BAGIAN 2. MENGHITUNG LINGKARAN

36 5 0
                                    



🔆






Kiara terbangun dari tidurnya, hembusan udara dingin menusuk kulit kaira yang tak terbalut selimut. Kemarin siang kiara dan zhora menghabiskan waktunya berkeliling-keliling toko, membeli perlengkapan juga beberapa bahan mentah untuk dimasak keesokan harinya. Tau begitu kiara membawa saja semua kebutuhan yang di perlukan dari rumah, itung-itung hemat.
 
Kiara mengucek matanya yang terasa berat dan menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul 05:00 dini hari. Telinga kiara samar-samar mendengar suara kegaduhan yang muncul dari kamar sebrang, entah apa yang terjadi sampai terdengar samar-samar suara teriakan yang cukup memekik telinga, juga beberapa kali kaira mendengar suara umpatan umpatan kotor.
Yang jelas, suara yang kaira dengar adalah suara beberapa laki-kali yang mungkin tengah bermain game online atau semacamnya. Tapi kiara tak ambil pusing karena memang kosan yang kiara tempati adalah penerima kosan pria dan wanita, sehingga wajar saja si menurut kiara. Yang gak wajar itu kalau ada cowo cabul yang tiba-tiba masuk ke kamar kaira dan mengintip kaira.
 
"Woy bangun, siap-siap sana! Jam enam kita udah harus berangkat kerja loh." Kiara berucap sambil menggoyangkan bahu zhora pelan agar gadis berambut ikal itu terbangun.
 
Zhora menyipitkan matanya ketika cahaya lampu langsung menyambut pandangannya ketika ia terbangun, ia mengedip-kedip kan matanya setelah terduduk bengong sambil mengumpulkan kesadaran milik nya yang masih setengah.
 
"Aku mandi duluan deh, kamu beresin kamar dulu aja!" Ucap kiara kemudian dijawab anggukan oleh zhora yang setengah sadar itu.
 
Kiara memutar kenop pintu dan keluar dari kamar kosan sambil memegang alat mandi juga handuk yang sudah bertengger pada bahu mungil miliknya. Dengan rambut yang kiara cepol berantakan, kiara jadi tanpa sengaja memperlihatkan tengkuknya yang mulus. Kemudian dengan berjalan gontai kiara menuju kamar mandi yang kebetulan letaknya ada diluar.
 
"Penghuni baru ya mbak?" Pemuda dengan surai biru bertanya pada kiara yang baru saja sampai untuk mengantri kamar mandi yang sialnya hanya dua dan yang satu sedang mati airnya. Kiara sedikit terkejut dengan sapaan pemuda itu, karena faktanya kiara termasuk tipe manusia yang lebih baik pura-pura tidak melihat dari pada harus menyapa.
 
"Eh. Iya, baru dateng kemaren pagi." Kaira menjawab dengan sedikit terbata, lalu duduk sedikit menjauh dari pemuda bersurai biru itu. Terlihat seperti orang asing dimata kiara karena ciri fisik nya yang cukup kontras dengan kebanyakan orang indonesia. Bisa saja dia punya darah blasteran entah dari negara mana, tapi emang ada ya orang berdarah blasteran yang hidup nya ngekos?.
 
Suasana terasa canggung, pemuda putih bersurai biru itu tampak sibuk dengan dunianya sendiri. Ia tengah menghitung satu persatu lingkaran pada motif handuk yang tengah ada di genggaman nya itu. Sedangkan kiara hanya hanya bisa memandangi ubin lantai yang terasa dingin, sambil memain kan tutup facial wash miliknya.
 
Suara decitan pintu terdengar, aroma mint menguak kuat berbarengan dengan terbukanya pintu kamar mandi. Pemuda berkulit putih pucat dengan perawakan jangkung keluar dari sana sambil mengusap-usap pelan rambutnya yang basah dengan handuk.
 
Mata tajam pemuda yang baru keluar itu menatap sekilas kiara yang membuat kiara enggan menatapnya balik karena takut. Pemuda dengan surai hitam kecoklatan itu berjalan santai menuju si rambut biru dan memberikan alat mandi kepada nya.
 
"Buruan sana mandi, kalo lama gue tinggal!". Pemuda itu berucap dengan nada yang sedikit mengancam. Sedangkan pemuda dengan surai biru itu hanya mengangguk dan segera masuk ke kamar mandi.
 
" kamu anak baru kah?" Suara bariton pemuda itu mengalun merdu melewati telinga kiara yang membuatnya reflek mendongak. Kiara memandang pemuda itu yang menatapnya sambil menaikkan satu alisnya menunggu jawaban.
 
"I-ya, baru dateng kemaren sama temen!." Jawab kiara sambil tersenyum kikuk membuat pemuda itu ikut tersenyum dengan manis, apalagi ditambah dengan dimple yang tercetak saat bibirnya terangkat, benar-benar definisi tampan menurut kiara.
 
"Oh. Pantes baru kelihatan, kenalin aku gin. Kalau yang tadi rambut biru mirip spix macaw namanya souta!" Laki-laki bernama gin itu memperkenalkan diri dan temannya yang ia samakan dengan karakter burung macau warna biru yang ada di film.
" iya kak gin, aku kiara !" Jawab kiara sambil membalas uluran tangan gin dan menjabat tangan nya.
"Kalo gitu aku duluan ya, lagi buru buru!" Ucap gin kemudian berjalan menjauh setelah mendapat anggukan kecil dari kiara. Meninggalkan kiara setelah tersenyum cerah dihadapan kiara dan membuat kiara sedikit tertegun melihat senyum cerah milik gin.
 
Kiara tadi sempat beranggapan bahwa gin adalah orang yang kaku dan dingin sebelum gin menunjukkan senyuman indahnya tadi. 
 
Bentuk alis gin yang sedikit tebal dan menukik keatas, lalu juga tatapan mata yang tajam dan dalam membuat ia jadi terkesan dingin dan sombong. Apalagi bentuk rahang nya yang juga cukup tajam membuat wajah nya lebih terkesan garang.
 
"Kak jadi mandi kan, aku udah selesai mandinya!" Pemuda bernama souta itu tiba-tiba muncul dihadapan kiara membuatnya terlonjak kaget, dan itu juga membuat souta jadi ikutan kaget karena kiara.
 
"Eh. Iya permisi!" Ucap kiara setelah itu terburu-buru masuk kedalam kamar mandi. Meninggalkan souta yang tengah memandanginya aneh sambil menaikkan alisnya bingung.
 
"Dasar cewe aneh!" Souta bergumam setelahnya, kemudian pergi dengan berlari kecil sedikit tergesa. Semoga saja gin belum pergi dan meninggalkan  souta lagi.
 
 
 
 

Dua Sisi DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang