HBL: Jadi Rahasia

268 30 0
                                    

Happy reading!

°°°°°
Fora baru saja masuk ke ruangan Luna ia melihat Dizzy yang sedang mengelus punggung tangan Luna.

Luna sudah siuman sedari tadi, Fora ingin segera memberi tahu tentang penyakit Luna tapi ia masih belum siap.

"Dizzy" panggil Fora.

"Iya tante?"

"Ikut tante keluar sebentar" Dizzy hanya mengangguk dan mengikuti Fora dari belakang.

Kini mereka sudah berada di taman rumah sakit tersebut, mereka masih diam-diaman setelah sampai di taman.

"Dizzy"

"Iya?"

"Saya beri tahu kamu tentang kondisi Luna yang sebenarnya, tolong sampaikan pada dia, sampaikan dengan baik supaya Luna bisa menerima dengan baik, saya akan rahasia kan ini dari Fendi" begitu penjelasan Fora.

Dizzy masih senantiasa mendengar penjelasan dari Fora, tak ingin memotong omongan sampai semua nya jelas.

"Luna mengalami jantung bocor karena turuna genetik"

Dizzy tersedak dan merasa nafas nya tercekat, ia masih mencerna penuturan dari Fora.

"Jantung bocor?" Memastikan sekali lagi.

Fora mengangguk, dari wajah nya ia tak berbohong memang ini kenyataan nya, anging terasa begitu kencang menyapa kulit mereka.

Tak ada lagi yang di perlukan mereka berdua pun masuk, duduk di samping kasur Dizzy seperti tak terjadi apa-apa.

"Mama apain Dizzy?" Tanya Luna.

Fora hanya menggeleng dan pamit pergi dari sana, melihat muka Luna yang baru saja bertanya itu membuat Fora ingin menangis.

"Oh tuhan..." Gumam nya sembari terus melangkah keluar dari rumah sakit tersebut.

"Betul kan gak di apa-apain sama mama?"

"Gak, udah mendingan? Ayok pulang, kata dokter sudah boleh pulan" Dizzy menuntun Luna berjalan karena Luna masih merasa sedikit pusing.

°°°°°°°
Sesampai nya di rumah Luna, mereka melihat Fendi yang lagi duduk santai di sofa sambil menonton acara televisi.

Untung Fendi tak menyadari mereka datang jadi Dizzy merasa tenang berjalan menuju kamar Luna.

"Kamar nya berdua Fendi?" Tanya Dizzy.

Luna menggeleng, "gak, di samping nya" Dizzy pun mengangguk.

Setelah menidurkan Luna ia buru-buru turin ke bawah untuk cepat pulang, malas berhadapan dengan Fendi.

Namun usaha nya gagal, tangan nya di cekal oleh seseorang siapa lagi kalau bukan Fendi.

"Maafin aku" Dizzy menghempas kan lengan milik Fendi.

"Ayok putus" Fendi menggeleng.

"Gak, gak akan. Aku ceraikan Luna! Biar bisa bareng kamu"

"Gila, kamu sudah gila." Dizzy tak percaya dengan orang yang di hadapan nya kini.

"Aku gila gara-gara kamu" Dizzy pergi tanpa sepatah kata pun, bisa darah tinggi dia kalau terus-terusan ngomong sama, ehm mantan pacar.

Bulu kuduk Dizzy merinding mendengar kata-kata Fendi, dia gila gara-gara Dizzy.

°°°°°°
Luna tertidur setelah di antarkan oleh Dizzy, entah berapa lama ia tertidur. Kemudian ia mengecek handphone dan melihat notif dari Dizzy.

Dizzy

|Merasa sedikit baik?

Iya, emang kenapa?|

|Ada yang ingin ku bicara kan, ayok kita ke alun-alun kota sekalian jajan.

Ayok!|

Luna mengiyakan ajakan Dizzy tanpa curiga sedikit pun, lagi pula siapa yang tidak senang di ajak jalan-jalan dan menikmati aneka ragam jajanan di sana.

Luna bersiap-siap melupakan dada nya yang sedikit nyeri, ia tak sabar untuk menikmati pemandangan dari alun-alun kota.

Luna menuruni anak tangga dengan semangat, saat melihat di bawah ruangan itu terlihat sepi dengan lampu yang di matikan hanya mengandalkan cahay dari dapur.

Ia tak menghiraukan nya dan menyalakan lampu itu, saat keluar ia melihat Dizzy yang sudah datang dengan mobil nya.

Berlari kecil untuk sampai di sana, "ku kira gak bakal di jemput" baru saja Luna ingin memesan ojek.

"Aku lupa ngetik nya" Luna terkekeh.

Dan mereka pun menjalankan mobil tersebut sampai ke alun-alun kota, saat mereka sampai, mereka membeli makan terlebih dahulu lalu duduk di bangku taman.

Kini mereka duduk aura nya menjadi beda yang tadi menyenangkan sekarang menjadi tegang.

"Apa yang mau di sampaikan?" Tanya Luna.

Dizzy tersadar dari lamunan, ia menarik nafas dan menghembuskan nya.

"Ah iya, plis jangan kaget ya. Kau terkena jantung bocor karena faktor genetik" ucap Dizzy selembut-lembut nya biar nyampe di otak Luna.

"Ah, jantung ya? Iya-iya" Luna mengangguk

TBC

ini kaya buka cerita romance plis
Tapi tenang hehe

Maap banget kalo dua kali telat up, tadi malam jaringan ilang jadi gak bisa up.

Janlup votment, dadahhh

HATE BECOMES LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang