🔆
Zhora tampak memiringkan kepalanya bingung menatap kiara yang ada di hadapanya. Zhora tengah tidur tadi sebelum kiara dengan brutalnya membuka pintu, membuat zhora terbangun dan mendapati kiara yang...tampak berantakan.
Tangis kiara langsung pecah saat menatap zhora. Kiara menjatuhkan tubuhnya keatas kasur sambil menutupinya dengan bantal, suara isakan kiara terdengar ditelinga zhora meskipun samar.
"Lu kenapa?" Tanya zhora mencoba membuka bantal yang menutupi wajah kiara itu, namun di tahan oleh kiara agar tangisnya tak terdengar. Zhora membuang nafas berat sambil menatap kiara yang masih tengkurap sambil menutupi wajahnya.
"Diapain sama dia?" Zhora langsung menebak dengan tepat siapa pelaku yang membuat kiara sampai nangis seperti ini. Padahal tadi saat pergi kiara se excited itu terlihat dari wajah sumringahnya, tapi pulang pulang malah menangis seperti ini.
"Ngomong yuk biar bisa cari jalan keluarnya bareng!" Zhora melembutkan nada bicaranya melihat kiara yang terus terisak, zhora yakin besok pagi mata kiara pasti akan bengkak.
"Akunya bodoh zhor, aku bodoh banget!" Ucap kiara merubah posisinya jadi duduk tapi masih tetap dengan bantal yang menutupi wajahnya. Zhora tampaknya agak kesal karena itu, sehingga dengan paksa zhora menarik bantal kiara dan membuangnya disembarang tempat.
Dan itu membuat kiara semakin kencang nangisnya. Sambil duduk memeluk lututnya, kiara menenggelamkan wajahnya disana sambil merutuki dirinya sendiri.
"Bodoh banget gue bisa bisanya mikir ketinggian. Mau marah tapi aku gak berhak, anying lah si gin emang!" Racau kiara sambil mengumpati gin di ujung kalimatnya.
"Kenapa? Coba cerita biar plong pikirannya." Zhora mendekat merangkul sahabatnya yang tengah terisak itu. Kiara tak menolaknya dan memeluk balik zhora, jadi seperti teletubis.
"Aku udah berekspetasi tinggii banget, tapi pada akhirnya dijatuhin sendiri sama ekspetasi ku." Jawab kiara sambil tersengal sengal. Matanya dipenuhi air mata, dan sering kali kiara menarik ingusnya yang hampir keluar membuat zhora harus sedikit effort untuk mengambilkan tisu.
"Aku-aku pikir kak gin ngajak aku karena emang pengen keluar sama aku. Tapi....hueee." kiara tak selesai dengan kalimatnya dan malah berhambur dipelukan zhora dengan tangisan yang semakin kencang.
"Ingus lu kemana mana ra!" Komentar zhora melihat kiara yang terus terusan menarik ingusnya yang berusaha kabur.
"Sialan lu!" Kiara masih sempat ternyata mengumpati zhora yang tengah dipeluknya itu. Untung kiara tengah sedih sehingga zhora memilih untuk mengalah saja kali ini.
"Kak gin ngajak aku cuma buat ngukur baju buat si kak shanon! Dan aku cuma di jadiin model aja sama kak gin." Jawab kiara melanjutkan kalimatnya tadi yang sempat terpotong. Zhora lagi lagi membuang nafasnya pelan, kemudian tersenyum pasrah sambil menepuk nepuk bahu kiara agar lebih tenang.
"Emang dia gak ngomomg sebelumnya?" Zhora bertanya, dan hanya mendapat jawaban gelengan lemah dari kiara. Sahabatnya itu kini tengah memeperkan ingusnya pada baju zhora membuat zhora menggeplaknya pelan.
"Lagi galau masih sempet sempetnya lu rese." Omel zhora sambil menatap tajam kiara yang tak peduli dan sibuk dengan air matanya yang terus mengalir deras.
Isak tangis kiara memenuhi ruangan kecil itu, mata nya terlihat sembab dengan hidung yang memerah. Zhora hanya bisa merangkulnya dari samping sambil mengusap usap bahunya agar kiara sabar
Telinga zhora terasa kebas rasanya mendengar kiara yang terkadang mengumpati gin dalam tangisnya, namun setelah itu ia akan overthingking sendiri dan mengatakan hal yang tidak tidak .
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi Dirimu
RandomSosok argin yang membuat kiara bingung akan apa yang ada dalam fikirannya, terkadang membuat kiara merasa dicintai tapi disisi lain argin juga memperlakukan hal yang sama pada wanita lain. kiara dibuat bimbang apakah ia harus maju atau mundur...