Chapter 22

96 7 0
                                    

"Jangan membenci seseorang walau mereka sudah berbuat buruk kepadamu, walaupun begitu mereka tetaplah manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan membenci seseorang walau mereka sudah berbuat buruk kepadamu, walaupun begitu mereka tetaplah manusia."

-Natasya Putri Aurelia-

Pukul 21.30, Nata keluar dari toko, Felix yang mendengar suara pintu toko terbuka langsung menoleh ke arah pintu, ia sedang melihat sepupunya itu sedang berjalan ke arahnya. Felix melihat bahwa sepupunya terlihat senang, di sisi lain ia juga melihat bahwa mata Nata memerah seperti habis menangis. Felix pun langsung bertanya saat Nata sudah sedikit dekat dengannya.

"Apa kamu habis nangis?" Felix turun dari motornya dan menghampiri Nata. Ia menatap mata Nata dengan saksama.

"Enggak" Nata berbohong, padahal sudah jelas ia habis menangis. Yah walaupun ia menangis karena bersyukur atas apa yang terjadi padanya hari ini.

"Jangan bohong, kamu bilang gak bakal bohong lagi ke aku. Kamu bilang kalo ada apa-apa bakal cerita ke aku. Kak, ceritain apa yang terjadi padamu hari ini. Jangan pendam semuanya sendiri, apa kamu lupa? Kamu punya aku, aku bakal selalu ada di sisi kamu baik itu susah maupun senang. Jangan biarin aku jadi orang bodoh yang gak tau apa-apa tentang apa yang terjadi ke kakaknya selama ini, aku gak pernah tau kalo selama ini kamu di bully dan di kucilkan di sekolah. Aku gak mau jadi adek yang durhaka kak, please tell me" pinta Felix dengan tulus.

"Ayo pulang dulu, gak mungkin kan aku cerita di sini?" Ucap Nata ragu

"Janji nanti cerita ya?"

"Iyaa Felix" ucap Nata singkat.

Nata naik ke motor Felix dan tidak lupa untuk mengenakan helm. Felix mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, hanya butuh waktu 12 menit untuk sampai ke rumah. Setelah sampai di depan rumah Nata, Felix langsung mematikan motornya. Keduanya turun dari motor dan melepaskan helm yang mereka kenakan lalu masuk ke dalam rumah Nata.

Nata menjadi sedikit gugup saat ingin memberitahu apa yang terjadi padanya selama ini, karena saat ini Felix menatapnya dengan tatapan serius bahkan Felix tidak mengedipkan matanya sama sekali. Nata tahu bahwa hari ini akan terjadi, mau sampai kapanpun rahasia yang ia sembunyikan tetap akan ketahuan.

Nata mengambil nafas dalam-dalam dan mulai bercerita. Nata menceritakan semuanya kepada Felix bagaimana ia bisa di bully di sekolah. Namun Nata tidak menyebutkan orang yang sudah membully-nya. Setelah selesai bercerita, Felix dengan geram mengepalkan tangannya dan memukul meja di ruangan tamu rumah Nata.

"Siapa? Siapa yang udah membully-mu kak?" Ucap Felix dengan suara yang terengah-engah, deru nafasnya tidak beraturan. Nata bisa melihat dengan jelas dari ekspresi wajah Felix, betapa marahnya Felix saat ini.

"I can't tell you" kata Nata lirih sambil menundukkan kepalanya.

(Aku tidak bisa memberitahumu)

"Kenapa? Kenapa kamu gak bisa ngasih tau siapa orang yang udah membuatmu seperti ini!?."

"Karena aku gak mau lihat kamu main tangan sama perempuan..." Nata meraih tangan Felix dan mengelus-elus punggung tangan Felix dengan pelan. "Laki-laki gak boleh main tangan ke perempuan, meskipun dia sudah melakukan hal yang sangat buruk ke orang lain." Nata menatap Felix sembari tersenyum tipis.

Why Everyone Hate Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang