BAGIAN 3.SEKALENG KOPI DINGIN

17 5 0
                                    

    

🔆



    Matahari tampak condong kebarat dengan cahaya senja kemerahan. Kiara mengelap peluhnya dengan lengan kaos yang ia gunakan sebagai pelayan magang salah satu caffe yang cukup terkenal. Sedangkan zhora ia menjadi barista di tempat yang sama dengan kiara.

    Jam kerjanya sebentar lagi selesai, ia berberes sebentar sambil menunggu zhora yang tengah menyelesaikan satu pesanan pelanggan. Sambil duduk bersandar pada kursi kiara mengamati zhora yang tampak kuwalahan saat membuat hot mocca latte. Beruntung ada kakak senior yang mendampingi zhora.

     Lonceng kecil diatas pintu caffe berbunyi, menandakan bahwa ada pelanggan yang harus dilayani. Kiara tampak santai karena jam kerjanya sudah habis lima menit yang lalu, dan zhora pun juga tengah berberes setelah menyelesaikan hot mocca lattenya.

    Sorot mata tajam yang kiara kenali muncul dibalik pintu. Gin bersama sosok wanita cantik dengan rambut pirang sepunggung, warna kulitnya putih kemerahan tampak terlihat sangat anggun dan menawan. Mereka tampak terlihat berjalan sejajar sambil sesekali tertawa entah karena apa, sangat terlihat akrab.

    Kiara tampak acuh dan lebih berfokus pada ponsel yang di genggamnya, menyelami media sosial yang ternyata cukup membosankan bagi kiara. Namun, anomali dihadapan nya itu membuat kiara mengalihkan pandangan nya dan menatap gin yang terlihat sesekali membenarkan poni gadis dihadapannya yang menutupi mata.Cukup menggelikan sebenarnya dimata kiara yang sudah menjomblo sejak lahir.

" hayuklah pulang!" Zhora bersuara setelah kegiatan beres-beresnya tadi, dan sekarang tengah menenteng tas selempang putih miliknya. 

  Melihat zhora yang sudah siap untuk pulang, kiara segera mengantongi ponsel ditangan nya lalu berdiri dan juga memungut tas miliknya yang terjatuh. Kiara melirik gin sebentar, ia bersyukur karena gin tak melihatnya apalagi menyapanya. Akan terasa canggung sepertinya jika gin melihatnya saat ini. Posisi gin yang membelakangi kiara membuat hanya kiara saja yang mengetahui gin.

   Kiara berjalan melewati gin tanpa menoleh sedikit pun agar gin tidak menyadari kehadiran dari kiara yang ada ditempat itu juga. Tempat ini terlalu ramai untuk kiara yang susah bergaul dan introvert parah. Ia juga bakalan bingung nantinya kalau kiara menyapa dan gin malah cuek.

"Kiara. Kiara kan?" Suara bariton milik gin menyapa kiara yang hampir menyentuh pintu keluar, membuat kiara dengan berat menoleh sambil tersenyum canggung pada gin yang ternyata malah berjalan mendekatinya.

    Sambil sedikit bergeser agar tidak menghalangi pintu caffe, kiara menyapa balik gin dan membuat zhora yang ada disampingnya kebingungan. Suasana aneh macam apa ini? Sepasang kekasih menghampiri kiara, sedangkan kiara sendiri malah tampak kebingungan. Mungkin itu yang ada didalam fikiran zhora saat ini.

"Kamu kerja disini toh? Eh iya kenalin, ini shannon temen aku." Gin membuka obrolan setelah sekian detik saling terdiam. Kiara dan zhora tampak terkejut dengan pernyataan gin yang menekan kan bahwa gadis disampingnya hanyalah sebatas teman.

    Bagi kiara dan zhora yang sudah terbiasa hidup di kampung, hal yang dilakukan gin pada shannon tadi adalah hal yang cukup aneh jika hanya berteman saja tanpa ada melibatkan perasaan. 

" iya kak gin, ini mau pulang." Jawab kiara sambil melirik wajah menawan shannon yang terlihat sedikit tidak nyaman dengan kondisi ini. Sedangkan zhora hanya bisa mengerutkan dahi bingung dengan apa yang ada dihadapan nya saat ini. 

"Mumpung ketemu nih, nanti malem bisa ikut aku gak? Aku jemput deh depan kamar kos kamu!." Pertanyaan gin barusan membuat ketiga wanita yang ada diantara gin sama sama terkejut. 

Dua Sisi DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang