16

548 91 7
                                    





Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas  malam, Jennie masuk lagi kedalam ruangan rawat Jisoo setelah bertemu dengan Dokter Jaya menjelasakn perihal keadaan Jisoo.

Mendapati Chaeyoung yang masih duduk disamping Jisoo sambil memandangi wajah Jisoo yang sudah terlelap kembali, Saat Jisoo baru sadar tak lama Dokter Jaya datang dan sengaja memberikan suntikan agar Jisoo bisa beristirahat lebih lama.

Jennie memegang belakang pundak Chaeyoung.
" Pulanglah, biar ak——"

"Aku akan menjaga Kak Jisoo" Dengan cepat Chaeyoung langsung memotong ucapan Jennie.

Jennie menghela nafas lalu tersenyum.
" Kau yakin?" Membelai rambut Chaeyoung dengan lembut. Chaeyoung menjawab dengan anggukan dengan tatapan yang tak pernah lepas memandang Jisoo.

"Baiklah , Kata dokter Jisoo sudah boleh pulang.Jadi besok aku akan datang sekalian menjemput kalian"

"Hmmm"

"Tidurlah di sofa, badanmu akan sakit jika tidur duduk disini"

""Nanti" Jennie menyerah , Jisoo dan Chaeyoung terkadang mereka mempunyai sifat yang sama.

"Bunda..." Jennie membangunkan Ji Ah yang sudah terlelap di sofa .

" eughh jam berapa sekarang Nak?" Ji Ah masih menetralkan pandangannya.

"Hampir jam dua belas Bun" Jennie mengabil peralatannya dan Ji Ah.

"Pulang sekarang , lalu Jisoo?" Tanya Ji Ah.

"Chaeyoung yang akan menjaganya malam ini , Kita pulang dan kemabli besok sekalian membawa baju untuk Jisoo , Besok dia sudah di perbolehkan pulang"

Ji Ah berjalan mendekati ranjang Jisoo. Ji Ah bisa merasakan betapa besar Chaeyoung sangat mengkahwatirkan Jisoo.
"Kamu yakin kami tinggal disini,Sayang?" Jia Ah memegang tangan Chaeyoung yang berada di aatas ranjang.

Chaeyoung akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah Ji Ah . Berharap bahwa yang bicara adalah Yoona, Ibunya yang sudah meninggal.

"Iya Bunda. Jangan khawatir" Ji Ah tersenyum , matanya berkaca-kaca melihat betapa tegarnya adiknya Jisoo. Ji Ah bisa merasakan bahwa Chaeyoung begitu memikul beban yang sangat berat. Dimatanya begitu banyak luka yang tak bisa dia lepaskan.

***

Lampu kamar sudah mulai padam , hanya tersisa kedua mata Chaeyoung yang masih menyala memandangi wajah Jisoo , ini sudah pukul tiga pagi dirinya belum merasa kantuk. Dirinya takut jika dia menutup matanya, ini semua hanya mimpi. Atau memang memandangi wajah kakanya menajadi secandu ini.

"Kak Jisoo kenapa semakin tirus"

"Dulu— setiap ingin berfoto Kak Jisoo selalu memakan mie dahulu agar pipinya membesar . Padahal tidak ada bedanya kekeke"

"Dulu kalau Adek luka sedikit saja,langsung paniknya seperti orang yang akan melahirkan"  Jari tangan Chaeyoung mulai aktif bermain di wajah Jisoo lalu menekan seperti tombol beberapa kali hidung Jisoo, tipikal adik usil.

"Di pikir-pikir itu sudah sangat lama— Aku ingin kembali di masa itu " Chaeyoung langsung menyeka airmatanya  yang tiba-tiba keluar.

"Dan juga masih ada Ibu saat itu" Chaeyoung berhampur memeluk Jisoo sambil terisak pelan .

***

Pagi sekali Jennie sudah kembali lagi untuk menjemput Jisoo pulang.

Saat membuka pintu terlihat Chaeyoung yang masih setia duduk di samping ranjang Jisoo. Apakah Chaeyoung tidak beranjak dari kursi itu dari semalam? Apakah Chaeyoung tidak tidur semalaman ini? Tidak mungkin kan?

If the World was ending [Chaesoo X Siblings]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang