HBL: kuliah?

407 42 0
                                    

Happy reading!

°°°°°°

Luna terbangun ia melihat jam sudah menunjukan pukul 8 malam, "Berapa lama aku tertidur?" Gumam nya.

"Ah, aku baru ingat aku harus cepat menyiapkan makan malam"

Dengan tergesah Luna membuat makan malam untuk nya dan Fendi, mungkin sekarang Fendi berada di kamar nya.

Luna harus memenuhi tanggung jawab nya sebagai istri, sekalipun Fendi tak suka dengan nya.

Semoga saja perlakuan nya ini membuat Fendi luluh, dan menerima keberadaan nya.

Setelah selesai semua nya, Luna berjalan menuju kamar Fendi membangun kan nya.

"Fendi, apa kau sudah makan?"

"Jika belum turunlah" Fendi hanya bergeming tak ada niat untuk bangun.

Luna menghela nafas nya, "tak apa mungkin ia masih mengantuk"

Luna pun kembali turun dan duduk di sofa sambil memainkan handphone nya.

Tak lama ia menciuk aroma harum yang semerbak, ia melihat ke belakang sudah ada Fendi yang berpakaian rapi.

Luna berlari kecil, "Apa kau tak ingin makan dulu? Lalu mau kemana kau rapi begini"

"Bukan urusan mu, dan bagaimana aku bisa memakan masakan dari orang asing?" Sarkas Fendi dan pergi begitu saja.

Luna bungkam mulut nya seakan-akan tertutup rapat tak mampu menjawab omongan Fendi.

Sungguh hati nya terasa seperti di tusuk dengan jarum tak kasat mata, setidak nya jika tidak suka bisa menolak dengan pelan?

Pikiran Luna berkecamuk, ia memutuskan memakan sendirian masakannya, dan meninggalkan nya begitu saja.

°°°°°°
Pagi hari telah datang, baru saja bangun ia sudah mendengar teriakan dari Fendi yang mungkin baru saja pulang.

Entah apa yang di lakukan manusia satu itu, "Luna!"

Luna dengan tergesah turun dan melihat Fendi yang marah tak jelas seperti orang gila mungkin ia mabuk?

"Apa kau tak becus menjaga rumah? Membersihkan rumah? Ha!"

"Bagaimana kau bisa meninggalkan alat piring di atas meja dan berantakan seperti ini, di mana mata mu?!"

"M-maafkan aku, aku tak sengaja ketiduran" jawab Luna.

"Alasan mu saja itu! Cepat bersihkan mama akan datang sebentar lagi!"

Luna membersihkan nya sambil terisak, ia tak kuat rasa nya ingin memaki-maki lelaki yang telah menjadi suami nya itu.

Terisak terasa begitu sakit, siapa pun yang mendengar nya akan merasakan nya. Selesai semua nya, Luna memutuskan untuk mandi guna menghilangkan bekas mata nya sehabis menangis.

Dan betul saja mama dari Fendi datang berkunjung, sekarang ia duduk di sofa sambil menunggu Luna membuatkan teh.

"Ma, ini minuman nya" ucap Luna.

"Makasih ya"

"Oh ya, di mana Fendi?" Tanya mama nya.

"Fendi ada di atas mungkin sebentar lagi turun"

Mama dan Luna pun berbincang-bincang kelihatan asik sekali sampai tak menyadari Fendi yang sudah duduk di samping Luna.

Ia menyimak pembicaraan dua perempuan di hadapan nya ini, menurut nya kalo di liat-liat Luna cantik.

Namun ia cepat menyadarkan diri nya, "Tujuan mama kesini buat apa?" To the point Fendi.

"Ah ya, mama ingin menanyakan, apa rumah tangga kalian baik-baik saja?" Tanya mama.

Belum sempat Fendi menjawab Luna sudah lebih dulu menjawab.

"Ya, kita baik-baik saja, ya baik-baik saja ya kan?" Luna menyenggol lengan Fendi.

Fendi pun mengangguk, "ya kita baik-baik saja"

"Syukurlah kalau begitu, oh ya mama ingin bertanya pada Luna"

"Ya?"

"Apa Luna ingin melanjutkan kuliah?"

Luna terdiam, ia bingung mau melanjutkan atau tidak.

"Bagaimana? Jika ingin melanjutkan, mama akan nanggung semua biaya nya, jadi Luna fokus kuliah saja bagaimana?"

Mendengar penawaran itu membuat Luna tergiur, kesempatan tak datang dua kali, kali ini ia harus menerima nya.

"Mau ma, mau banget!" Jawab Luna semangat.

Mama pun tersenyum, hati nya merasa lega. Luna adalah anak yang baik ia juga pintar, itu yang di ceritakan oleh bunda Luna.

Jadi Katrina tak ingin menyia-nyiakan nya, sayang sekali kepintaran Luna harus berhenti di tengah jalan.

TBC

Maapkan kalo ada typo :)

HATE BECOMES LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang