Seminggu setelah kejadian itu berlalu, kiara sama sekali tak dari pandangan gin. Kiara seperti hilang di telan bumi bahkan zhora pun saat ditanya selalu terkesan menutupi keberadaan sahabatnya itu.
Gin menatap sendu kamar kosan kiara yang terkunci, menandakan bahwa si pemilik tengah tidak ada didalam nya. Kemarin saat gin mencoba lagi untuk menanyakan dimana kiara, kata zhora ia sudah pulang kampung untuk beberapa hari karena ada acara keluarga. Dan keesokan harinya pun zhora juga menyusul, hingga kosannya jadi tak berpenghuni begitu.
"Ngapa lu galau?" Arion duduk disebelah gin sambil membawa secangkir kopi yang baru saja ia buat. Si maniak kopi ini tidak bisa hidup sehari saja tanpa minuman berkafein itu.
"Gaada!" Jawab gin sambil memalingkan wajahnya dan lebih memilih menatap tong sampah yang ada di depannya itu. Arion tampak menghela nafasnya setelah menyeruput kopi panas nya itu.
Saat mendengar cerita dari souta tentang perang dingin yang terjadi antara gin dan kiara membuat arion jadi merasa ikut bersalah pada kiara yang terlihat lugu dan polos itu. Kenapa ia harus dipertemukan pada gin yang bahkan tidak peka pada perasaan nya sendiri.
"Kiara gabisa di hubungin?" Tanya arion lagi membuat gin hanya bisa menggelengkan kepala lemah. Arion sampai bingung sebenarnya mereka pacaran gak si?
"Kenapa ngerasa sedih kalau kiara gak bisa dihubungin? Kan dia bukan siapa siapa lu." Ucapan arion membuat gin langsung menatap tak suka arion. Tatapan sinis gin mampu membuat arion bergidik ngeri.
"Kita temenan!" Jawab gin membuat arion lagi lagi menghembuskan nafas jengah, memang kalau soal tidak peka gin adalah juara satunya tiada lawan tandingan.
****
Kiara menghembuskan nafas lega setelah berhasil sampai dengan tenang dan dapat mendudukkan kembali pantat nya pada kasur di kos-an kesayangannya ini.
Setelah dua hari pulang kampung karena acara nikahan saudaranya, akhirnya dia balik juga ke kosan karena besok adalah hari senin dan ia harus kembali bekerja. Zhora pun tampak menyandarkan punggungnya pada tembok karena lelahnya perjalanan.
"Gila cape banget!" Keluh zhora sambil mengipas ngipas wajahnya dengan tangan karena gerah. Bahkan ini masih jam sembilan dan udara di perkotaan sudah terasa pengap seperti ini, berbanding terbalik dengan desanya.
"Siapa suruh malah ngikut pulang." Sindir kiara pada zhora. Pasalnya saat ia berada di desa tiba tiba zhora sudah ada di depan rumah nya sambil cengengesan. Katanya 'gaasik aja dikosan sendiri kek orang ilang' begitu lah yang waktu itu zhora ucapkan pada kiara.
"Kita kan bespren ra!" Jawab zhora sambil mengaitkan kedua telunjuknya dengan wajah yang menyebalkan dimata kiara.
Kiara berdiri dari duduknya, teringat dengan paket yang beberapa hari lalu ia pesan sebelum pulang ke kampung, Seingatnya ia titipkan pada rion kemarin. Dengan langkah kecil kiara berjalan memakai kembali cardigannya dan keluar dari kosan, sambil sedikit berharap agar tidak bertemu dengan gin terlebih dahulu.
"Kak rion!" Panggil kiara sambil sesekali mengetuk pintu kosan yang tertutup itu, seketika suara chaos yang tadi sepat terdengar berhenti dan suara kenop pintu terdengar.
"Eh, dah balik ra? Mau ngambil paket ya?" Tanya rion dan langsung dijawab anggukan oleh kiara. Lega rasanya saat melihat kiara tersenyum cerah lagi, semoga saja suasana hatinya hari ini tidak dirusak lagi oleh temannya yang tidak peka itu.
Rion tampak masuk kembali kedalam mengambil paket yang beberapa hari lalu dititipkan oleh kiara. Dan sekarang kiara tengah duduk bersenandung kecil, menunggu arion yang tampaknya lupa menaruh dimana paket kiara berada.
"Ra.." sapaan itu membuat kiara terkejut dan langsung menoleh ke sumber suara. Gin dengan mata berbinar tersenyum cerah mendapati kiara setelah sekian lama menghilang. Berbanding dengan kiara yang tampak tersenyum canggung dan bingung harus melakukan apa.
"Kemana aja kamu selama ini?" Tanya gin menarik lembut lengan kiara membuatnya reflek berdiri. Gin tampak menggenggam erat tangan kiara sambil tersenyum indah, senyum yang beberapa hari ini tak kiara lihat lagi karena takut.
Takut jatuh semakin dalam, dan takut bahwa rasa yang masih ia pertanyakan ini semakin membesar dan berakhir kecewa. Kiara hanya bisa menanggapi sambil tersenyum canggung dan mencoba melepaskan genggaman dari gin itu.
"Ada urusan keluarga kak, jadi pulang bentaran!" Jawab kiara mencoba biasa saja, ia akan mencoba bersikap seperti gin yang menganggap semua bukan hal besar. Meskipun sepertinya akan sulit dengan kepribadian kiara yang yahh begitulah.
"Kenapa gak bilang bilang si? Aku takut kamu marah sama aku tau!" Keluh gin dengan menampakkan wajah kesalnya. Cukup membuat kiara terkejut karena selama ini gin belum pernah menunjukkan sisinya yang seperti ini.
"Kenapa marah, kak...gin gak salah kok." Ucap kiara kemudian sedikit menepis tangan gin yang berusaha memegang kepalanya, ia harus lebih memberikan perlindungan ekstra pada dirinya agar tidak baper.
Arion muncul di waktu yang tepat dan langsung melepas genggaman gin pada kiara dengan menarik tangan kiara dan memberikan paket yang sudah ia bawa itu.
"Ini paket kamu, maaf tadi aku lupa naroh nya dimana jadi lama." Ucap arion merasa tidak enak karena harus menyuruh kiara menunggu lama, apalagi sampai bertemu dengan gin begini. Ia bisa melihat perubahan raut wajah kiara yang tampak bingung dan canggung itu.
"Iya gapapa, yaudah aku permisi dulu kak rion, kak gin." Pamit kiara setelah menerima paket nya dan langsung pergi begitu saja meninggalkan gin yang bahkan belum selesai ingin mengeluh pada kiara karena tidak bisa di hubungi.
Arion memandangi punggung kiara yang menghilang di balik pintu, lalu berpaling menatap gin yang tampak kecewa karena kiara pergi begitu saja. Arion sampai bingung dengan jalan pemikiran milik gin itu, sebenarnya apa yang ada dalam otaknya sampai tidak sepeka itu.
Sikapnya yang ia tampakkan seperti ini terliat seperti orang yang memang jatuh cinta dengan kiara, tapi kalau ditanya ia hanya menganggap kiara sebagai teman. Jadi apa konsep yang dianut oleh gin dalam otaknya itu? Arion sungguh bingung.
"Apa lihat lihat?" Sewot gin mendapati arion yang menatapnya aneh. Agak sedikit membuat gin merinding karena arion adalah tipe orang yang memiliki tatapan yang dalam. Tatapan yang bisa membuat anak gadis meleleh sangking dalamnya, padahal menurut arion mah dia natap begitu karena matanya minus.
"Biasa aja kali, mana tadi gula nya?" Tanya arion, karena alasan gin tadi keluar adalah karena arion menyuruhnya membeli gula. Gin menunjukkan gula yang ada didalam kresek hitam yang ia tenteng.
"Udah sana masuk!" Perintah arion sambil mendorong pundah gin agar gin segera masuk ke kosan, didalam ada souta yang tadi sempat bermain uno dengan arion dan tengah menunggu arion. Makanya tadi saat kiara datang kiara mendengar suara chaos karena souta yang kalah berkali kali dari arion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi Dirimu
De TodoSosok argin yang membuat kiara bingung akan apa yang ada dalam fikirannya, terkadang membuat kiara merasa dicintai tapi disisi lain argin juga memperlakukan hal yang sama pada wanita lain. kiara dibuat bimbang apakah ia harus maju atau mundur...