HBL: Aku cemburu?

447 36 0
                                    

Happy reading!

°°°°

Luna pun dengan semangat berjalan dan duduk di samping Dizzy, ia pikir Dizzy akan menjadi kakak tingkat nya.

"Hai" sapa Dizzy

Luna pun tersenyum, ia sedikit salting di sapa seperti itu. "ku pikir kau kakak tingkat ku?"

Dizzy tersenyum, "aku juga baru saja masuk kuliah, bisa di bilang kita seangkatan" Lun hanya mengangguk.

Ia masih perlu bimbingan Dizzy apa saja yang harus di persiapkan atau di perlukan, Dizzy pun dengan senang hati membantu Luna.

Waktu pulang pun akhir nya datang, Luna pulang menaiki transportasi umum ia tak mempunyai nomor Fendi untuk di mintai bantuan.

Salah nya juga karna tak meminta nya, sebelum balik Luna sempat mampir ke supermarket untuk membeli bahan-bahan untuk makan malam.

Hari ini tak ada yang berat namun ia merasa sesak di dada namun ia tak menghiraukan itu.

°°°°
Saat memasuki rumah ia melihat Fendi yang duduk di ruang tamu, kelihatan nya sih kaya marah gitu.

"Apa kau sudah makan?" Tanya Luna.

Tak ada jawaban, Luna pun berjalan begitu saja tanpa melihat sedikit pun ke Fendi.

"Enak banget kau bertatapan dengan orang itu" celetuk Fendi.

Luna terdiam, bertatapan? Tapi sama siapa?

"Kenapa? Cemburu?" Tanya Luna.

"Cemburu? Mimpi!" Balas Fendi.

Ia baru ingat bahwa ia menaiki ojek untuk pulang, mungkin itu yang menjadi penyebab Fendi kaya gitu.

Kalo di liat-liat sih abang ojek nya ganteng juga, 'malah lebih ganteng abang ojek dari pada Fendi' ucap Luna dalam hati.

"Serah lu dah, kalo cemburu ya cemburu aja" ucap Luna lalu berlari dengan cepat menuju kamar.

"Ya kali cemburu sama cewe modelan kek kau! Masih mending pacar ku"

Mampus. 'dongo bat jadi manusia' ucap nya dalam hati.

Luna mendengar apa yang di katakan Fendi, namun ia malas jika menyahuti akan berantem lagi. Perkataan itu juga berhasil membuat hati Luna sakit.

Kalo benar Fendi mempunyai pacar, aduh gak tau sudah.

°°°°°

Sepulang dari kuliah, Luna menyempatkan diri untuk mampir ke rumah bunda nya yang sudah lama ia tak mengunjungi.

Luna juga membawa kan buah-buahan dan makanan untuk sang bunda, ia jadi ingin cepat-cepat sampai.

"Makasih ya bang" ucap Luna.

"Sama-sama neng"

Luna pun berjalan masuk, saat masuk ia tak menemukan siapa-siapa rumah nya sepi.

"Mungkin bunda lagi jualan?" Gumam nya.

Luna menyusuri seisi ruang sambil berteriak kecil memanggil bunda nya, tak ada jawaban. Tempat terakhir adalah kamar.

"Semoga aja ada di kamar" gumam nya lagi.

"Bun, Luna datang" ucap nya lembut.

Ia melihag wanita paruh baya terbaring lemas di atas kasur, sambil menutup matanya.

Luna dengan cepat menghampiri sang bunda, "bun, bunda!"

"Dingin banget!"

"Bun, bunda! Bunda!"

Luna menelpon Fendi namun tak ada jawaban dari telpon nya, Luna pun memanggil mama Fendi. Untung saja fast respon.

Luna tak tau menghubungi siapa lagi jika salah satu dari mereka tak menjawab, ia kepalang panik.

Sebelum nya bunda nya baik-baik saja, "apa bunda gak kasih tau aku kalau punya penyakit?"

°°°°°

TBC.

Gak nyambung banget :)

Typo bertebaran!

Untuk update antara hati sabtu malam atau minggu malam gess, kalo lama berarti lagi buntu alur, hehe.

Kalo niat bakal double up :)


HATE BECOMES LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang