10

557 72 26
                                    












Kenapa sulit sekali membujuk Jisoo untuk makan pagi ini, bahkan tangan Jennie sudah pegal hampir setangah jam namun baru dua suap bubur yang Jisoo telan.

"Jisoo cepat telan. Tanganku sudah pegal astaga." Jisoo hanya mengaggap suara Jennie hanya angin berlalu, lagi pula dia tidak menyuruhnya untuk melakukan itu. Sedari tadi Jisoo menatap pintu seperti menantikan seseorang. Kemana perginya dia? Harusnya dia yang menyuapinya bukan?.

"Yakk! Bubur itu hanya tinggal di telan saja tidak perlu lagi di kunyah. Di pintu tidak ada apa-apa. kenapa sedari tadi kau sibuk melihat pintu ?!"

Jisoo baru sadar bahwa managernya sekaligus temannya ini sangat berisik. "Aku kenyang"

"Tidak ! Kau baru—-"

Kreittt

Keduanya menoleh saat pintu terbuka, Jisoo yang wajahnya sedari tadi di tekuk akhirnya bisa tersenyum tipis.

"Selamat pagi"

"Bunda" Kenapa Jisoo sedikit kecewa. Tapi senyumanya tidak menghilang saat Ibunya Jennie menghampiri dirinya sambil membawa beberawa paperbag di tangannya.

"Maafkan Bunda ya Jisoo , Bunda baru bisa menjenguk sekarang" Setelah menarih paper bag Ji Ah langsung memeluk Jisoo dengan lembut . Jisoo langsung membalasnya tak kalah senangnya.

"Tidak apa Bun, Jisoo juga sudah membaik" Jisoo tersenyum cerah saat Ji Ah melepaskan pelukkannya dan membenarkan rambut Jisoo yang berantakan.

"Mulai sekarang Bunda juga akan awasi pola makan kamu. Awas saja jika nanti bunda lihat kamu makan makanan tidak sehat." Ji Ah mencibit pipi Kisoo yang terlihat tirus.

"Bunda naik apa kesini?" Tanya Jennie.

"Mang Dikun sudah pulang dari kampungnya , kamu sudah Bunda telfon tapi ponsel kamu tidak aktif ."

"Sedang makan?" Ji Ah baru menyadari Jennie yang sedang memegang mangkuk berisikan bubur.

"Sudah selesai Bun"

"Tidak. Belum Bun, makan hanya dua suap mana kenyang? Bunda suapi aja anak keras kepala ini" Jennie menyerahkan mangkuk kepada Ji Ah.

Ji Ah hanya terkekeh melihat kelakuan dua manusia yang saling menatap tidak suka. Mengambil mangkuk yang Jennie berikan dan menuruhnya di meja.

"Bunda buatin kamu bubur Jisoo, Bunda tau kamu pasti tidak makan dengan benar disini." Ji Ah meraih paper bag yang dia bawa dan mulai membuka beberapa mangkuk yang sudah dia siapkan dari rumah.

"Jennie, ini Bunda bawa sarapan untuk kamu . Sana makan di sofa ,biar bunda yang menyuapi Jisoo." Jennie langsung berbinar dan bangkit dari duduknya.

"Bunda ku memang paling tahu." Jennie dengan senang menerima tempat makanan dari Ji Ah.

" Paksa saja Bun kalau anak keras kepala ini menolak " Jennie menjulurkan lidahnya kearah Jisoo.

"Bunda —- Jennie nya tuh" Memasang wajah sedihnya berharap Ji Ah mengomeli Jennie.

"Sudah jangan mengganggu Jisoo, Jennie"
Sekarang Jisoo yang merasa menang dan menjulurkan lidah.

Jennie lebih memilih berjalan ke arah sofa dan mulai menghidupkan televisi.

"Buka mulutnya sayang , kamu udah pasti tahu kan bubur buatan Bunda enaknya seperti apa" Jisoo ingin menolak , tapi dirinya tidak mungkin menolak bubur buatan bunda Jennie yang sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri. Lihat melihat Ji Ah menyodorkan sendok membuat Jisoo tidak ingin membuatnya kecewa.

"Anak bunda emang pinter." Ji Ah senang saat Jisoo menerima suapannya.

Jennie melihat sinis ke arah Jisoo, mendumel dengan suara yang bisa di dengar. "Tadi saja sulit ,giliran sama Bunda aja "

If the World was ending [Chaesoo X Siblings]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang