0.6

553 88 14
                                    



Sedari tadi Jennie sibuk mengompres Jisoo yang sudah meringkuk saat dirinya datang pagi tadi . Selalu menolak jika dibawa kerumah sakit, alasannya takut di infus. Padahal dia sangat berani menyayat tangannnya dengan cutter saat melakukan self harm .

"Suhu badanmu hampir 40 derajat , kau bisa mati kejang Jisoo" Jennie mengecek suhu badan Jisoo lagi setelah 2 jam yang lalu mengeceknya.

"Aku tidak butuh persetujuanmu , kau harus dibawa kerumah sakit" Jennie bersiap lalu mulai membawa Jisoo untuk bangun.

"Jen —- aku tidak mau ke rumah sakit " Jennie tidak peduli, dia terus memaksa Jisoo untuk bangun agar bisa masuk keadalam mobil.

"Tunggu sebentar , aku ambil tas dan jaket " Jisoo sudah ada di dalam mobil . Dirinya hanya pasrah, ingin melawan namun dia tidak punya cukup tenaga.

Setelah dua menit Jennie kembali datang dan langsung memakaikanya kepada Jisoo.

"Kau harus tetap hangat. Sekarang kita kerumah sakit."

Dengan kecepatan penuh Jennie mengendarai mobilnya . Suara rintihan Jisoo membuatnya semakin membuat Jennie khawatir . Bagaimana jika dia terlambat membawa Jisoo .

Sampai di depan UGD, Jennie langsung meminta bantuan untuk membawa Jisoo agar segera ditangani.

Sambil menunggu dokter menangani Jisoo, sesekli Jennie menggigit kuku jarinya . Semoga tidak terjdi apa-apa dengan sahabatnya itu.

Ting!

Jennie memeriksa notifikasi ponselnya, ternyata tidak ada , merogoh tasnya lagi— ternyata ponselJisoo.

Chaeng🐿️

Selamat pagi kak, hari ini adek mau berangkat ke kampus . Jangan lupa sarapan dan bahagia❤️🥰😘

Apakah Jennie harus memberitahu keadaan Jisoo kepada adiknya.

Ponse milik Jennie bergetar dan tertera nama Bundahara🙇‍♀️❤️

"Hallo bun"

"..."

"Jennie sedang dirumah sakit. Jisoo , sakit Bun"

"..."

"Iya Bun . Jangan khawatir. Nanti Jennie telfon lagi"
Jennie menutup panggilan dari bundanya.

Tutt

Jennie di buat bimbang kali ini. Nanti siang Jennie ada janji dengan sepupunya yang baru saja sampai si jakarta, Jennie tidak mungkin meninggalkan Jisoo sendiri hari ini.

Apakah Jennie haris menghubunginya. Jisoo tidak akan setuju,tapi tidak ada yang bisa diandalkan lagi .
Jennie merigoh tasnya lagi,mengambil ponsel Jisoo lalu mencari kontak chat whatsapps paling atas.

Tut

"Hallo ...Kak Jisoo!"

"Chaeng"


***

Chaeyong langsung keluar dari mobil berlari saat dirinya sampai di lobby sakit. Dia bersama Lisa.
Sampai dimana dirinya sudah berada di depan pintu rawat Jisoo.

"Chaeyong . Maaf jika aku merepotkanmu .aku tidak bisa meninggalkan Jisoo sendiri" Jennie yang datang entah dari mana menghentikan Chaeyoung saat ingin membuka pintu.

"Justru aku senang Kak Jennie menelfonku. Apa kata dokter?"

"Asam lambungnya udah kronis. Tadi saat di perjalanan dia sempat sesak, untung kakak udah hampir sampai di rumah sakit. Kakak tidak mengerti lagi kalau sebelumnya kakak tidak memaksa kakak kamu untuk kerumah sakit." Chaeyoung tidak bisa menyembunyikan raut khawatirnya.

Jennie mengelus pundak Chaeyoung." Tenang saja, Jisoo pasti akan baik-baik saja. Sekarang kita masuk, Kau pasti samgat ingin melihatnya bukan?"

Chaeyoung bisa melihat wajah Jisoo yang tertutup oleh masker oksigen, apakah separah itu?.
Melihat kakaknya sakit seperti ini ,membuatnya takut akan kehilangan tujuan hidupnya.

"Adek disini kak . Cepat bangun " Mencium kening Jisoo dengan lembut ,Chaeyoung tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar.

Jakarta, 10-Maret-2024

Tenang, ga ada yg bakal ada tanem-tanem ubi kok😊

If the World was ending [Chaesoo X Siblings]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang