BAGIAN 7. MEMANDANG SEMU RINTIK HUJAN

14 4 0
                                    



🔆



Kiara memandang semu rintik hujan yang tengah berjatuhan memercikkan air pada wajah kiara. Ia tengah duduk sendiri di gazebo taman dengan baju yang cenderung lumayan tipis jika digunakan saat hujan begini.

Entah karena apa tadi kiara sampai duduk galau ditaman sebrang kosan nya, kiara juga sedikit bingung akhir-akhir ini pikiran nya terasa tak karuan tanpa tau penyebab nya apa. Disisi lain kiara juga merasa ada yang aneh pada dirinya jika tak sengaja bersisipan dengan gin. Entahlah rasanya lebih baik menghindar saja.

Tanganya ia tadahkan keatas sambil menampung tetesan air hujan yang mulai sedikit mereda. Matanya tak henti menatap kubangan air yang terus membentuk gelombang karena terus dihantam air hujan.

"Kamu ngapain disini?" Tubuh kiara menegang mendengar suara yang beberapa hari ini ia hindari entah kenapa, jantungnya berdebar tapi juga ada sedikit rasa nyeri disana. Matanya menatap ragu pemuda yang tengah membawa payung disampingnya itu.

"Kurang kurangin kak muncul tiba tiba gitu, aku kaget!" Tegur kiara dengan nada yang sedikit sinis. Kiara juga tak tau entah mengapa dia merasa kesal pada gin dan berbicara dengan nada yang tidak mengenakkan.

Gin tampak terdiam mendengar nada bicara kiara yang sedikit nyolot, gin hanya bergeming dan spontan ikut masuk kedalam gazebo duduk bersila disamping kiara yang tengah memeluk lututnya itu.

"Kamu lagi bad mood kah?" Tanya gin melihat wajah kiara yang tertekuk. Tangannya secara reflek membuka jaket yang dikenakan dan menyampirkan jaket itu pada kedua pundak kiara yang sedikit bergetar kedinginan.

Kiara tampak hanya menerima dengan pasrah, seperti malas untuk berbicara apapun kepada gin. Bahkan kiara sama sekali tak memandang gin yang ada disebelahnya dan malah sibuk mengusap tangan nya yang basah karena air hujan menggunakan jaket gin, sedikit kurang ajar :)

"Kamu kenapa? Temen mu nyariin tuh. Hp nya gak dibawa lagi." Gin melontarkan pertanyaan lagi setelah sekian lama ternyata kiara tidak juga membuka mulut untuk menjawab pertanyaan gin tadi.

"Hp aku lowbat!" Jawabnya singkat memudian membetulkan letak jaket gin yang melorot dari bahunya. Yah dari pada dia harus sakit dan bolos kerja karena kedinginan, lebih baik memerima bantuan gin.

"Aku ada salah kah sama kamu?" Gin kembali bertanya seperti tak ingin menyerah saat kiara hanya mendiamkannya saja. Diamnya kiara membuat gin bingung dengan apa yang ada dalam fikiran kiara kini, gin bingung harus berbuat apa agar kiara mau menjawab pertanyaan nya.

"Kak gin gaada salah kok, emang akunya aja yang lagi sumpek hari ini!" Kiara menjawab setelah beberapa detik terdiam. Ia menghela nafas berat dan mencoba untuk tidak berlebihan dengan apa yang dia rasakan saat ini, lagi pun ini bukan salah gin kan? Jadi mengapa juga ia harus bersikap kelewatan seperti itu terhadap gin.

"Kamu kenapa? Cerita aja gapapa." Ucapan gin ditelinga kiara hanya seperti angin lalu yang terabaikan, kiara hanya mampu menggelengkan kepalanya lalu beranjak dari duduknya. Sambil memakai sandalnya, kiara menarik nafas berat kemudian tersenyum sedikit memaksa menatap gin yang tengah kebingungan.

"Udah sore, kita pulang aja yuk!" Kiara langsung berjalan duluan tanpa menunggu gin yang tengah terburu-buru mengejar langkah kecil tapi cepat kiara. Ya walaupun kaki gin sempat tersandung dan jempolnya terasa nyeri, gin menahannya dan mencoba mensejajarkan langkahnya dengan kiara.

******

Zhora menatap lelah kiara yang terlihat seperti cucian kotor, tergelempar dilantai sambil menutupi bagian wajahnya yang sudah terlihat kucel itu karena belum mandi. Sambil meletakkan piring bekas makan miliknya ke wastafel, zhora menghampiri kiara yang terlihat seperti tak bersemangat hidup itu.

"Kamu kenapa si? Keknya beberapa hari ini kamu kelihatan galau gitu."zhora bertanya pada kiara yang tengah mendudukkan tubuhnya setelah zhora bertanya. Wajahnya tampak murung dengan bibir yang di lengkungkan kebawah, kenapa anak ini seperti ini?

"Gatau, kek tiba-tiba galau aja gituloh. Tapi aku gak ngerti apa penyebab yang bikin aku galau kek gini." Kiara menjawab dengan nada yang lesu. Sambil menarik nafas panjang zhora menepuk pundak kiara yang tengah memainkan kuku pada jari tangan nya itu.

"Udahlah jangan sedih-sedih, ayuk lah kita jalan-jalan aja muterin kota gimana?" Zhora tampak berusaha mengalihkan suasana hati kiara yang tampak tidak baik itu. Dan benar mata kiara pun tampak berbinar saat zhora bilang akan mengajak jalan jalan.

Dengan wajah yang tiba tiba berubah berseri kiara dengan semangat merapikan rambutnya yang acak-acakan tadi, kemudian segera mengambil handuk untuk mandi sore. Apakah ternyata kiara dalam mode suntuk makanya ia butuh healing?

"Cepet banget tuh anak perubahan mood nya, suka banget keknya kalo di ajak kelayapan emang." gumam zhora sambil menggelengkan kepalanya heran.

*****

Kiara mulai menyesali ajakan dari zhora tadi yang mengajaknya berkeliling menaiki motor. Pasalnya kini kondisi rambut kiara yang awalnya tertata rapi dengan cepol warna pink kini sudah tidak berbentuk lagi. Tolong zhora kalau mau menyapa malaikat maut jangan mengajak nya juga, hampir melayang rasanya nyawa kiara menjadi penumpang dari gadis pemilik rambut ikal itu.

Kiara terduduk lemas di kursi panjang kedai sate milik seorang wanita lansia bersama putranya mungkin,terlihat masih cukup muda dan tengah mengipasi sate yang dibakarnya. Sebenarnya itu juga salah satu faktor yang membuat kiara dan zhora akhirnya membelokkan setirnya mampir ke kedai itu.

Kiara memperhatikan zhora yang tengah memesan dua porsi sate ayam bersama dua gelas teh manis hangat. Ia membuka ponselnya dan mendapati pesan dari pemuda bernama 'kak rion' .

'Kamu besok sore sibuk nggak?' Pesan yang tertera membuat alis kiara mengerut bingung melihat isi pesan yang rion kirim.
Sebab rion hampir sama sekali tak pernah mengechat atau bahkan sampai menelpon nya, kecuali kalau bertanya tentang motor milik ibu kos yang sering ia pinjam untuk pergi kewarung.

Sekarang pun sebenarnya kiara dan zhora juga tengah meminjam motor milik ibu kos. Untung saja, mereka memiliki ibu kos yang cukup baik dan ramah, dengan catatan  kalo bayar kos nya tepat waktu baru ramah.

Dan akhirnya setelah menunggu hampir lima belas menit sambil menggibahi ibu-ibu bercelana macan, dua porsi sate dan teh manis hangat yang zhora pesan datang juga. Membuat kiara yang menatapnya menelan ludah tak sabar memakannya, aroma khas nya memang benar benar menggoda.

Suasana menjadi senyap antara keduanya yang tengah sibuk melahap makanan dihadapan mereka. Baik kiara maupun zhora hanya diam sambil menikmati sate dengan rasa yang enak di lidah.

Kiara melirik kembali ponselnya yang kembali berbunyi menunjukkan notifikasi pesan dari orang yang sama.
'Kalo enggak bilang ya, ada hal penting yang mau aku omongin!' Pesan rion membuat mata kiara membulat terkejut.

Sebenarnya ada apa dan kenapa anak ini? Kenapa rion yang terlihat dingin itu malah tiba'tiba mengirimkan pesan mengejutkan yang membuat kiara berfikir keras.


Dua Sisi DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang