Chapter 26

119 7 0
                                    

"Gak ada orang yang bilang kalo kamu gak boleh menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak ada orang yang bilang kalo kamu gak boleh menangis. Luka dan air mata lah yang akan membuatmu menjadi sosok yang kuat."

-Brian Kevin Andrian-

Nata berlari ke lorong sekolah, di mana di lorong itu tidak ada siapapun di sana. Nata tidak kuat untuk menahan lagi air matanya, perlahan-lahan air matanya itu jatuh membasahi pipinya. Nata menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak mengeluarkan suara. Tak berselang lama, Brian sampai. Dia melihat Nata punggung Nata yang sedang membelakanginya. Brian berjalan perlahan-lahan ke arah Nata.

"Na?" panggilnya lirih tangannya seraya ingin memegang pundak Nata.

Nata mengusap air matanya. "Aku baik-baik saja. Bisakah kamu pergi? Aku ingin sendiri." Ujar Nata yang masih membelakangi Brian.

"Gak! Aku gak akan pergi kemanapun!"

"Kenapa kamu sangat peduli padaku? Kenapa kamu melakukan hal itu di depan semua orang?" Ucap Nata lirih sambil menundukkan kepalanya.

"Lalu? Apa kamu menyuruhku untuk diam saja melihat wanita yang aku cintai di maki-maki oleh satu sekolahan?" Ujar Brian dengan tatapan serius saat menatap perempuan yang berada di depannya itu.

Sontak Nata langsung mengangkat kepalanya, pandangannya kabur karena air mata yang sedang ia bendung. Dia tidak bisa berkata apa-apa, mulutnya benar-benar tertutup rapat.

"Berhentilah bersembunyi di balik kata 'aku baik-baik saja'. Jika keadaan terlalu sulit, kamu bisa datang kepadaku."

Tes

Perlahan-lahan air mata yang Nata bendung pun itu jatuh membasahi pipi mulusnya.

"Kamu tahu? Seseorang menangis bukan berarti karena mereka lemah," Brian melangkah ke arah Nata secara perlahan-lahan. Pemuda itu mengangkat tangan kanannya dan menghapus air mata Nata yang terus jatuh.

"Tetapi mereka menangis karena mereka sudah berusaha untuk terlihat kuat dalam waktu yang sangat lama. Saat mereka benar-benar sudah lelah untuk terlihat baik-baik saja, maka secara perlahan air matanya akan mulai berjatuhan membasahi pipi mereka." setelah selesai mengucapkan kalimat itu, Brian langsung memeluk Nata dengan sangat erat. Sesekali Brian mengelus-elus punggung Nata.

Nata yang mendengar hal itu, reflek membalas pelukan Brian. Kini air matanya turun begitu deras membasahi pipinya.

"Tidak apa-apa jika saat ini kamu ingin menangis. Tidak selamanya kamu harus menjadi wanita yang kuat untuk setiap saat, terkadang kamu juga butuh untuk menangis sesekali. Menangislah sepuas yang kamu mau, aku akan berada disini sampai kamu merasa lega." Ujar Brian yang masih memeluk Nata dengan mata terpejam.

Why Everyone Hate Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang