Setelah kejadian itu rasya selalu membawa inhaler ketika ia pergi,ia takut tiba2 sesak nafas dan untuk karan selama sebulan ini ia sudah kemoterapi bersama rasya,ada perkembangan setidaknya karan tidak segila dulu
Ia sudah sedikit waras,dengan rasya yang terus memberinya aura positif sehingga ia dapat mengkontrol emosinya,sudah tidak mengkonsumsi obat2an lagi hanya saja harus tetap kemoterapi
"Nihh aaa"ucap rasya
Karan menerima suapan itu dengan senang hati karena pacar tercinta yang menyuapinya pacar?rasya aja ga kenal sama elo!"Aku udah sembuh sayang"ucap karan disela sela makannya
Asya mengangguk "kemoterapi kamu minggu ini terakhir"ucap rasya
"Humm makasih udah mau nemenin aku"senyumnya lagi
Rasya menyuapkan nasi terakhir kemulut karan "sama sama"ucapnya senyum membersihkan bekas makan karan tadi
"Uhh baik banget sih pacar aku"ucapnya senang dengan senyum sumingrah
"Huftt,aku bukan pacar kamu karan berhenti manggil sayang"ucap rasya lelah dengan panggilan itu
"Kamu pacar aku,kamu asya,lihat wajahnya mirip kok sama poto itu"ucap karan cemberut
"Aku gakenal asya itu siapa"ucapnya kesal
"Ya pacar akulah dan kamu itu asya"jelas karan lagi,rasya melihat bingkai poto di meja nakas itu terdiam,wajah asya
Memang sangat mirip dengannya tapi tidak bisa diklaim begitu saja kan bisa jadi hanya kebetulan"Ck,terserah"ucapnya kesal dan berdiri ingin kedapur untuk mencuci piring kotor karan tadi
"Shhh"desisnya ketika berdiri ia memegang kepalanya
Karan yang melihatnya langsung berdiri didepan rasya mengambil alih piring kotor itu dan meletakkannya kembali ke nakas,
Rasya memegang tepi kasur katan sebagai pegangannya kepalanya sangat pusing,ia hanya mendengar nama asya asya asya dan asya
"Kenapa sayang,ada apa,kepalanya pusing"panik karan,
Rasya masih memegang kepalanya,air matanya sudah turun membasahi pipinya
"Sayang kamu tidak papa,ayo ke rumah sa-"
Belum selesai berbicara tubuh rasya sudah limbung kebelakang,untung karan bisa menahannya rasya sudah tak sadarkan diriKaran yang sudah panik tambah panik ia mengangkat asya ke gendongannya ia berlari menuruni tangga dengan tergesa gesa
"YAAMPUN KARAN,RASYA KENAPA"teriak yonie yang kebetulan dari dapur dan menuju ruang tamu ,ia berlari menghampiri karan yang menggendong rasya menuju garasi
"Gatau ma,tiba tiba pingsan"ucapnya meletakkan rasya dibelakang dengan yonie disampingnya
"Cepetan kerumah sakit"ucap yonie panik karan mengangguk
"Sayang,ini bunda nak"ucapnya menepuk pipi rasya pelan namun tak ada sahutan
"Cepet karan"gesa bunda karan mempercepat laju mobil itu
Yonie sudah menangis,ia tidak sekalipun mengalihkan tatapannya dari rasya,hingga ia terbelalak kaget
"KARANNN KENAPA HIDUNG ASYA BERDARAH"teriaknya reflek
Ciitttt
Karan menghentikan mobilnya mendadak,lalu melihat kebelakang dan kaget melihat hidung asya berdarah
"Kenapa berhenti,ayo jalann"ucap yonie tiba tiba,karan yang baru sadar melajukan mobil itu kembali
10 menit dalam perjalanan mereka sampai di rumah sakit,