Chapter 10

143 16 10
                                    

"Membunuh seseorang itu cukup mudah, rusak saja mentalnya maka dia akan hidup dalam jiwa yang mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Membunuh seseorang itu cukup mudah, rusak saja mentalnya maka dia akan hidup dalam jiwa yang mati."

-Natasya Putri Aurelia-


Jam pelajaran terakhir telah usai, para murid bergegas untuk pulang. Agatha dan Lina sedang menunggu Nata yang masih memasukkan buku-buku miliknya ke dalam tas.

"Buruan na" ucap Lina yang sedang menunggu Nata di depan pintu kelas.

"Kalian nanti malam free gak?" Tanya Agatha sembari melihat kedua temannya.

"Gua free dong" ucap Lina yang tersenyum lebar.

"Gimana sama lo na?" Ucap Agatha sembari melihat Nata yang sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Maaf, aku gak bisa ikut. Aku harus pergi ke suatu tempat" ucap Nata tidak enak.

"Yahh" kata Lina yang sedikit kecewa.

"Apa gak bisa di tunda?" Tanya Agatha pelan.

"Emm, nanti aku kabari kalian kalo sudah selesai"

"Nah gitu dong" ucap Agatha yang terlihat senang, dia pun merangkul Nata dan mulai berjalan bersama.

"Tapi aku gak janji" ucap Nata lirih.

"Iya gak apa-apa"

Agatha dan Lina pergi menuju ke arah parkir, sedangkan Nata pergi ke kelas Felix. Karena sepertinya kelas Felix belum pulang. Namun tiba-tiba Rere dan gengnya mencegat Nata dan membawa Nata ke belakang sekolah.

"Lo tadi pasti seneng karena bisa deketan sama Brian" ucap Rere dengan nada kesal, saat ini raut wajahnya terlihat menyeramkan.

"Dia hanya membantu memperbaiki komputer ku dan Agatha yang lagi eror" ucap Nata pelan sembari menundukkan kepalanya, ia tidak berani menatap Rere.

"Lo pikir gua bakal percaya sama omongan lo itu?" Nada suara Rere berubah menjadi tinggi, dan dia sedang mengepalkan kedua tangannya.

"Tanya saja sama Agatha"

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Nata dan membuat pipinya menjadi merah.

"Pukuli dia" ucap Rere yang pergi menjauh dari Nata. Bella dan Aya mulai memukuli Nata, Nata hanya bisa pasrah dan dia menahan air matanya agar tidak jatuh.

10 menit kemudian, Rere, Aya dan Bella meninggalkan Nata. Nata masih terduduk disana dengan rambut yang berantakan dan pipinya masih memerah. Dia menghapus air matanya dan menata rambut dan juga seragamnya agar tidak ketahuan oleh Felix. Dia menghela nafas panjang dan berjalan ke arah parkir.

"Kamu dari mana saja?" Tanya Felix dengan nada khawatir, dia pun turun dari motornya dan menghampiri Nata.

"Tadi aku dari perpus" Nata berbohong sambil tersenyum ke arah Felix.

Why Everyone Hate Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang