🔆
"Woy, jangan ngelamun itu dibersihin dulu!" Kiara tersentak mendengar teguran dari teman satu sift nya. Matanya berkedip cepat menyadari bahwa ia tadi tengah melamunkan hal yang membuatnya kembali bersemu merah.
Kiara tersenyum canggung sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal itu, lagi lagi ia ditegur oleh rekan kerjanya karena dirinya yang beberapa kali ketauan melamun dan terlihat tidak fokus dalam bekerja. Padahal, biasanya kiara tergolong manusia rajin yang sangking rajinnya sampai sedikit over saat bekerja.
"Kamu kenapa sih hari ini? Keliatannya lagi banyak pikiran, tapi senyun-senyum." Kak riki, salah satu rekan kerja yang waktu awal menjadi senior yang membimbingnya itu tampak penasaran dengan juniornya yang kelihatan aneh malam ini.
Ya bagaimana tidak terlihat aneh, dalam keadaan sendirian duduk di kursi depan barista, kiara tampak sesekali tersenyum sendiri tanpa sebab. Mana sekarang keadaannya sudah hampir jam tiga dini hari, dan para pelanggan sudah terlihat mulai sedikit. Riki hanya ngeri kalau tiba-tiba kiara kesambet setan.
"Gapapa kak, cuma lagi keinget sama rubah yang lagi tidur! Lucu ehehe." Kiara beralibi membuat riki menyipitkan matanya curiga. Masa cuma gara-gara inget rubah tidur sampe senyum-senyum creepy begitu?
"Beneran kamu? Merinding tau liat kamu senyum-senyum sendiri. Malem malem lagi, aku kan ngeri kamu kesambet." Ucap riki sambil bergidik ngeri membayangkan kalau kiara benar-benar kesambet karena kebanyakan melamun.
"Ya enggak atuh kak!" Kiara menggelengkan kepalanya cepat ikutan ngeri kalo dia tanpa sadar kesambet, kiara jadi ikut membayangkan mendengarkan omongan dari riki tadi.
Senyap, setelah percakapan sebentar itu tadi mereka berdua tampak diam sambil memperhatikan beberapa teman mereka yang juga ikut sift malam. Sebentar lagi pergantian sift dan kiara harus pulang pastinya untuk istirahat.
Tapi ada satu hal yang membuat kiara kepikiran dan membuat ia mengerutkan dahinya. Bagaimana cara ia pulang di jam tiga seperti ini? Pasti gojek online pun bakalan susah juga. Ini pertama kalinya kiara mendapatkan sift malam dan membuat ia sedikit ovt seperti biasa.
****
Kiara celingak-celinguk melihat keadaan diluar cafe yang tampak sepi, pengunjung terakhir sudah pergi bebepa menit lalu dan sekarang waktunya kiara untuk pulang. Matanya tertuju pada ponselnya yang tengah membuka aplikasi gojek, kiara cukup sebal karena belum juga mendapatkan driver.
"Kamu belum pulang ra?" Riki muncul dibalik pintu menatap kiara yang tengah duduk dikursi depan cafe sambil mencebikkan bibirnya kesal menatap ponsel.
"Belum kak, nunggu ojol dari tadi nggak ada yang konfirmasi!" Adu kiara setelah melihat riki yang ikutan duduk di sebelahnya.
"Mau bareng gak?" Riki menawarkan tumpangan membuat kiara langsung menoleh ke arah riki. Bukannya sombong, tapi kiara adalah orang yang suka overthinking dan pikirannya selalu kemana-mana. Apalagi untuk sekelas riki yang tidak terlalu dekat dengan nya dan alasan utamanya karena riki laki-laki.
Tapi kiara cukup susah untuk hanya sekedar berucap tidak pada seseorang. Kiara sampai diam sejenak hanya untuk berfikir bagaimana cara berucap tidak pada riki yang terlihat menantikan jawaban dari kiara.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, sepertinya keberuntungan tengah berpihak kepadanya sehingga kiara bisa dengan lega menolak riki dengan alibi yang kuat. Ia menatap gin yang tengah berhenti di depan cafe sambil melambaikan tangan nya pada kiara.
"Maaf ya kak, keknya kak gin jemput aku deh!" Kiara dengan pd menarik lengan gin dan berpamitan kepada riki yang menatapnya sedikit kecewa karena tawaran nya di tolak secara mentah-mentah.
Sedangkan gin yang tadi niatnya hanya akan menyapa jadi sedikit terkejut karena tiba-tiba lengan nya di gandeng oleh kiara, dan mengatakan kalau kiara akan pulang bersamanya karena ingin menolak laki-laki di depannya itu.
"Ah iya bro, maaf ya!" Gin secara reflek mengikuti alibi kiara dan menggandeng tangan kiara ke motornya. Kemudian dengan sadar membiarkan kiara menaiki jok motornya, segera meninggalkan cafe dan laki-laki tidak ia kenal itu.
*****
"Maaf ya, kak gin jadi kepaksa nganterin aku pulang." Kiara berucap setelah beberapa lama sama-sama saling diam. Rasanya agak lancang tiba-tiba menggandeng tangan gin dan bilang pada riki bahwa dia pulang bareng gin.
Tapi kiara tadi terlalu bingung bagaimana cara menolak riki yang menurut kiara terlalu beresiko jika ia pulang bareng riki, apalagi banyak desas-desus tentang sifat riki yang cukup membuat kiara makin ovt kalau bareng pulang bersama dia.
"Gapapa ra, aman aja sama aku. Kosan kita kan juga ditempat yang sama." Gin menjawab sambil membuka helm miliknya, mereka sudah sampai pada kosan jam empat tepat. Suasana tampak sepi karena mungkin kebanyakan orang masih tertidur di jam-jam itu.
"Makasih ya kak gin aku masuk kosan dulu." Ucap kiara berterima kasih pada gin yang saat ini tampak merapikan rambut hitam nya yang berantakan akibat memakai helm. Gin mengibas kibaskan rambut hitam-nya sambil menunduk sehingga memperlihatkan belahan rambutnya dan menguakkan bau harum manly yang langsung menyapa indra penciuman kiara.
"Eh tunggu dulu, ini buat kamu aja. buat sarapan!" Gin menyodorkan seporsi sate ayam yang di bungkus dengan kertas minyak. Kiara sedikit kaget tapi juga tak menolak, rejeki mah gaboleh di tolak kan?
"Lah terus kak gin nya gimana, yang lain?" Dengan perasaan sungkan kiara menanyakan si pemberi, ia khawatir kalau gin malah merelakan sarapan paginya untuk nya.
"Aman aku udah beli kok, kebetulan aku lupa kalo di kosan sendirian nanti tapi malah beli dua. Jadi dari pada mubazir sih." Jawab gin membuat kiara mengangguk kecil paham.
Syukurlah kalau jawaban gin seperti itu, kiara akan memakan sate pemberian gin dengan tenang jika begitu. Karena sudah dipastikan ia akan rebahan seharian karena lelah bekerja, dan mungkin dia akan malas sekali untuk sekedar memesan dan berjalan untuk mengambil makanan apalagi memasak. Pasti kiara akan memilih untuk bobo cantik saja.
"Makasih ya kak gin! Sekali lagi maaf ngerepotin." Kiara berucap lagi, masih merasa tidak enak dengan yang tadi.
"Iyaah aman, kek sama siapa aja kamu. Santai aja!" Gin tersenyum kemudian tangan nya bergerak mengusap rambut kepala kiara yang sedikit kusut akibat cara menyetir gin yang membuat dengkul lemas.
"Yaudah aku masuk dulu ra!" Ucap gin kemudian melambaikan tangan nya setelah membuka pintu kosan miliknya lalu masuk, meninggalkan kiara sendirian yang tengah mengontrol jantungnya yang berdetak tak karuan. Tak adil sekali gin ini, usapan nya tadi membuat kiara benar-benar merasa meleleh,menyublim,menguap dan meng meng lainnya.
"Khmmm...gimana pacarannya?" Suara zhora terdengar membuat kiara reflek menoleh dan menatap zhora dengan tatapan sinis.
"Biasa aja atuh natap nya, kalem...kalem!" Zhora merinding pagi buta begini melihat lirikan tajam kiara yang terlihat seperti ingin memakan orang. Tampang galak kiara itu juga di dukung dengan alis nya yang tergolong tebal, jadi semakin terlihat galaknya. Padahal ma orangnya introvert parah sampai apa-apa pun harus ngajak temen.
"Dah ah permisi, aku mau makan sate ayam. Tapi karena kamu julid jadi aku gak mau ngasih!" Ucap kiara sedikit menyenggol bahu zhora yang ada di tengah pintu sambil melipat tangan nya diatas dada.
"Loh he kok gitu? Gajadi julid deh, kiara yang cantik, baik hati, dan tidak sombong. Bagi dong satenya!" Zhora mengekor kiara yang tengah berjalan mengambil mangkok .
"Gak mau wle!" Kiara berucap sambil mengacungkan jari tengahnya pada zhora dan membuat zhora kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi Dirimu
De TodoSosok argin yang membuat kiara bingung akan apa yang ada dalam fikirannya, terkadang membuat kiara merasa dicintai tapi disisi lain argin juga memperlakukan hal yang sama pada wanita lain. kiara dibuat bimbang apakah ia harus maju atau mundur...