HBL: kenapa?

243 24 0
                                    

Happy reading!

°°°°°

Sedari tadi Luna merasa nyeri di dada nya, saat ini masih jam pertama ia tak bisa meninggalkan mata kuliah satu ini.

Dizzy tak hadir karena ia ikut bersama kedua orang tua nya menuju Bali, entah ada urusan apa.

Luna berusaha fokus dan mengalihkan rasa sakit nya dengan menekan kuku nya di bagian telapak tangan berharap rasa sakit nya sedikit berkurang.

Jam istirahat pun datang dengan cepat Luna menuju UKS, melupakan bekal nya yang berada di atas meja.

Untung saja UKS sedang sepi ia bisa beristirahat setelah meminum obat nya, perut nya kosong sedari pagi, pagi dia hanya memakan roti dan susu.

Saat asik memejamkan mata nya ia mendengar pintu UKS terbuka karena penasaran ia mencoba mengintip sedikit, badan terlonjak saat ada orang yang tiba-tiba muncul.

"Eh, sorry!"

"Luna? Nih bekal nya ketinggalan" Luna mengambil bekal tersebut.

"Makasih" Luna pun langsung memakan nya.

Orang itu tak langsung pergi ia malah duduk di samping Luna dan menatap nya sambil tersenyum tipis.

"Andre" Luna hanya mengangguk.

"Kenapa sendirian di UKS? Dokter nya lagi absen hari ini"

"Gapapa, pusing dikit tadi maka nya ke UKS" Andre hanya mengangguk.

"Ke kelas mau bareng? Kalo mau tunggu sini aku mau pergi beli air dulu" Luna tak banyak ngomong ia terus mengiyakan omongan Andre.

Tak lama menunggu Andre pun datang dengan sebotol air mineral dan memberikan nya kepada Luna.

Mereka pun berjalan beriringan menuju kelas dan berhasil menjadi pusat perhatian.

"Ngapain lihat-lihat? Gk ada apa-apa" tegas Andre.

Saat pulang pun mereka berjalan berdua keluar dari gedung kampus, saat berada di depan halte Luna melihat mobil Fendi dan orang nya yang berada di luar.

°°°°°°
Fendi terus saja grasak grusuk di atas kasur nya, ia terus saja kepikiran yang di sampaikan oleh kedua orang tua nya.

Fendi baru saja menerima fakta bahwa Luna memiliki penyakit jantung, entah kenapa ia merasa bersalah atas perlakuan nya terhadap Luna.

Orang tua Fendi sudah memikirkan dua kali, mungkin yang terbaik adalah memberi tahu Fendi supaya Fendi bisa menjaga Luna.

Tanpa pikir panjang Fendi langsung menghubungi teman nya yang seorang dokter berada di Amerika, untung saja ada jantung yang cocok pada Luna.

Fendi mengambil kunci dan melaju menuju kantor nya, karena sementara di pegang oleh papa nya karena masalah kemaren.

Ia mengetuk sebentar lalu masuk sedikit canggung namun Fendi tak menghiraukan nya.

"Kenapa?" Tanya papa nya.

"Fendi cuma mau kasih tau kalau Fendi sudah nemu jantung yang cocok sama Luna"

"Kerasukan apa kamu? Kok jadi baik kaya gini, papa pikir kamu bodo amat setelah tau kondisi Luna" Fendi merasa tersindir dengan omongan papa nya.

"Fendi cuma mau memperbaiki kesalahan Fendi, jantung bakal di kirim akhir bulan ini"

"Kenapa lama?"

"Fendi gak di kasih tua alasan nya pa"

"Ya sudah, keluar kamu" Fendi mendengus lalu dia berniat menjemput Luna.

Saat sampai di sana Fendi malah melihat Luna dengan seorang laki-laki membuat Fendi sedikit cemburu.

"Andre, makasih buat yang tadi, aku pergi dulu bye" Andre melambaikan tangan melihat Luna yang sedikit demi sedikit menjauh.

Saat berhadapan dengan Fendi, Luna sedikit takut dengan raut wajah Fendi yang cemberut.

"Masuk" ucap nya di ikuti oleh Luna.

"Siapa yang tadi?" Sontak Luna menengok ke arah Fendi.

"Cuma teman" jawab nya santai.

"Kemana Dizzy? Kenapa gak sama kamu?"

"Dia ada urusan sama orang tua nya di Bali"

"Ingin ke alun-alun?" Dengan kaku Luna mengangguk.

°°°°°°
Di alun-alun mereka membeli makanan Fendi yang memilih kan, tentu saja Luna bingung.

Akhir nya mereka duduk sambil melihat keramaian alun-alun kota itu, Fendi ngeliatin Luna yang lagi makan tak lupa memfoto nya diam-diam.

Menurut nya Luna itu lucu, ia baru nyadar kalau Luna lucu dan cantik kemaren-kemaren kemana ya?

"Kenapa ngajak jalan-jalan?" Tanya Luna.

Fendi tersadar dari lamunan nya, "emm, cuma mau nebus kesalahan ku kemaren" Luna merasa ada yang di tutupi oleh Fendi.

"Yakin?"

"Aku pengen ngulang semua nya, ulang dari awal, mau?" Luna terdiam.

'tiba-tiba banget' ucap nya dalam hati.

"Maafin kelakuan ku dulu, kita ulang dari awal semua nya aku janji gak bakal ngulangin kesalahan yang sama" Fendi mengankat jari kelingking nya.

"Mau" Luna menyambungkan jari kelingking nya dengan milik Fendi.

"Janji" ucap mereka bersama.

TBC

Dalam pikiran ku mereka kaya anak kecil sama bapak" 😔👊

Maaf banget baru up sekarang

Jangan lupa votment, dadahh



HATE BECOMES LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang