BAGIAN 6. WAJAH TAMPAN BERKACAMATA

19 4 1
                                    

🔆

Tiga hari setelah kejadian itu, kiara sudah tak pernah melihat batang hidung seorang argin maulana yang biasanya mondar-mandir keluar masuk kamar mandi karena beser. Entah kemana pemuda dengan surai hitam kecoklatan itu sampai hilang dari permukaan.

Kiara tampak duduk pada kursi yang ada didepan kosannya, menunggu zhora yang tengah mandi sudah satu abad lamanya. Entah mandi jenis apa zhora sampai selama ini dan membuat kiara bosan menunggu. Matanya sampai berair karena dari tadi ia terus menguap.

"Lagi santai nih ra?" Pemuda dengan suara lembut itu menyapa kiara yang tengah sibuk memandangi ubin, entah kenapa sekarang sudah menjadi kebiasaan kiara memandangi ubin kosan yang terasa dingin itu.

"Ah kak harris, lagi nungguin temen mandi nih luaamaaa banget." Jelas kiara sedikit curhat kepada harris yang tengah menggaruk perutnya gatal. Bajunya terangkat sedikit memperlihatkan perut bagian bawah harris yang putih.

Kiara sedikit mengalihkan pandangan nya yang kemana mana, sambil menggaruk hidungnya yang tak gatal kiara menggeser tempat duduknya dan membiarkan harris yang berdiri duduk di sebelahnya. Tumben anak ini mau berinteraksi tanpa harus disuruh.

" kemaren yang nganter gin itu kamu ya?" Harris bertanya setelah menyilangkan kakinya sambil memiringkan sedikit tubuhnya agar bisa berbicara tatap mata dengan kiara.

"Iyah, gimana kabarnya kak gin sekarang?"  Kiara bertanya sambil menatap zhora yang sudah keluar dari kamar mandi dan berjalan kearah kiara.

Harris membuang nafas dengan berat mendengar pertanyaan kiara, itu membuat kiara jadi berfikir negatif tentang keadaan gin sekarang. Matanya memandang harris yang tengah meringis sambil menyisir rambut merah miliknya dengan tangan.

"Tenang, dia cuma demam aja. Bandel banget emang anaknya untung kamu bantuin dia!" Harris menjelaskan dengan lembut seakan tau apa yang ada di dalam fikiran kiara.

Suasana sunyi, harris maupun kiara terdiam dalam dunianya masing masing. Zhora muncul dihadapan kiara membuat kedua manusia yang tengah terduduk itu mengalihkan atensi mereka ke arah zhora dengan pandangan yang berbeda.

"Lah ini siapa lagi ra?" Zhora melontarkan pertanyaan pada kiara dengan sinis sambil menunjuk tepat didepan wajah tampan berkacamata milik harris.

"Tangan nya gak sopan banget heh!" Tegur kiara menurunkan uluran jari zhora dari wajah harris, sedangkan harris hanya bersikap santai sambil tersenyum tipis ala cowok cool.

"Jelasin dulu ini dateng darimana lagi cowo ini." Seakan tak peduli zhora tampak memasang wajah jutek dengan menatap tajam kiara dan harris secara bergantian.

"Tck, itu temen nya kak gin.tetangga kita depan sono noh! Parah kamu sama tetangga sendiri gak kenal." Jelas kiara dengan kesal sambil menunjuk kosan milik harris and the gang menggunakan dagunya.

Zhora hanya membulatkan bibirnya tanpa suara, kemudian tersenyum tipis pada harris dan masuk begitu saja kedalam kosan. Senyum canggung menghiasi bibir kiara menatap wajah harris yang tampak mengerutkan dahinya bingung. Namun, ekspresi itu berganti dengan cepat berubah menjadi gelengan kecil memaklumi sikap zhora.

"Maafin temen aku kak, dia emang rada galak!" Lagi-lagi kiara yang meminta maaf akan perlakuan kurang sopan dari zhora. Hah kini giliran kiara yang merasa menjadi mama dari zhora.

******

Siang terasa sangat terik menyengat kulit kiara yang hanya terlapisi kemeja warna hitam polos yang sedang ia kenakan. Kiara hanya bekerja setengah hari tadi karena sang bos memutuskan untuk menutup caffenya karena masalah internal.

Ia langsung berganti baju di tempat karena ia berencana akan berjalan jalan ke mall bersama zhora sang teman. Matanya sibuk memandangi kendaraan yang melewati nya begitu saja saling salip-menyalip.

Entah sudah berapa lama kiara duduk di jok motor gojek hingga ia akhirnya turun karena telah sampai pada tujuan. Kiara melepas helm,memberikan nya pada abang gojek dan tak lupa mengucapkan terimakasih dengan senyum hangat milik nya.

"Mau beli apa sih kita?" Kiara menyeletuk setelah mendekati zhora yang baru saja turun dari jok belakang motor gojek. Sambil memberikan helm yang telah dilepasnya zhora membetulkan rambut ikalnya yang terlihat sedikit berantakan.

"Gatau deh, muter aja dulu sekalian cuci mata cari cogan." Zhora berceletuk asal kemudian langsung menggandeng lengan kiara yang bebas dan menariknya masuk kedalam mall.

Agak sedikit norak mereka berdua karena baru pertama kali berjalan di mall yang benar-benar luas, bahkan mereka berdua sempat tersesat sampai mengelilingi lantai dua tiga kali. Beruntung mereka berhasil menemukan jalan keluar setelah mengintili anak remaja smp yang berjalan seperti pedemo.

Disinilah mereka akhirnya mendudukkan pantat nya pada kursi berbahan kayu dengan nuansa jepang di dalam nya. Restoran ala jepang ternyata yang menjadi pilihan mereka berdua kali ini. Meskipun seperti kambing conge mereka berhasil juga ternyata memesan makanan yang ada di daftar menu ditangan zhora.

Sambil menunggu makanan datang, tentu saja mulut mereka berdua tak henti bercerita random entah apa itu. Sambil sesekali saling memukul ketika ada beberapa candaan yang sedikit menyulut emosi.

Mata zhora beralih fokus pada sesuatu yang tidak asing diingatan nya. Sosok berhidung mancung dengan kulit putih pucat di depan sana sudah pasti sangat diingat oleh otak zhora yang tajam. Sambil sedikit memicingkan mata mencoba memfokuskan pandangan pada target, zhora menepuk pundak kiara yang tengah membolak balikkan buku menu.

"Itu bukan nya cowo itu ya?" tanya zhora tanpa menoleh kearah kiara dan tetap fokus pada laki-laki dengan setelan hoodie putih yang tengah bercanda ria dengan seorang gadis cantik berambut ungu muda.

Kiara ikut memicingkan mata kearah yang ditunjukkan zhora dengan dagu dan kode-an mata yang agak aneh. Benar itu gin, dan dia tengah duduk bersama gadis cantik yang berbeda dengan gadis yang beberapa hari lalu ada bersama gin di caffe tempat kiara dan zhora bekerja.

Mereka berdua tampak sangat romantis saling berbincang dengan ekspresi berseri-seri. Terlihat tak terlalu jauh karena hanya dibatasi oleh tiga meja diantranya. Terkadang suara tertawa gin yang khas terdengar mengalun lembut didepan wanita yang ada dihadapan gin.

"Gila banget, kamu jangan deket-deket deh sama dia!" Zhora langsung menatap kiara yang berfokus pada dua sejoli yang tengah romantisan. Kiara melihat gadis itu mencubit gemas pipi gin sambil tertawa lepas.

"Dia yang ngedeket, aku mah gak tertarik juga!" Bohong, karena kiara sekarang tengah bingung dengan hatinya yang sedikut tidak nyaman saat melihat nya. Tapi kiara akan mengabaikan nya saja tentang hal ini agar tidak menjadi panjang.

"Bagus deh kalo gitu, soalnya kelihatan redflag anaknya." Zhora bergumam membuat kiara menganggukkan kepalanya setuju dengan penilaian zhora pada gin.

Kiara mengalihkan pandangannya pada makanan yang telah sampai disajikan diatas meja nya dan zhora. Pemandangan didepan sana terlalu mengusik hati kiara yang terasa tak nyaman entah mengapa. Melihat gin yang mengusap sisa makanan di sudut bibir gadis berwajah ayu itu membuat kiara sedikit merasa aneh.

"Udah makan dulu, abis itu langsung pulang kita." Ucap zhora segera mengalihkan pandangan kiara yang selalu kearah depan sana. Beruntung karena sebelum mereka berdua menghabiskan makanannya, kedua sejoli yang terlihat tengah bermesraan itu keluar dari restoran dan tak menyadari keberadaan dari dua manusia kurcaci yang tengah memakan miso ramen.

Kiara teringat dengan ucapan harris tadi pagi bahwa gin tengah demam, tapi dia sangat mampu ya berjalan berduaan di mall dengan seorang gadis, kelihatan sehat-sehat saja lagi. Sangat meresahkan.

Dua Sisi DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang