizan. Jizan memandang Juan sembari tersenyum tipis kala itu, sorot matanya terlihat sendu namun karena kesal, Juan memilih mengabaikan. Ia tak tahu bahwa hari kakaknya itu telah begitu berat selama ini, tidak, bohong, Juan tahu. Namun Juan tidak tahu cara mengerti Jizan.

"Ayah.." 

Ayah tak berkutik sedari tadi, Juan lalu beralih menatap sosok wanita yang sudah tampak begitu asing di matanya. Sarah menangis, membekap mulutnya sendiri, bayang-bayang Jizan semasa kecil hingga anak itu beranjak dewasa menghantuinya.

Sarah bangkit berdiri, tak lama hal yang ia lakukan membuat semua yang ada di sana terbelalak. Wanita itu tersungkur di hadapan Adipta, sang Ayah.

Adipta yang sedari tadi diam terbelalak, ia menatap Sarah dengan tatapan getirnya.

"Maafin aku.." Sarah bersuara. Ia menangis terisak. "Ini semua salahku.. Harusnya aku gak pantas menerima pertolongan Jizan atas apa yang sudah aku lakukan dahulu."

Kedua alis Adipta tertukik, ia membuang wajah, tak sanggup melihat kondisi Sarah sekarang. Sementara Marko akhirnya menghampiri Sarah, memaksa agar wanita itu bangkit.

"Tante jangan kayak gini, Jizan juga gak akan senang."

"Apakah kamu sebenci itu terhadap Jizan?" tanya Adipta dengan suara parau, menghentikan pergerakan Marko, Sarah menggeleng cepat. "Dulu aku labil, aku depresi, aku.."

Sarah tak bisa melanjutkan ucapannya.

Sarah terbayang-bayang akan ucapan kasarnya terhadap Jizan kecil yang hanya dapat menatapnya dengan berkaca-kaca.

Sarah sudah tidak pernah bertemu dengan Jizan semenjak ia meninggalkan Adipta, namun tanpa diduga suatu hari Sarah yang hampir dipukul oleh Jonny di tengah-tengah supermarket disaksikan oleh Jizan. Pada saat itu Jizan baru memasuki SMP.

Jizan kala itu segera menghadang Jonny, mengancamnya dengan lagak anak kecil yang tak kenal takut. Sarah kesal, ia pikir Jizan akan menganggapnya memalukan, namun anak itu justru memeluk Sarah dan menenangkannya, mengusap punggung Sarah agar tidak takut katanya.

Dasar bodoh.

Setelah itu Jizan beberapa kali mengiriminya pesan pada Sarah, memperhatikannya sedemikian rupa.

"HEH BODOH, SEDANG BERTELEPON DENGAN SIAPA WANITA SIALAN? SELINGKUH YA LO?! JANGAN SAMPAI LO GUE GOROK!"

Jizan terkejut setengah mati, ia kemudian bertekad untuk membawa pulang sang Ibu. Ia telah berusaha sebulan penuh, dengan harapan-harapan serta doanya bahwa keluarganya akan kembali utuh.

"Ibu, jangan nangis ya. Jizan janji akan kembali lagi besok. Juan juga butuh Ibu. Wanita cantik tidak boleh menangis," ucapnya kala itu mengelus surai hitam milik Sarah, padahal saat itu Jizan lebih terluka, Jonny memukulinya habis-habisan menggunakan botol alkohol. Mata pemuda itu bengkak dan membiru, wajahnya penuh luka lecet, serta kakinya terseok-seok.

Kalbu Kelabu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang